Mohon tunggu...
Galuh Sulistyaningtyas
Galuh Sulistyaningtyas Mohon Tunggu... Freelancer - Tyas

191910501043 S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alasan Sebuah Toko Didirikan di Suatu Tempat

22 Maret 2021   22:24 Diperbarui: 22 Maret 2021   22:30 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Begitu sering kita menemui sebuah toko atau sekadar warung kecil yang menjual berbagai barang olahan, atau barang mentah. Namun, pernahkan terbesit pertanyaan seperti "Mengapa mereka memilih menjual atau membuka toko di sekitar sini?" atau pertanyaan sepele seperti "Mengapa mereka menjual barang itu?"

            Dua pertanyaan itu terlihat sepele, dan mungkin dapat dijawab dengan mudah seperti "ya karena mereka ingin menjualnya, lagipula itu haknya" atau "karena mereka melihat banyak yang membutuhkan barang yang dijual." Dua jawaban barusan juga tidak salah, namun mari kita kaji lebih jauh lagi dengan mengambil sebuah studi kasus warung atau cafe yang menjual berbagai olahan susu untuk dijadikan minuman dan makanan untuk mempermudah pembahasan ini.

            Pertama-tama saya mengenalkan sebuah cafe sederhana yang menjual olahan susu di sekitar tempat wisata alam. Caf tersebut terletak sedikit jauh dari wisata alam yang menyajikan pemandangan perbukitan, walau demikian setiap orang yang ingin mendatangi kawasan wisata alam tersebut selalu melewati caf sederhana ini. Setelah beberapa kali mendatangi caf tersebut selalu ada pengunjung yang sekadar membeli untuk oleh-oleh dibawa pulang, atau sengaja duduk berlama-lama untuk menikmati makanan dan minuman yang dijual. Tempatnya tidak terlalu besar, namun cukup nyaman.

            Caf tersebut terletak di Jember, Jawa Timur. Jember sendiri cukup terkenal dengan keindahan alamnya, mulai dari pantai hingga perbukitan dimilikinya. Salah satu kawasan wisata alam yang cukup terkenal adalah Puncak Rembangan. Caf tersebut terletak tidak jauh dari Puncak Rembangan, hanya sekitar 1 km dari lokasi.

            Kembali kepada pertanyaan sebelumnya, jika dihubungkan dengan teori lokasi, pertanyaan tersebut dapat dijelaskan dengan rinci. Teori lokasi sendiri dikembangkan oleh Losch, dan Weber. Pertama-tama mari kita bahas dengan teori Losch. August Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi dengan segi permintaan sebagaai variabel utama. Menurutnya, lebih baik sebuah lokasi industry terletak di pasar atau mendekati pasar. Tujuannya adalah untuk menemukan pola lokasi industry sehingga diemukan keseimbangan spasial dan lokasi. Losch berpendapat bahwa dalam lokasi industri yang tampak tak teratur dapat diketemukan pola keberaturan. Teori Losch berasumsi suatu daerah yang homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Kegiatan ekonomi yang terdapat di daerah tersebut merupakan pertanian berskala kecil yang pada dasarnya ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan petani masing-masing.

            Menurut Losch (dalam Daldjoeni,1997:78) teori lokasi industri yang optimal berdasarkan permintaan (demand) sebagai salah satu alasan  melokasikan industri disuatu daerah agar  perusahaan tersebut dapat menguasai wilayah pemasarannya sehingga dapat menghasilkan paling banyak pendapatan (maximum revenue).

Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.

Dalam kasus caf susu yang berada di sekitaran wisata alam Puncak Rembangan ini seperti teori lokasi yang disampaikan oleh Weber. Hal tersebut dikarenakan di dekat wisata Puncak Rembangan ini terdapat peternakan sapi perah yang juga menjadi sebuah wisata. Para pembeli yang datang ke caf tersebut juga sebagian besar merupakan turis yang sedang berlibur ke Puncak Rembangan, dan sebagian yang lainnya orang yang sengaja datang ke caf tersebut.

Dalam kasus ini, caf tersebut memilih untuk memangkas ongkos yang digunakan untuk mendatangkan bahan baku, sehingga caf tersebut sengaja didirikan di sekitar peternakan yang sebagai sumber bahan baku. Sedangkan untuk pasar, mereka membangun pasarnya sendiri dengan adanya wisata alam Puncak Rembangan, dan juga peternakan sapi perah tersebut.

sumber foto: Google Image

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun