Mohon tunggu...
Galuh Trianingsih Lazuardi
Galuh Trianingsih Lazuardi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Forza Lazio!\r\n\r\nhttp://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Selamat Datang Diego Simeone, tapi Maaf.....

7 Februari 2012   20:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13286470351423923269

oleh Galuh Trianingsih Lazuardi © 2012 Hari Jumat dini hari (Kamis malam waktu setempat) minggu depan, Stadio Olimpico akan kedatangan seorang tamu yang cukup istimewa. Dia adalah salah satu pelaku sejarah masa keemasan Lazio sekitar satu dekade yang lalu, khususnya di musim 1999/2000 saat Penguasa Kota Roma ini merebut trbele Italia: scudetto, Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Diego Simeone, pemain lapangan tengah energetik Lazio 1999-2002 akan hadir di hadapan ultras curva nord Olimpico. Bukan sebagai pemain, kali ini dia akan berada di bench lawan dan memimpin klub BBVA, Atletico Madrid, pada leg pertama babak knock out 32-besar Liga Eropa melawan Biancocelesti. Simeone memang bukan produk Akademi Lazio seperti Alessandro Nesta, dan hanya tiga musim mengenakan kostum birulangit. Tetapi bagi ultras Lazio Simeone cukup meninggalkan kesan mendalam, karena dia adalah bagian penting dari tiga tahun penuh prestasi Lazio. Simeone Aktor Drama Inter-Lazio Saat itu Lazio sangat kuat beraroma Argentina. Selain Simeone, sebut saja Nestor Sensini, Matias Almeyda, Hernan Crespo dan playmaker Juan Sebastian Veron. Pemain kelahiran Buenos Aires 42 tahun yang lalu ini, datang ke Formello tahun 1999 ketika Lazio dibanjiri uang jorjoran Sergio Cragnotti yang membuat allenatore Sven-Goran Eriksson mampu membeli bintang-bintang mahal dunia. Setahun sebelumnya, Simeone adalah salah satu pemain Inter yang turut mengalahkan Lazio 0-3 di final UEFA Cup 1998. Simeone pula yang setahun kemudian menjadi bagian laskar birulangit yang menjungkalkan Inter 2-1 di final Coppa Italia 2000 dengan mencetak gol penentu kemenangan. Di Supercoppa Italiana tahun yang sama, Simeone juga ikut serta saat mengalahkan Inter dengan skor 4-3. Kedua gelar tadi melengkapi gelar Scudetto kedua Lazio di tahun Naga tersebut. Musim 2001/2002, sekali lagi Simeone menjadi bagian drama Inter-Lazio ketika turut mencetak gol di pertandingan terakhir melawan Nerazzurri yang memenangkan Lazio 4-2 sekaligus memupus impian scudetto Inter yang sudah di depan mata. Selain tiga trofi tersebut, Simeone juga turut memberikan UEFA Super Cup 1999 setelah mengalahkan Manchester United 1-0. Simeone memang pemain dengan berbagai trofi dari tim yang dibelanya. Selain satu trofi bagi Inter dan empat trofi bagi Lazio, pemain berjuluk Cholo ini juga memberi dua trofi Copa America serta medali perak Olimpiade Atlanta 1996 bagi timnas Argentina, dan masing-masing satu trofi juara La Liga dan Copa del Rey bagi Atletico Madrid. Pelatih Yang Sukses Simeone mengakhiri karirnya sebagai pemain di klub Argentina, Racing Club, tahun 2006 dan melanjutkan karirnya sebagai pelatih di klub yang sama selama tiga bulan saja sebelum menangani klub raksasa, Estudiantes de La Plata. Simeone pun segera mengukir prestasi pertama kepelatihannya dengan membawa Estudiantes menjuarai Liga Argentina (Clausura) juara untuk pertama kalinya dalam 23 tahun. Pencapaian ini memberinya gelar Pelatih Terbaik Argentina 2006. Setelah itu dia menangani River Plate yang juga diberinya juara Clausura tahun 2008. Gagal di musim berikutnya membawanya ke San Lorenzo, yang juga kurang berprestasi. Terakhir, Simeone mulai melatih Atletico Madrid di awal 2012 ini menggantikan Gregorio Manzano. Atletico Madrid yang terseok-seok, segera dibawanya bersinar dan saat tulisan ini dibuat, menempati posisi 7 La Liga. Yang mengesankan, Atletico Madrid di bawah Simeone tak terkalahkan dalam lima laganya, dan mencatat clean sheet, tak kemasukan satu golpun serta mencetak 8 gol. Januari 2011 Simeone sempat melatih klub Serie-A, Catania, selama setengah musim dan berhasil menyelamatkannya dari degradasi. Saat menghadapi Lazio di Stadio Angelo Massimino pada 17 April 2011, Simeone gagal membendung Lazio yang mengalahkan Catania 1-4 melalui gol Hernanes, Mauri, Floccari dan Zarate. Itulah percobaan pertama Simeone sebagai seorang pelatih untuk mengalahkan Lazio. Kini, sekali lagi dia akan mencoba menantang Gli Aquilotti kembali, kali ini datang ke Olimpico membawa Atletico Madrid. Simeone memang pernah mengungkapkan bahwa Lazio adalah klub yang paling berkesan baginya, karena empat trofi yang didapat bersamanya, juga karena fans fanatiknya yang luar biasa. Maka kini pula saatnya Lazio di bawah Reja harus memberikan “tambahan kesan” bagi Simeone, bahwa dia bisa membuat timnya menang melawan klub manapun, kecuali saat melawan Lazio. Tidak pada leg pertama di Olimpico, dan tidak juga di Estadio Vicente Calderon pada leg kedua, seminggu kemudian. Selamat datang Simeone, tapi maaf..... Lazio tetap tak dapat kau kalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun