Mohon tunggu...
Galuh Trianingsih Lazuardi
Galuh Trianingsih Lazuardi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Forza Lazio!\r\n\r\nhttp://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berhitung di Duapertiga

6 Maret 2012   20:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:25 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Berhitung Di Duapertiga
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

Derby della Capitale tiga hari yang silam tidak hanya penting bagi penduduk Kota Roma, bagi Serie-A secara keseluruhan, derby terpanas di Eropa ini juga menandai terlewatinya garis psikologis duapertiga musim 2011/2012 ini. Di titik ini memang belum dapat ditentukan siapa yang akan memenangi scudetto, tetapi di titik ini kemungkinan telah sangat dipersempit menjadi beberapa klub kandidat saja. Sangat kecil kemungkinan terjadinya lonjakan ekstrem dari papan tengah atau kejatuhan luar biasa dari papan atas.

Berhitung Di Antara Empat
Scudetto dua musim terakhir didapat dengan total poin 82 baik oleh Inter di musim 2009/2010 ataupun oleh Milan di musim 2010/2011. Musim 2011/2012 ini sama kompetitifnya dengan dua musim silan dan lebih kompetitif daripada musim lalu. Maka pada saat ini, yang berpeluang meraih scudetto adalah tim yang masih memiliki kemungkinan memperoleh nilai minimal 80 di akhir musim. Dengan 12 laga tersisa, tercatat hanya empat klub yang di atas kertas berpeluang mencapainya: Milan dan Juventus (maksimal 90), Lazio (maksimal 84) dan Udinese (maksimal 82). Kita berbicara peluang, maka dengan melihat data tersebut, hanya empat tim inilah yang masih memiliki peluang menjadi yang teratas di klasemen akhir Serie-A.

Harus diakui, dari empat tim tersebut Milan dan Juventus memiliki peluang terbesar. Dari segi konsistensi tim, keduanya mengkonfirmasi hipotesa ini. Kalaupun Lazio atau Udinese mampu menyamai poin keduanya, maka data head to head akan sangat berbicara. Lazio memiliki posisi head to head yang lebih baik terhadap Milan, tetapi lebih buruk terhadap Juventus. Sebaliknya, Udinese lebih buruk terhadap Milan dan sementara seimbang dengan Juventus. Juventus lebih baik terhadap Milan, dan Lazio sementara seimbang dengan Udinese.

Dari perhitungan tersebut maka Juventus, walaupun dengan banyak hasil seri, tetap memiliki peluang sedikit lebih besar daripada Milan. Apalagi, Juventus diuntungkan dengan tidak perlu membagi kekuatan dan konsentrasinya dengan kompetisi Eropa seperti Milan. Hanya menyisakan asa di Serie-A, Lazio mungkin saja “mengganggu” keduanya. Lazio memiliki sedikit kelebihan, hanya tinggal bermain di Serie-A. Juventus masih berjuang di Coppa Italia, sementara Milan, di samping Coppa, juga menaruh harapan tinggi di Liga Champions. Udinese juga harus membagi energinya dengan Liga Eropa.

Napoli, Roma dan Inter sebaiknya melupakan soal scudetto ini. Nilai maksimal mereka yang hanya 79, 74 dan 73 terlalu jauh untuk itu, kecuali mengharapkan mujizat. Dan mujizat tidak pernah secara beruntun terjadi di Serie-A selama 12 giornata.

Berhitung Di Zona Eropa
Suka tidak suka maka dua dari tiga jatah zona Liga Champions kemungkinan besar akan direbut Milan dan Juventus, terlepas urutannya. Satu tempat lagi akan diperebutkan secara ketat oleh Lazio dan Udinese dengan kemungkinan Napoli ikut masuk di persaingan ini. Sekali lagi, Lazio diuntungkan, karena Napoli juga disibukkan dengan Coppa dan Liga Champions. Jadi, zona Liga Champions tampaknya menjadi milik Milan, Juventus dan Lazio.

Perebutan zona Liga Eropa tampaknya akan lebih ketat. Di samping Udinese dan Napoli, Roma dan Inter masih berpeluang besar. Roma berada pada posisi lebih leluasa di samping ketiga pesaingnya karena hanya tinggal berjuang di Serie-A. Inter masih berjuang di Liga Champions. Dan kalaupun tersisih di babak perdelapan final, Ranieri harus mampu menemukan ramuan ajaib untuk mengubah determinasi timnya kalau masih ingin timnya berlaga di kancah Eropa musim depan. Saya berpendapat Udinese dan Napoli akan merenggut jatah Liga Eropa.

Peringkat 6 masih memiliki peluang untuk berlaga di Liga Eropa jika final Coppa Italia mempertemukan dua klub menempati lima besar klasemen akhir. Mungkin, Roma akan memperoleh “jatah tiban” ini jika skenario Coppa berakhir demikian.

Berhitung Usai Pesta
Lalu bagaimana peluang Lazio dari hitung-hitungan di atas? Hipotesa optimistis tentu saja Lazio merebut scudetto. Saya bukannya tidak optimistis, tetapi lebih banyak berpikir realistis. Tentu saja Lazio masih berpeluang meraihnya, semua kemungkinan mungkin saja terjadi. Maka, saya tak menutup peluang itu akan menjadi kenyataan. Tetapi saya merasa lebih rasional untuk menghitung Lazio bersaing dengan Milan untuk posisi dua, mengingat keunggulan head to head yang akan menafikkan selisih gol Rossoneri yang luar biasa. Sekali lagi, kesibukan tingkat tinggi Milan di tiga kompetisi akan membuat kalkulasi ini bukan angan-angan semata.

Eforia pesta kemenangan pada Derby della Capitale lalu usai sudah. Kini kita kembali harus menengok realitas Lazio sebagai sebuah tim. Krisis cedera yang mendera tim ini sepanjang musim, membuat Biancocelesti hampir tidak pernah dapat memasang formasi terbaiknya, kecuali saat laga pembuka melawan Milan di San Siro. Ditambah lagi dengan manajemen klub yang sangat buruk pada Mercato januari yang justru membuat tim ini berkurang kekuatannya dengan lepasnya Cisse dan Sculli yang secara kualitas tidak terkompensasikan dengan datangnya Alfaro dan Candreva. Situasi ini membuat Lazio kurang memiliki kedalaman tim, dan terpaksa menempatkan tiga hingga empat pemain Primavera di bangku cadangan di tiap laga akhir-akhir ini. Beruntung, Lazio memiliki pelatih yang sangat berpengalaman serta dihormati dan disayangi pemain. Beruntung, Stefano Mauri pulih di saat kritis dan mengembalikan keseimbangan tim. Beruntung, Lazio memiliki fans yang luar biasa, pemain ke-12 yang melengkapi kekurangan tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun