Mohon tunggu...
Galuh Trianingsih Lazuardi
Galuh Trianingsih Lazuardi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Forza Lazio!\r\n\r\nhttp://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nesta Tak Ingin Bernasib Seperti Del Piero dan Raul

21 April 2012   21:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nesta Tak Ingin Bernasib Seperti Del Piero dan Raul oleh Galuh Trianingsih Lazuardi © 2012 [caption id="attachment_183427" align="alignleft" width="300" caption="sumber foto: www.sslazio.it"][/caption] Andrea Pirlo sibuk mewacanakan kepindahan Alessandro Nesta ke Juventus Arena. Pirlo tahu persis kualitas Nesta. Dan Nesta juga tahu persis Juventus. Tetapi tanpa berpikir panjang dan menunggu proposal Si Nyonya Tua, Nesta langsung menutup sama sekali peluangnya untuk pindah ke Kota Torino. Juventus memang rival Milan, klub yang dibela Nesta dalam 10 tahun terakhir, dan rival Lazio, klub yang membesarkannya dan selalu dicintainya. Tetapi bukan hanya itu alasan Nesta, bagaimana perlakuan Juventus kepada pemainnya yang berjasa besar, tentu menjadi pertimbangan utama. Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai pahlawan-pahlawannya. Klub yang besar juga selalu menghargai jasa pemain yang berjasa. Dan ternyata Juventus bukan termasuk di antaranya. Alessandro Del Piero adalah legenda hidup Italia dan Juventus. Tak terhitung lagi jasanya bagi klub berkostum zebra ini dalam merebut berbagai trofi, dari Scudetto hingga Liga Champions, dari Coppa Italia hingga Piala Dunia Antarklub. Maklumlah, selama 20 tahun hingga kini, Del Piero tidak pernah meninggalkan Juventus. Dia telah menjadi ikon klub. Tetapi lihatlah apa yang dilakukan Andrea Agnelli. Juragan Fiat ini memandangnya tak lebih daripada faktor produksi, yang ketika tak lagi menguntungkan, harus dibesituakan atau dihapus dari pembukuan, kontraknya tak diperpanjang. Del Piero sendiri sama sekali tak menyangka hal ini akan terjadi. Kalau seorang Del Piero diperlakukan demikian, pikir Nesta, apa yang akan terjadi pada dirinya dalam satu atau dua tahun ke depan? Nesta lebih pintar dengan menutup pintu rapat-rapat. Keinginannya adalah mengakhiri karir di Lazio. Kalaupun tidak mungkin, maka mengakhiri karir di Milan bukan sesuatu yang buruk. Nesta tentu tak akan diperlakukan seperti Milan memperlakukan Maldini dan Baresi, dengan memensiunkan secara permanen jersey nomor 13. Tapi Nesta tahu, bahwa Milan adalah klub yang menghargai jasa pemainnya. Akhir Petualangan Raul Yang Bahagia Del Piero bukan seorang diri menerima kepahitan hidup ini. Dua tahun lalu, Raul Gonzales Blanco mengalami perlakuan yang sama dari Real Madrid. Kasus ini lebih mengerikan lagi. Raul membela klub ibukota Spanyol ini sejak masa yunior, sejak 1992, ke tim C, tim B dan tim utama. Sama seperti Del Piero, Raul adalah pahlawan yang berjasa memenuhi lemari trofi Real Madrid, mencetak gol terbanyak dan menjadi ikon klub. Cerita indah Raul juga berakhir pada tahun ke 20-nya merumput di Santiago Barnebeu. Dia terlempar dari skuad dengan sangat menyakitkan ke klub Bundesliga, Schalke 04. Alih-alih mengistirahatkan kostum nomor 7 sebagai penghormatan, nomor tersebut langsung diberikan kepada Cristiano Ronaldo di depan hidungnya. Raul beruntung mendapatkan Schalke 04. Walaupun cuma dua tahun di situ, Raul mengalami dua tahun yang indah di Jerman. Ketika dia memutuskan untuk pergi akhir musim ini, Raul memperoleh penghargaan yang tidak didapatnya dari Real Madrid yang telah diberinya banyak: Schalke 04 memensiunkan secara permanen kostum nomor 7 sepeninggal Raul. Sebuah pertandingan perpisahan pun telah dirancang Schalke 04 untuknya. Semoga Del Piero juga memperoleh klub yang tepat, di Amerika Serikat, atau di mana pun dia mendarat akhir musim ini. Tidak semua klub memandang pemain sebagai alat produksi semata. Milan cukup apresiatif terhadap pemainnya yang berjasa. Dan Lazio juga tidak menganut filosofi “habis manis sepah dibuang” seperti Juventus dan Real Madrid. Tommaso Rocchi bukanlah Nesta yang produk Akademi Lazio, dia justru produk Akademi Juventus. Rocchi baru berkostum birulangit sejak musim 2004/2005. Dia berjasa bagi Lazio walaupun susah untuk dikategorikan sebagai legenda Lazio dan yang pasti bukan ikon Lazio. Di penghujung karirnya, Rocchi tidak didepak Lazio. Tahun 2008 kontraknya justru diperpanjang hingga akhir musim 2012/2013 dan diberi jaminan oleh Lotito untuk suatu jabatan manajerial di Lazio setelah itu. Bangsa yang besar, klub yang besar, selalu menghargai jasa pahlawannya. Nesta Kembali Ke Formello? Nesta cukup paham akan fenomena semacam ini. Maka di telah mengambil keputusan yang tepat dengan menutup pintu bagi Juventus. Sesungguhnya Nesta adalah pribadi loyal. Nesta berada di Formello sejak masa kanak-kanak hingga memperkuat tim Lazio Primavera dan akhirnya menjadi kapten dan pujaan Olimpico. Dialah yang pernah menyandang gelar Prince of Olimpico. Tak ada pemain Lazio lain sesudahnya yang cukup melegenda untuk memperoleh predikat itu. Nesta meninggalkan Lazio tahun 2002 setelah memberikan banyak gelar bagi Biancocelesti. Saat itu Lazio terancam kebangkrutan seiring bangkrutnya perusahaan makanan Cirio dan Del Monte milik sang presiden Lazio, Sergio Cragnotti. Bintang-bintang Lazio dijual untuk menutupi hutang dan mencegah Lazio dari kebangkrutan. Terakhir, Nesta menceritakan betapa dia menyesali hari kepindahannya ke Milan, saat dia diminta segera terbang ke Kota Milano saat sedang berlatih di Formello. Bahkan, Nesta tak lagi sempat membawa barang-barang pribadinya. Nesta seorang profesional, dia tetap memberikan sepenuh kualitasnya bagi Milan dan ikut menambah koleksi trofi Rossoneri. Tetapi Nesta tetaplah seorang Laziale. Menjelang berakhirnya musim 2010/2011 dia mengungkapkan bahwa, “Walaupun kostum saya merah-hitam, hati saya tetap birulangit.” Dia sangat sakit hati kalau ada Laziali yang menganggap dirinya seorang penghianat. Nesta menyiratkan keinginannya yang kuat untuk mengakhiri karirnya di klub yang membesarkannya dan selalu dicintainya. Saat itu, Nesta sengaja mengulur waktu untuk menandatangani perpanjangan kontrak dengan Milan, agar jika Lazio menghendaki, bisa mendapatkannya dengan status bebas transfer. Apa mau dikata, Claudio Lotito bergeming tak menghendaki kehadiran Sang pangeran yang Terbuang di Formello. Setahun berselang, kini kesempatan itu terbuka lagi. Nesta kembali mengirimkan sinyal keinginannya untuk menggantung sepatu di Formello. Dukungan untuk Nesta dari ultras Lazio tak juga menyurut, Reja juga antusias menerima Nesta di skuadnya. Akankah kekeraskepalaan Lotito dan Tare berlanjut? Kita tunggu saja. Apapun yang terjadi, Nesta telah mengambil keputusan cerdas dengan menutup pintu kepindahannya ke Juventus!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun