Mohon tunggu...
Galuh Trianingsih Lazuardi
Galuh Trianingsih Lazuardi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Forza Lazio!\r\n\r\nhttp://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Klose: Kaisar di Olimpico, Senator di Formello

15 Maret 2012   20:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:00 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13318449891992493563

oleh Galuh Trianingsih Lazuardi

© 2012

Ketika Miroslav Klose tiba di Formello pada jendela transfer musim panas tahun lalu, banyak pihak yang meragukannya. Pada usia 33 tahun, Klose berada pada senja karirnya. Di Bayern Munchen, selama dua musim terakhir, Klose gagal bersaing untuk menempati posisi inti raksasa Jerman ini. Pelatih Louis van Gaal lebih memilih Gomez tau Olic untuk menempati posisi penyerang tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Atas anjuran pelatih timnas, Joachim Loew, Klose menerima pinangan Lazio untuk berkostum birulangit. Itupun setelah Klose melakukan survei tempat tinggal dan sekolah bagi kedua anak kembarnya, Luan dan Noah, barulah suami Sylwia Klose ini sepakat. Klose pun menolak perpanjangan kontrak yang disodorkan Bayern Munchen agar Lazio dapat merekrutnya dengan status bebas transfer dan bersedia menerima gaji yang lebih rendah daripada yang didapatnya di Munchen.

Mengawali karir di Kota Roma dengan motivasi utama untuk mempertahankan posisi di timnas membuat banyak orang bersikap skeptis atas masa depan Klose di Biancocelesti. Apalagi Klose belum pernah bermain di luar Bundesliga. Dan semua orang tahu, mencetak gol di Serie-A jauh lebih susah daripada di liga manapun termasuk Bundesliga. Kalangan ultras Lazio pun bersikap mendua atas nergabungnya pemain gaek ini, apalagi kehadiran Klose bersama Cisse langsung membuat pujaan Laziali saat itu, Mauro Zarate, meradang dan meminta pindah. Hanya Anderson Hernanes yang sangat antusias dan menganggap Klose akan berkontribusi sangat besar bagi tim pertama ibukota ini. Apapun itu, Klose telah membulatkan tekadnya, memboyong anak-istri ke ibukota Italia dan “berjudi” dengan karirnya.

Lahirnya Ikon Baru

Tak butuh waktu terlalu lama bagi pemain kelahiran Opole, Polandia, ini untuk menjawab semua keraguan. Tanggal 19 Agustus 2011 Klose mencetak gol pertamanya bagi Lazio pada kualifikasi Liga Eropa melawan Rabotnicki di Olimpico. Gol pertama Klose di Serie-A, yang juga merupakan gol pertama kompetisi Serie-A dibuatnya ke gawang Milan, 10 September 2011 di San Siro. Skeptisisme terhadap Klose mulai hilang. Apalagi sepekan setelah itu, Klose juga menunjukkan peranannya di luar lapangan pertandingan. Saat itu, setelah kalah 1-2 dari Genoa di Olimpico, Reja mengajukan pengunduran dirinya setelah menerima ancaman pembunuhan. Adalah Klose yang berinisiatif mengajak Rocchi dan Mauri menemui Reja dan meyakinkannya untuk tetap menjabat allenatore Lazio.

Klose mematenkan namanya sebagai ikon Lazio ketika mencetak gol kemenangan pada Derby della Capitale, 17 Oktober 2011. Apalagi sebagai selebrasinya Klose lari ke hadapan Curva Nord dan mencium logo Lazio di dada jersey yang dikenakannya. Sejak itu, Klose menjadi kesayangan ultras Lazio. Sebagai ikon, Klose akan selalu mendapatkan sambutan meriah walaupun bermain di bawah penampilan terbaiknya ataupun gagal mencetak gol. Dan Klose memang membuktikan dirinya layak menyandang gelar itu. Hingga saat ini, telah 16 gol dan 5 assists diciptakannya bagi Lazio di semua ajang. Ultras menganugrahi julukan “Kaisar” pada Klose dan sebuah ikon telah lahir dalam waktu relatif singkat.

Jatuh Cinta Pada Lazio

Berawal dari alasan pragmatis untuk mempertahankan tempat di timnas Jerman, seiring berjalannya waktu, Klose jatuh cinta pada Lazio, pada pelatihnya, koleganya dan terutama pada ultrasnya. “Inilah klub yang selama ini saya cari-cari,” ujarnya pada sebuah kesempatan wawancara. Klose juga menceritakan, bahwa hanya di Italia dia mengalami kejadian luar biasa, seorang tukang pos berlutut dan mencium kakinya saat mengantarkan surat ke rumah Klose.

Kecintaan seorang Klose pada Lazio tidak hanya ditunjukkan dengan golnya. Atas keinginannya sendiri, Klose sering ikut berlatih bersama tim Primavera Lazio, membagi keahlian dan pengalamannya kepada para pemain muda Lazio. Klose, yang belum genap semusim bersama Lazio, tercatat sebagai pemain tim utama yang paling sering melakukan ini. Salah satu “anak asuh” Klose adalah Antonio Rozzi. Klose banyak berbagi dan menyemangati Rozzi dan merekomendasikannya kepada Reja untuk memasukkannya ke tim utama.

“Senator” Lazio Yang Piawai

Akhir-akhir ini, sebuah julukan baru melekat pada Klose, “Senator”, yang bermakna sebagai orang yang mahir mewakili kepentingan pemain dan fans Lazio. Ini berawal dari kebijakan Direktur Olahraga Lazio, Igli Tare, pada mercato Januari yang gagal mendatangkan penyerang berkualitas dan justru melepas Cisse dan Sculli. Adalah Klose yang dikabarkan menemui Tare dan melancarkan kritik keras. Usai Lazio kalah 1-3 dari Atletico Madrid dan 1-5 dari Palermo, Reja bertikai dengan Tare dan berbuntut pada pengunduran pelatih tertua di Serie-A tersebut. Ditengah suasana simpang-siur, kegagalan Reja menemui Lotito, lagi-lagi Klose bertindak dengan menemui Reja untuk memintanya tetap tinggal dan menemui Lotito untuk meyakinkan sang Presiden akan pentingnya Reja bagi tim.

Kaisar di lapangan dan Senator di luar lapangan, itulah Klose delapan bulan setelah tiba di Kota Roma. Klose yang kikir berkomentar kepada media dan terkesan introvert, ternyata memang memiliki peran luar biasa di Lazio, seperti yang diramalkan oleh Il Profeta (Sang Nabi), Hernanes. Semoga saja Lotito tak tergiur keuntungan finansial dengan menjual Klose yang didapatnya secara cuma-cuma dari Munchen, karena dikabarkan beberapa klub top Rusia tertarik meminangnya musim depan.

“Saya Orang Lazio”

Lima tahun silam, ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan majalah Przeglad Sportowy, apakah Klose merasa sebagai seorang Jerman atau Polandia, dia menjawab pendek, “Saya orang Eropa.” Dua pekan lalu menjelang derby, penyiar Radio Lazio mengajukan pertanyaan yang sama pada Klose. Kali ini dia menjawab, “Saya orang Lazio!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun