Mazhab Keynesian, yang dikembangkan oleh ekonom Inggris John Maynard Keynes pada awal abad ke-20, telah menjadi salah satu pilar utama dalam teori ekonomi modern. Teori ini muncul sebagai respons terhadap Depresi Besar pada tahun 1930-an, yang menunjukkan bahwa pasar tidak selalu dapat mengatur dirinya sendiri dan bahwa intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Prinsip dasar dari mazhab ini adalah bahwa permintaan agregat jumlah total barang dan jasa yang diminta dalam perekonomian adalah faktor kunci dalam menentukan tingkat output dan lapangan kerja.
Keunggulan utama dari mazhab Keynesian adalah kemampuannya untuk menjelaskan fluktuasi ekonomi dan memberikan solusi praktis untuk mengatasi resesi. Kebijakan fiskal, seperti peningkatan pengeluaran pemerintah dan pengurangan pajak, menjadi alat utama dalam mendorong permintaan agregat. Namun, meskipun memiliki banyak keunggulan, mazhab Keynesian juga menghadapi kritik yang signifikan, baik dari segi teori maupun praktik. Dalam tulisan ini, kita akan membahas keunggulan mazhab Keynesian, diikuti dengan kritik yang objektif dan berbasis data, serta saran untuk perbaikan.
Keunggulan Mazhab Keynesian
1. Penanganan Pengangguran
Salah satu keunggulan utama dari mazhab Keynesian adalah kemampuannya untuk menjelaskan dan mengatasi masalah pengangguran. Dalam situasi resesi, ketika permintaan agregat menurun, Keynesian berargumen bahwa pemerintah harus meningkatkan pengeluaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Data historis menunjukkan bahwa selama krisis keuangan global 2008, banyak negara yang menerapkan stimulus fiskal berdasarkan prinsip Keynesian, yang membantu memulihkan ekonomi mereka. Misalnya, paket stimulus yang diterapkan di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai American Recovery and Reinvestment Act, berhasil menciptakan jutaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Peran Pemerintah dalam Stabilitas Ekonomi
Mazhab Keynesian juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatur siklus ekonomi. Dalam pandangan Keynesian, intervensi pemerintah dapat membantu mengurangi dampak negatif dari siklus bisnis, seperti inflasi dan deflasi. Kebijakan moneter yang longgar, seperti penurunan suku bunga, juga merupakan bagian dari pendekatan Keynesian untuk mendorong investasi dan konsumsi. Dalam konteks ini, banyak negara yang berhasil menghindari resesi yang lebih dalam dengan menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif.
3. Teori Multiplier
Teori multiplier Keynesian menunjukkan bahwa setiap pengeluaran tambahan oleh pemerintah dapat menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan nasional. Ini berarti bahwa investasi pemerintah dalam infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Data dari berbagai studi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah yang terarah dapat meningkatkan permintaan agregat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kritik Terhadap Mazhab Keynesian
1. Ketergantungan pada Kebijakan Fiskal