Dengan adanya arahan pengembangan kebijakan dari pemerintah daerah dapat memajukan pengembangan produk olahan kelapa seperti kopra yang memiliki angka permintaan tinggi di pasaran.
Pengembangan agroindustri di pasaran dalam hal agroindustri merupakan kewajiban masing-masing pengusaha yang membutuhkan visi usaha ke depan dan kreativitas. Jika hal ini dapat direalisasikan, maka harapan pengembangan usaha kecil menjadi skala menengah atau bahkan skala besar menjadi sangat terbuka. Sehingga, dibutuhkan perencanaan strategi pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis agar dapat berkembang dengan baik dan dinamis.Â
Suatu pengembangan usaha memerlukan analisis perencanaan strategi yang matang sehingga mendukung perolehan hasil yang optimum berdasarkan penggunaan sumber daya bidang produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi. Analisa perencanaan strategi sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi perubahan pasar, dinamisme pertumbuhan ekonomi, perkembangaan teknologi yang semakin canggih dan perubahan kondisi demografis.
Melalui tabel matriks IFE dan EFE bahwa total nilai pada matriks IFE adalah sebesar 2.51 sementara pada EFE adalah sebesar 2.38. Dengan melihat nilai pertimbangannya bahwa dilakukan penerapan strategi hold and maintain yang umum diterapkan.Â
Pada kategori ini, penerapan yang dilakukan adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha--usaha pemasaran yang lebih agresif.Â
Fokus utama pada strategi penetrasi pasar adalah dengan pemasaran produk saat ini dijalakan melalui pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam pengoperasian pemasaran baik untuk pelanggan yang ada maupun pelanggan baru. Kemudian pada strategi pengembangan produk menekankan pada peningkatan dan modifikasi produk yang ada. Hingga menciptakan produk baru yang merupakan inovasi lain dari produk yang telah diproduksi sebelumnya.
Strategi S -- O, Meningkatkan kemitraan kelapa dengan UMKM kopra (SO1), Membuat industri minyak kelapa skala UMKM (SO2), Meningkatkan produksi olahan kopra guna memenuhi kebutuhan industri pengolahan minyak kelapa yang tinggi (SO3). Strategi S -- T, Membentuk struktur pemasaran industri kopra mandiri skala lokal untuk menjamin pemasaran kopra (ST1), Meningkatkan keterampilan petani kopra dalam menjaga kualitas hasil panen kopra (ST2), Menjaga daya saing petani kopra terhadap persaingan pasar yang semakin tinggi. (ST3). Strategi W -- O, Penerapan  teknologi baru (WO1), Membentuk pasar tenaga kerja mandiri untuk menjamin kesejahteraan petani (WO2), Mengembangkan hubungan pasokan jangka panjang dengan produsen minyak kelapa (WO3).  Strategi W -- T, Mengadakan pelatihan petani guna meningkatkan kemampuan menjual kopra (WT1), Mensosialisasikan konsumsi olahan kopra lokal kepada masyarakat (WT2), Membuat sistem pemasaran terstruktur yang mampu mengatasi kendala jarak dengan industri pengolahan kopra (WT3).
Sesuai dengan hasil analisa SWOT dan IMS dapat dilihat pilihan strategi kebijakan yang disesuaikan dengan keadaan Kab. Halmahera Timur. Hal ini menunjukan bahwa  melihat nilai pertimbangannya bahwa dilakukan penerapan startegi hold and maintain yang umum diterapkan.Â
Pada kategori ini, penerapan yang dilakukan adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan antara lain pengembangan UMKM lokal skala kecil, pengembangan kemitraan, pengembangan kualitas kopra, pengembangan keterampilan SDM.Â
Pada pengembangan kelembagaan sendiri dapat dilihat bahwa fokus pengembangan ada pada peningkatan kualitas SDM yang terampil dalam menggunakan teknologi. Hal ini dilakukan untuk lebih mengembangkan potensi yang telah ada sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H