Strategi penggunaan chat Whatsapp untuk jenjang TK maupun SD dengan membuat grup kelas yang di dalamnya terdapat orang tua wali, kemudian pendidik memberikan instruksi pembelajaran di grup tersebut.Â
Orang tua wali kemudian mendampingi anaknya (sebagai peserta didik) untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kemudian orang tua wali dapat mengirimkan rekaman kegiatan pembelajaran dengan foto, suara, ataupun video. Dari hasil tersebut pendidik dapat memberikan feed back dan penilaian.
Strategi pembelajaran tersebut dapat berlaku untuk jenjang tingkat SMP maupun SMA. Di tingkat ini, hanya saja peserta didik langsung berada di grup untuk menerima instruksi kegiatan pembelajaran.Â
Peserta didik kemudian mengirimkan hasil kegiatan belajar di grup. Selain itu, pendidik juga dapat memberikan sesi diskusi di grup Whatsapp dengan memberikan topik tertentu, setiap peserta didik dapat memberikan tanggapan baik dengan metode pro atau kontra dengan alasan yang tepat, baik secara konsep maupun penerapannya.Â
Untuk tingkat SMP dan SMA, pendidik dapat menggunakan sosial media Facebook yang dapat dioptimalkan menjadi grup pembelajaran online. Terlebih dahulu pendidik membuat grup facebook sesuai dengan kelas pelajaran, kemudian peserta didik diberikan link (tautan) grup Facebook untuk bergabung di grup tersebut.Â
Pendidik dapat memberikan pengantar pembelajaran dengan kombinasi teks, gambar, maupun video untuk merangsang pemahaman awal tentang topik yang dibahas.
Di Jenjang SMP dan SMA, Pendidik dapat menggunakan media web blog dari Blogger. Pendidik juga dapat membuat ruang kelas online dengan terlebih dahulu membuat halaman blog.Â
Pendidik merancang instruksi pembelajaran dan konten pembelajaran di halaman blog, baik dengan teks, gambar maupun video. Strategi yang dapat digunakan yaitu penugasan, diskusi, maupun tes melalui kolom komentar blog.
Di jenjang ini, pendidik dapat melakukan teleconference jika sarana memungkinkan (media dan jaringan) menggunakan Google Meet atau Zoom. Pendidik dapat secara langsung (Synchronous learning) menyampaikan materi belajar dengan peserta didik dengan mengkombinasikan penjelasan materi pelajaran menggunakan slide presentasi, gambar maupun video. Peserta didik dapat bertanya langsung dan mendapatkan umpan balik dari kegiatan sesi pembelajaran.
Bagi pendidik di tingkat Perguruan Tinggi (PT) dapat menggunakan media pembelajaran online (e-learning), misalnya dapat mengoptimalkan layanan dari Google Classroom. Pendidik dapat membuat kelas pembelajaran dan mengundang peserta didik untuk masuk sesuai dengan kode kelas yang diberikan. Di Google Classroom, pendidik dapat membuat topik-topik pembelajaran, melakukan diskusi, dan penilaian secara online dengan mengintegrasikan Google Form.
Keberhasilan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19