Mohon tunggu...
Galuh Ayu
Galuh Ayu Mohon Tunggu... lainnya -

seorang gadis biasa yang lebih suka dianggap biasa-biasa yang punya mimpi yang tidak biasa yang selalu berpikiran yang tidak biasa dan selalu mendengar orang berkata luar biasa namun selalu mengingat bahwa hanya DIA lah yg LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Minum Kopi bersama Dewi Dee Lestari...

15 Januari 2012   15:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bisa ketemu dan sharing sama penulis idola @deelestari #resolusi2012"

Yup, itulah salah satu Twitt saya di awal tahun 2012. Tidak disangka-sangka, tidak dinyana. Bisa terwujud begitu cepatnya.

Tak terduga. Itu dia. Saya benar-benar tidak menyangka jika malam tahun baru 2012 kemarin yang saya isi dengan hanya memelototin Timeline dari berbagai kalangan yang selalu mengetweet tentang resolusi2012, harapan2012 dll. Membuat saya ikut ikutan membuat resolusi untuk tahun 2012. Padahal saya sama sekali tidak pernah tertarik untuk membuat atau bahkan memikirkan matang-matang apa saja yang akan saya lakukan di tahun ini, apa yang harus capai, apa yang musti dilakukan dan apa apa yang lainnyalah.Let it flow ajalah! Begitu pikir saya.

Iseng. Itu dia. Ketika saya ngetweet beberapa resolusi untuk 2012. Jujur, saya hanya cengar cengir membaca tweet saya tersebut. Bukan berarti saya meremehkan resolusi saya sendiri, melainkan saya baru tersadar betapa tingginya pengharapan pengharapan yang diri saya sendiri. Bagi orang lain mungkin itu hal-hal sepele. Tapi tidak bagi saya.

Dan tidak perlu waktu lama. Hari Sabtu, 14 Januari 2012 salah satu resolusi tersebut menjadi kenyataan. Untung saya baca Timeline itu ya! Sehingga tidak ketinggalan info, ada Signing book Dewi Lestari di Yogya. Begitu batin saya, saat mendapati ada secercah pengharapan di antara sekian resolusi yang saya buat.

[caption id="attachment_155803" align="aligncenter" width="643" caption="Ngopi Sore Bareng Dee @dixie Yogya"][/caption]

Ngobrol Sore Bareng Dee. Begitu nama acara ini. Yah, resolusi saya adalah ingin bertatap muka, sharing, dan mencuri ilmu dari seorang penulis sekaliber Dewi Dee Lestari. Hmmm…saya tahu, saya memang belum bisa dibilang pengagum karya Dee sejati. Mengapa demikian? Well, jika dibandingkan yang lainnya saya masih ketinggalan jauh tentang semua karya Dee. Tetapi saya sama dengan yang lain, begitu membaca satu saja tulisan Dee maka tak ada kata-kata yang bisa menolak untuk jatuh cinta pada karya mba Dewi Dee Lestari ini.

Sampai ke tempat acara, tepatnya di Dixie Yogyakarta tersebut membutuhkan perjuangan. Selain karena hujan, dan waktu yang sangat sempit untuk menyesuaikan rencana awal agar bisa tiba di sana satu jam sebelumnya sehingga bisa memilih spot ternyaman yang akhirnya pupus, belum lagi ada dilema ketika harus memilih untuk menghadiri acara Dee atau mengikuti sebuah ajakan seorang teman untuk mengulang kembali keberuntungan di sebuah audisi yang diselenggarakan di Yogya benar-benar membuat saya meliuk-liukkan pikiran hingga nyaris ruwet. Untungnya cuma mbundhel sih..xixixi

[caption id="attachment_155806" align="aligncenter" width="614" caption="dixie Yogya"]

1326642034424920296
1326642034424920296
[/caption]

Di sana, pecinta Dee sudah memenuhi ruangan yang berada di lantai dua. Suasananya sangat ramai. Hampir saya terlambat dan tidak bisa sama sekali melihat stage ke bintang utamanya tentu saja. Sampai akhirnya saya nemu spot yang sempiiiitt diantara sofa, kursi, meja dan orang-orang yang duduk lesehan, serta ada banyak yang berdiri di sekeliling saya.

Karena terlalu asyik mengamati, saya sampai lupa mencatat apa yang Dee sampaikan secara detail, tetapi saya masih bisa mengingat inti dari tiap kata-katanya (Mencoba merewind*). Dee menganggap bahwa menulis adalah oksigen. Dengan menulis dia mampu menuangkan ide-ide, suara-suara yang tak tersampaikan. Baru saya tahu kalau ternyata seorang Dee sudah mulai menulis sejak tahun 1985. Itu artinya Dee baru berusia 9thn. Salah satu bukunya Perahu Kertas itu ternyata di tulis pada tahun 1996 (klo salah ya maaf ya: lupa*) dan setelah beberapa tahun terpendam akhirnya Perahu Kertas dibukukan.

Saya suka ketika dia mengatakan bahwa ketika kita berkarya dari hati, maka akan sampai ke hati pembaca pula. Benar. Kejujuran. Itu dia. Tulisan yang diiringi dengan kejujuran hati maka hati manapun akan sanggup untuk membentangkan sayap-sayap kekaguman akan sebuah jiwa. (Wuhuuii..nih bahasa nyerempet fiksi euy^) Dia juga mengatakan bahwa sangat ingin menulis non fiksi, namun entah mengapa hingga saat ini dia masih mengarah pada fiksi. Bacaan yang dia baca pun bukan bacaan fiksi. Justru buku-buku nonfiksilah yang disantapnya.

Dee juga membagi kisah bagaimana dia berusaha terus menerus agar tulisannya bisa masuk media cetak. Bagaimana agar tulisannya diterima penerbit. Dee sudah mengalami kegagalan berulang kali ketika mengirimkan tulisan-tulisannya ke penerbit. Namun Dee tetap berusaha, dengan terus menulis. Inspirasi yang di dapatnya pun bukan dari hal-hal khusus, sebab dia berkata ketika ada sesuatu ide atau pemikiran yang muncul di kepala langsung dicatat. Dimanapun, kapanpun ketika menemukan sebuah ide, tulis.

Sayang, saya tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya, padahal ini tangan udah saya angkat dua-duanya..eh nggak dipilih juga. Sekalinya dipilih untuk jawab pertanyaan eehh malah salah. Hadeuh.... Ngga papa lah! Yang penting dapet tanda tangan, foto dan bisa sedikit dengerin suaranya Dee live. (ketika Dee diminta menyanyikan satu lagu baru^)

[caption id="attachment_155809" align="aligncenter" width="300" caption="Gilang, Kompasioner dari Yogya"]

13266422851453346550
13266422851453346550
[/caption]

Oh iya, di sini saya juga bertemu dengan Gilang. Mahasiswi UGM fak Antropologi ini ternyata Kompasioner juga loh. Tapi katanya dia baru gabung jadi belum banyak tulisan yang dia hasilkan. Ahh...Gilang, yang udah lama juga nggak sering-sering nulis juga (*colek muka sendiri)...  Kak Runa, kakak angkatan di UKSW dulu, juga sempat bertemu di sini. Ternyata, tetep semuanya ingin melihat seorang Dee lebih dekat.

[caption id="attachment_155810" align="aligncenter" width="461" caption="Bersama Dewi Dee Lestari "]

1326642492952298738
1326642492952298738
[/caption] Antrian yang sangat panjang ketika sampai pada sesi foto & tanda tangan membuat saya memilih berada di bagian akhir-akhir saja. Dengan harapan bisa lebih leluasa hehe^^

Ahh..saya benar-benar senang. Bukan hanya mendapatkan tanda tangannya Dee, atau dapet foto bareng Dee saja. Tetapi kejadian ini mambuat saya semakin yakin bahwa Tuhan benar-benar melihat, mencatat, mendengar dan menunjukkan bahwa apa yang kita yakini, apa yang kita harapkan, apa yang kita impikan selama itu berada dalam kebaikan pasti akan terwujud. Saya, yang tadinya hanya iseng menulis resolusi2012 sekarang menjadi deg-degan. Kejutan apa lagi nanti?? Resolusi yang mana lagi yang terwujud? Apakah hanya ini?? Apapun itu saya tetap percaya, apa yang akan terjadi nanti adalah yang terbaik untuk saya dari Tuhan.

*Kalau sekarang ngumpulin tandatangan, berarti besok dimintain tandatangan dong????

*kyaaaa *narihulahula

Salam Senyum^^

Galuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun