Mohon tunggu...
Galuh Ayu
Galuh Ayu Mohon Tunggu... lainnya -

seorang gadis biasa yang lebih suka dianggap biasa-biasa yang punya mimpi yang tidak biasa yang selalu berpikiran yang tidak biasa dan selalu mendengar orang berkata luar biasa namun selalu mengingat bahwa hanya DIA lah yg LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Metode Jarimatika Ada di Kompas.com

12 April 2011   15:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_101859" align="aligncenter" width="680" caption="Septi Peni Wulandari/Admin (Kompas.com)"][/caption] Peni, dari Salatiga hingga Amerika dengan 10 jari Menemukan link dari seorang teman facebook. Dan ternyata mbak Anik. Ya saya memanggilnya mbak Anik. Septi Peni Wulandani, itu nama lengkapnya. Dia bukan orang lain dalam keluarga. Saudara dari keluarga bapak tepatnya. Memang benar kiprah mbak Anik ini dimulai sejak memiliki seorang anak. Sebagai ibu rumah tangga yang bertanggungjawab atas perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya, mbak Anik tertarik untuk mengajarkan putrinya tentang cara berhitung. Saya masih ingat ketika mbak Anik berkata "Waktu Enes masih kecil, jadi tempat eksperimen mbak loh!" Ya, putri pertamanyalah yang menjadi objek uji coba metode Jarimatika ini. Dengan berbagai macam cara akhirnya mbak Anik mengembangkan metode berhitung tersebut. Dan seiring berjalannya waktu mbak Anik mencoba membagi metode Jarimatika ini dengan ibu-ibu lainnya. Ketika semakin banyak yang mengetahui, mbak Anik kemudian memberanikan diri  membentuk sebuah perkumpulan ibu-ibu rumah tangga. Ternyata yang berminat bukan hanya para ibu, pemuda pemudi pun mulai tertarik dengan metode  Jarimatika. Cabang-cabang Jarimatika juga tersebar di Indonesia. Dengan perkembangan Jarimatika yang semakin luas ini, mbak Anik lebih menekankan pada pengembangan ibu-ibu rumah tangga di bidang pendidikan. Dengan harapan bahwa ibu rumah tangga biasa pun mampu mendidik anak-anaknya serta mendapatkan pemasukan tanpa harus meninggalkan tugas dan kewajibannya di dalam rumah. (Untuk lebih jelasnya klik link di atas) Bagi ibu-ibu rumah tangga yang lain jangan berkecil hati jika merasa tidak bisa melakukan apapun jika hanya berada di dalam rumah. Teruslah mengembangkan segala kreatifitas yang ada. Siapa tahu ibu akan menjadi ibu rumah tangga hebat selanjutnya. Mbak Anik a.k.a Peni saja bisa, kenapa ibu tidak. Ya kan?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun