Petang ini, tidak sengaja membaca note seorang teman diffabel di facebook. Dia menemukan tulisan dari Ulil Abshar Abdalla seorang politikus. Saya tertarik karena berhubungan dengan diffabel berikut tulisannya Mengabaikan Mereka yang Berdaya Beda.
Saya merinding membaca tulisan ini. Bukan hanya karena penyampaiannya saja, melainkan juga ketika mas Ulil menuliskan tentang paradigma sosial yang masih menganggap diffabel itu ada atau tidak ada sama saja. Jujur saja, sesekali pemikiran seperti itu pernah melintas di kepala saya. Akan tetapi, mungkin karena saya sudah kebal menghadapi paradigma semacam ini, maka bukanlah menjadi persoalan. Namun bagaimana dengan teman teman diffabel yang lain. Yang tidak terbiasa menghadapi kenyataan keras seperti ini? Bagaimana mereka menyikapinya? Apakah dengan mengurung diri? Pertanyaan pertanyaan itu bermunculan. Sehingga memaksa saya untuk membagi tulisan mas Ulil ini di sini.
Tulisan mas Ulil tersebut juga mengupas betapa mudahnya akses dan fasilitas di Boston bagi diffabel. Saya menghela nafas sekedar menata diri dan menyadarkan diri sendiri bahwa di Indonesia mungkin masih perlu bangun terlebih dahulu dari pingsannya. Ya secara, permasalahan permasalahan negara yang belum terselesaikan hingga detik ini pastilah membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga daripada persoalan diffabel. Saya tidak meragukan atau menyepelekan Pemerintah dalam hal mengurus kesejahteraan diffabel, seperti tulisan saya sebelumnya Terus, Kenapa Kalau Difabel?!. Akan tetapi pelaksanaannya saja yang dirasa belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan Pemerintah. Selain itu, pengawasan dan himbauan pun sebenarnya masih menjadi pe er bagi Pemerintah kita.
Setelah membaca tulisan mas Ulil tersebut, keinginan saya semakin meluap untuk tetap berusaha melakukan sesuatu bagi kesejahteraan diffabel. Serta memberi pandangan atau pemikiran baru pada non-diffabel sehingga diharapkan tercipta keselarasan dalam bersosialisasi, berpendapat, maupun bermasyarakat.
Terima kasih.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H