Mohon tunggu...
Galuh Ayu
Galuh Ayu Mohon Tunggu... lainnya -

seorang gadis biasa yang lebih suka dianggap biasa-biasa yang punya mimpi yang tidak biasa yang selalu berpikiran yang tidak biasa dan selalu mendengar orang berkata luar biasa namun selalu mengingat bahwa hanya DIA lah yg LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Drama

[FDR] Gara-gara Food Combining Ramadhan

28 Juli 2013   09:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:56 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://img.vitonica.com/2008/12/frutas.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="http://img.vitonica.com/2008/12/frutas.jpg"][/caption]

Galuh Ayu, no. 40

Di sebuah meja makan, sudah tertata rapi hidangan untuk berbuka puasa. Mulai dari kolak, makanan wajib yang katanya belum buka puasa kalau belum memakannya. Ada juga es cendol, es campur, nasi kebuli, rendang, semur jengkol, ayam bumbu pedas…OK STOP! Ini masih pagi, kenapa makanan semua yang ada di otak gue! *sabar*

Semua makanan pembuka sampai makan utama sudah lengkap tersaji. Para tamu undangan pun mulai memenuhi kediaman Bapak Taryanto. Selaku Kepala Desa merangkap ketua siskamling, ketua karang taruna, ketua arisan Bapak-bapak dan satu lagi ketua Perkumpulan Pria Berbadan Gempal. Hihihi..yang terakhir inilah jadi alasan utama konsep hidangan yang super duper beraneka ragam rupa warnanya.

Kolak : “Eh..eh…sini deh liat tuh anaknya Pak Kades, si Jampang. Aduuhh…belum juga buka, udah melototin meja makan aja nih anak.”

Cendol : “Hahahaaa…melototin kamu tuh. Liat aja daritadi nggak pindah-pindah. Fans beratmu!”

Kolak : “Ahh..diam kau Cen, lebih rela dipelototin sama neng Tita, sepupunya pak Kades itu deh daripada odong-odong bantet ini.”

Rendang : “Ceileehhh…dia sebut-sebut si Tita. Nggak tahu apa gue dari dulu juga pengen banget disentuh dia kayak dulu lagi.” Manyun.

Campur : “Iya, sekarang neng Tita kagak pernah lagi nyentuh kite ye. Nyapa aja kagak. Aq aja kemaren –kemaren hampir kegeeran mau disentuh lagi. Eh ternyata cuma diincip doang. Hiks

Ayam : “Udah deh…nggak usah pada rebut. Kalau neng Tita mah udah tahu sapa yang bakal dia sentuh. Nooh…disono noh!” Si Air putih plus buah-buahan segar. “Kita mah terima nasib aja, pak Kades, Jampang, Emaknye, Babenye…semuanya deh ye..kecuali neng Tita. Jadi nggak usah ngarep, mending bersiap sapa duluan nih yang bakal END.”

Cendol : “Iyee…deh pak Ustad, bhuahahhaa!”

Kolak : “Woi…gue yang bakal END duluan! Gue kan makanan wajib selama ramadhan!”

Campur : “Gue juga tau..banyak yang nyariin gue kalau pas puasa gini. Gue lebih menyegarkan dari kalian semua. Hahahaha” bangga!

Rendang : “Ga penting sapa duluan yang END.” Sambil melirik gadis berkerudung putih yang tengah sibuk menyiapkan piring dan sendok. “Kalau kita nggak pernah lagi disentuh neng Tita. Huaaaaa”

Semur : “Etapi…gue juga penasaran, kenape ya neng Tita kagak mau lagi nyentuh kita?” mikir.

Ayam : “Bersuara juga Lu Mur, kirain pingsan. Au’ deh tuh…tiba-tiba doyannya sama lalapan, buah segar sama air putih doing. Ga ngerti apah… kalau masa kerja kita ini udah jauh sejak nenek buyutnya embahnya dia.” Nyinyir.

Cendol : “Abis baca bukunya Erik Arlebang tuh yang Food Combining Ramadhan. Tamat deh kita semua di mulut neng Tita.” Sedih.

Kolak : “Jadi gara-gara buku?!” marah. “Awas tuh sape tadi, beraninya ngibulin cewe cantik inceran gue...Erik Areell…eh Erik Arkle….Erik Arleb” hilang.

Sontak semuanya tercengang. Cendol, campur, rendang, ayam dan semur MELOTOT! Menyaksikan si Kolak yang dalam hitungan detik sudah lenyap di tangan Jampang. Lalu siapa yang akan menyusul si kolak? *kriiik…kriikkk…kriikkk* Hening.

--------------------------------------------------SalamSenyum-------------------------------------------------------------------

Note : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Drama Ramadhan(Lihat di SINI).

Silahkan bergabung di group Fb : Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun