by :Â Galuh Ayu
Aku difabel…
Terlahir sebagai difabel…
Bertumbuh dalam difabel…
Berkembang dalam benak difabel…
Berkumpul pada yang bukan difabel…
Aku difabel…
Kamu?
Bukan ‘tampak’ yang membedakan aku dan kamu…
Melainkan memakai teropong yang manakah kamu melihatku, aku melihatmu…
Aku difabel…
Terbiasa membaca IBA yang tersirat dimatamu…
Namun tak mau membiasakan mengIBA dalam isyaratmu…
Terbiasa menahan beratnya ARUS yang selalu melawan akal pikirku…
Namun tetap berada dalam ARUS yang aku yakini benar…
Mengapa?
Karena aku lebih memilih terasing, dalam keyakinan diri…
Bukan untuk menghindar melainkan mencuri waktu pada DIA yang selalu ada ketika kamu, kalian menjadi ASING dalam seketika…
Aku difabel…
Aku terbatas! Maka aku tak mau memberi BATAS!
Pada apa yang tak terbatas, imaji, naluri, hati serta benak ini…
Aku terbatas! Maka aku tak mau menerima BATAS!
Pada apa yang tak terlihat, pada apa yang tak terdengar..
Pada katamu, kata mereka ataupun kata kalian..