Mohon tunggu...
galuh adi wijaya
galuh adi wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Jember

berbagi sudut pandang tanpa saling menyudutkan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menatap Pola Kepemimpinan di Era Presiden Prabowo: Antara Tantangan Global dan Transformasi Nasional

25 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dengan latar belakang militer yang kuat, Prabowo Subianto menapaki kursi kepresidenan Indonesia dengan ekspektasi besar dari masyarakat. Karier militernya yang panjang dan pengalamannya dalam mengelola strategi pertahanan negara menambah dimensi tersendiri bagi gaya kepemimpinannya. Terlebih, dunia kini tengah berada di persimpangan revolusi teknologi yang mendalam, di mana perubahan-perubahan signifikan terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kepemimpinan.

Di bawah Prabowo, Indonesia diharapkan tidak hanya sekadar mempertahankan stabilitas politik dan ekonomi, tetapi juga mampu merespons tantangan global di era Society 5.0, sebuah era di mana teknologi seperti kecerdasan buatan, robotik, big data, dan internet of things (IoT) semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Pola Kepemimpinan Militer yang Mengakar

Sebagai mantan komandan pasukan elite TNI dan seorang pemimpin militer, Prabowo membawa gaya kepemimpinan yang ditandai dengan kedisiplinan, ketegasan, dan strategi yang terstruktur. Gaya ini jelas terlihat dari bagaimana ia merumuskan kebijakan-kebijakan yang berfokus pada pertahanan negara dan keamanan nasional.

Dalam Kompetensi Kepemimpinan Militer di Era Society 5.0, dijelaskan bahwa pemimpin militer di abad ke-21 harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang penuh kompleksitas, kecepatan perubahan, dan tantangan-tantangan baru. Pola ini cocok dengan pendekatan yang mungkin akan diterapkan oleh Prabowo, di mana ia perlu mengelola tantangan global dengan pendekatan yang cepat dan fleksibel.

Namun, dalam menghadapi era Society 5.0, Prabowo harus menggeser pola kepemimpinannya dari yang bersifat hierarkis dan tertutup menjadi lebih kolaboratif dan terbuka. Di era ini, pengawasan bukan hanya menjadi milik pemimpin saja, tetapi juga dilakukan oleh seluruh anggota organisasi melalui transparansi dan keterbukaan, yang didukung oleh kemudahan teknologi. Artinya, peran Prabowo sebagai seorang pemimpin harus bergerak dari seorang komandan menjadi fasilitator yang mendorong inovasi di seluruh lapisan pemerintahan dan masyarakat.

Menghadapi Tantangan Era Society 5.0

Era Society 5.0 menuntut perubahan besar dalam cara pemerintah mengelola berbagai sektor, terutama dalam hal penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah sosial. Prabowo dihadapkan pada tantangan besar untuk memimpin Indonesia di tengah era yang tidak hanya berfokus pada kemajuan teknologi, tetapi juga pada bagaimana teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan revolusi industri 4.0 yang membawa otomatisasi dan digitalisasi di berbagai sektor, peran manusia dalam proses tersebut semakin berkurang. Tantangan ini bisa berdampak pada sektor tenaga kerja, ekonomi, dan sosial. Dalam situasi ini, pola kepemimpinan Prabowo diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antara perkembangan teknologi dan kemanusiaan. Artinya, kepemimpinan di bawah Prabowo harus berorientasi pada solusi, di mana kebijakan yang diambil tidak hanya fokus pada kemajuan teknologi, tetapi juga pada upaya mengantisipasi dampak sosial yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut.

Strategi Kepemimpinan di Tengah Kompleksitas Global

Di era kepresidenan Prabowo, Indonesia akan semakin terhubung dengan jaringan global. Tantangan global yang kompleks seperti keamanan internasional, perang siber, perubahan iklim, hingga ketegangan geopolitik, menuntut strategi kepemimpinan yang fleksibel dan adaptif. Dalam Society 5.0, pemimpin harus mampu membaca dan merespons cepat terhadap perubahan situasi yang sering kali ambigu dan tidak pasti.

Untuk itu, strategi kepemimpinan Prabowo diharapkan mencakup penguatan kompetensi teknis dalam teknologi militer dan siber, yang menjadi kunci penting dalam menjaga kedaulatan negara. Teknologi informasi dan komunikasi serta kecerdasan buatan diharapkan menjadi alat penting dalam membangun sistem pertahanan yang lebih tangguh dan responsif. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan yang dirancang untuk mengintegrasikan pertahanan berbasis network centric warfare yang mampu meningkatkan interoperabilitas antara matra darat, laut, dan udara.

Selain itu, Prabowo juga perlu mengadopsi pola kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif, baik di level nasional maupun internasional. Indonesia membutuhkan pendekatan kepemimpinan yang mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, dari kalangan sipil hingga militer, untuk bersama-sama menghadapi tantangan global. Dengan pendekatan ini, Prabowo diharapkan dapat memfasilitasi kerjasama internasional yang lebih erat, baik dalam bidang ekonomi, pertahanan, maupun diplomasi.

Penguatan Pertahanan dan Kedaulatan Nasional

Sebagai Presiden, Prabowo memiliki latar belakang yang mendalam di bidang pertahanan, yang membuatnya memahami betul urgensi untuk memperkuat sistem pertahanan nasional. Di tengah tantangan era Society 5.0, pertahanan negara tidak lagi hanya tentang kekuatan fisik militer, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi ancaman non-konvensional seperti serangan siber dan perang informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun