Mohon tunggu...
galuh adi wijaya
galuh adi wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Jember

berbagi sudut pandang tanpa saling menyudutkan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Relokasi Ibu Kota Negara: Dampak dan Tantangannya

23 Oktober 2024   13:54 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:21 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pemindahan ibu kota negara merupakan langkah strategis yang kerap diambil oleh berbagai negara di dunia. Keputusan ini didorong oleh beragam pertimbangan, mulai dari aspek geografis, ekonomi, hingga politik. Indonesia, misalnya, telah memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke Nusantara (sebelumnya bernama Ibu Kota Negara atau IKN), sebuah langkah besar yang sarat makna dan tantangan. 

Urgensi Pemindahan Ibu Kota Negara

Jakarta, ibu kota Indonesia saat ini, telah lama menghadapi berbagai masalah infrastruktur dan lingkungan. Berdasarkan data BPS 2024, jumlah penduduk jakarta  yang mencapai lebih dari 10 juta jiwa dan tingkat kepadatan penduduk  tahun 2023 adalah 16.165 jiwa setiap 1 km2. karena hal tersebut, Jakarta menghadapi tantangan besar seperti kemacetan yang kronis, banjir musiman yang parah, serta kualitas udara yang memburuk.  meskipun dalam setiap tahunnya tercatat IPM DKI Jakarta tahun 2023 sebesar 83,55. 

Selain itu, posisi Jakarta yang berada di dataran rendah dan sangat rentan terhadap banjir rob juga menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk merencanakan pemindahan ibu kota. Pemindahan ini juga dipandang sebagai upaya untuk mendorong pembangunan di luar Pulau Jawa, yang saat ini ekonomi Jakarta tumbuh 4,78 persen pada kuartal I-2024 dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp896,1 triliun.

Dampak Pemindahan IKN

Dampak Positif Pemindahan IKN

Meskipun proyek ini menimbulkan berbagai kekhawatiran, pemindahan ibu kota juga diyakini membawa sejumlah dampak positif yang signifikan, baik dalam konteks pembangunan nasional maupun pemerataan ekonomi.

1. Pemerataan Pembangunan Nasional

Salah satu alasan utama pemindahan ibu kota adalah untuk menciptakan pemerataan pembangunan nasional. Saat ini, Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), merupakan pusat ekonomi, politik, dan pemerintahan Indonesia. Konsentrasi ini menyebabkan ketimpangan ekonomi yang signifikan antara Pulau Jawa dan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan mampu menggeser fokus pembangunan dari Pulau Jawa ke Indonesia bagian timur. Hal ini diharapkan akan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, peningkatan investasi, dan pengembangan ekonomi di luar Jawa. ada sekitar 56,10 persen populasi Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kondisi ini menciptakan ketimpangan pembangunan yang menyebabkan wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua, mengalami ketertinggalan dalam hal infrastruktur, pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Dengan memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur, pemerintah berharap dapat mengembangkan kawasan timur Indonesia secara lebih merata, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat mendukung pembangunan nasional.

2. Pengurangan Beban Jakarta

Sebagai ibu kota, Jakarta menanggung beban yang sangat besar. Kota ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi pusat bisnis, keuangan, dan perdagangan. Beban ini menyebabkan berbagai masalah, termasuk kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan banjir tahunan. Dengan memindahkan sebagian besar fungsi pemerintahan ke ibu kota baru, beban Jakarta diharapkan berkurang. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi Jakarta untuk fokus pada upaya revitalisasi dan penyelesaian masalah-masalah lingkungan yang kronis.

Pemindahan ibu kota diharapkan dapat mengurangi tekanan pada infrastruktur Jakarta. Saat ini, kota ini menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk permasalahan transportasi yang sangat akut. Kemacetan lalu lintas di Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, termasuk pemborosan bahan bakar, hilangnya produktivitas, dan peningkatan polusi udara. Selain itu, banjir yang terjadi secara berkala juga merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh kota ini.

3. Pengembangan Ibu Kota yang Berkelanjutan

Proyek IKN Nusantara dirancang sebagai kota hijau dengan konsep smart city dan forest city. Ini berarti kota baru ini akan mengintegrasikan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk melestarikan sebagian besar hutan di sekitar kawasan ibu kota, dengan target 70 persen dari total wilayah IKN akan menjadi area hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun