Luar biasa. Pagi ini saat bangun tidur, saya melihat lingkaran berwarna ungu biru di atas tanda tambah kontak di WhatsApp. Saya langsung penasaran dan mencoba menekan tanda warna ungu tersebut. Ternyata itu adalah meta AI. Masih dengan rasa penasaran saya mencoba melanjutkan ke tahap selanjutnya, kemudian diarahkan seperti saat kita akan menulis WhatsApp.
Lalu saya coba mengetik sebuah pertanyaan, dan alhasil si meta Ai tersebut memberi jawaban yang luar biasa layaknya kita sedang konsultasi via WhatsApp.
Ini adalah terobosan WhatsApp yang luar biasa dengan kolaborasi AI. WhatsApp seperti layaknya chat gpt. Ini akan memudahkan orang untuk belajar dan mengenali sesuai yang ingin diketahui hanya dengan layaknya orang wa nan.
Ini menjadi pro kontra di pikiran saya, memang ini memudahkan seseorang akan tetapi di sisi lain mungkin akan membodoh kan generasi berikutnya. Karena pengetahuan yang mudah di cari di AI membuat otak manusia lebih jarang untuk di kembangkan melalui riset riset kecil di kehidupan sehari-hari oleh para generasi akan datang. Selanjutnya masih opini saya bahwa dengan semakin banyak info yang mudah didapat dari AI membuat generasi berikutnya bisa jadi makin "nggampangke" atau menyepelekan tentang belajar dengan disertai praktek ataupun refleksi. Sehingga hanya tau dan pinter teori saja dan tidak mampu praktek nya. Ini semua hanya forecast analisis yang saya buat karena timbulnya sebuah ketakutan akan generasi ke depan dan model pembodohan dengan kemudahan. Tetapi semua itu tergantung diri sendiri dalam menyikapi dan memanfaatkan semua kemajuan teknologi, jadi kita punya tugas bersama dalam mendukung generasi selanjutnya agar tetap berimbang dengan goals nya adalah agar ALAM, Bumi dan segala makhluk TUHAN bisa bermetabolisme secara sehat. Jika ada tulisan yang kurang berkenan mohon maaf bagi seluruh pembaca. Red. Galuh AdityaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H