Rumah itu tidaklah ramai oleh banyaknya orang. Di sana hanya tinggal 2 orang suami istri. Jack adalah suami yang sangat sabar. cocok sekali dengan istrinya Jane. Jane lah yang membuat rumah yang sepi ini menjadi sangat ramai. Ia seorang istri yang sangat mudah marah.
Suatu ketika di malam hari. Saat Jack dan Jane tengah makan malam. Tiba-tiba listrik di rumah mereka padam. Seperti apa yang kita fikirkan. Kemarahan Jane mencuak seketika. Jack mencoba menenangkan namun kemarahan Jane malah semakin bertambah.karena telah terbiasa dengan hal itu. Jack malah tertawa. Ia berusaha mencari sesuatu untuk menenangkan Jane. Jack berusaha mencari lilin. namun tak ia temukan. Kebetulan di rumahnya tak ada satu bendapun yang bisa menerangi. Toko terdekatpun juga kebetulan kehabisan stok. Jackpun tetap bersabar dan berfikir bahwa sebentar lagi listrik akan hidup.
Dua jam sudah, namun listrik belum juga hidup. Jane semakin gerah dan kemarahannya kian bertambah. Tak ingin istrinya kehabisan suara. Jack segera pergi keluar
Jack mencari lampu charge. agar saat listrik padam. mereka tetap merasa nyaman. sekitar satu jam Jack telah berhasil mendapatkan apa yang ia cari. iapun pulang dengan hati gembira.
Kini wajah panas Jane mulai mereda saat Jack tiba. Ia menyuruh Jack untuk segera menghidupkan lampu charge itu. Namun sebelum Jack melakukannya. Tiba-tiba listrik di rumah mereka hidup kembali. Jane yang merasa seperti dipermainkan mulai mengobarkan kemarahannya lagi.
Namun Jack tetap mencoba menyalakan lampu itu. Ups, ia lupa bahwa lampu itu belum di charge.
hahaha. Ku kira Jane tidak berfikir bahwa lampu charge itu juga tidak akan berfungsi walaupun listrik masih padam.
------ THE END --------
"sesuatu yang kita fikir kesialan terkadang ternyata lebih pintar dari pada yang diri kita sendiri"
padahal saat listrik hiduplah Jane bisa men-charge lampunya, sementara Jane tidak ingin listrik hidup saat itu.