Mohon tunggu...
Lingga Gihandhono
Lingga Gihandhono Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Gigi

Ilmu adalah cahaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Si Jujur dan Si Bohong

12 Januari 2012   13:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:58 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Percakapan antara guru dan murid di sebuah SD.

A. VERSI JUJUR

(+) kenapa kau terlambat toh le? *masang muka marah

(-) e..e.. iya Maaf, Pak. Saya anu, saya bangunnya kesiangan Pak Guru.. *nyengir

(+) owh., kenapa bisa begitu toh?

(-) e..e..ikut pengajian di masjid pak Guru.. Ampe jam 12jam malem *nyengir (jujur lagi)

(-) loh kan masih ada cukup waktu buat tidur toh. Jam 12 - 5, 5 jam cukup buat tidur toh.?

(-) anu Pak..ee.. Abis pengajian saya anu... nonton TV ampe jam 3. *nyengir (jujur lagi)

(+) walah le *geleng2* ya udah nanti besok-besok jangan diulangin lagi yah.. Sana duduk [ini kalo gurunya ga kiler]

Demikian seterusnya si murid akan terus jawab jujur kalo bapak guru terus bertanya.

B. VERSI BOHONG

(+) kenapa kau terlambat toh le?

(-) ...e..e..anu Pak, ban sepeda aku bocor. (bohong, padahal bangunnya kesiangan)

(+) kenapa bisa toh?

(-) ee.. Kena paku (nah loh..bohong lagi)

(+) di mana kau tambal ban sepedamu itu?

(-) ...e..e..di gang deket masjid PAK. (bohong lagi)

Demikian seterusnya si anak SD akan terus berbohong klo si PAK GURU terus bertanya kepadanya.

Akan lucu kalo bohong dicampur jujur.

(+) di mana kau tambal ban sepedamu itu?

(-) anu pak..tadi malem nonton Tv ampe jam 3.

hehehe

Mari kita renungkan bersama, Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar (TQS al-Ahzab [33]: 70-71).

So, berkata benar, jujur, adil, dan lurus merupakan  karakter  setiap  Mukmin. Sikap  tersebut  diambil  bukan didasarkan  pada  nilai  manfaat yang  akan  diperoleh,  namun didasarkan  kepada  ketakwaan. Sehingga, apa pun hasilnya, sikap  itu  harus  dilakukan  secara konsisten.  Rasulullah  SAW  bersabda:  Katakanlah  kebenaran walaupun  pahit  (HR  al-Baihaqi dari Anas).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun