Jayapura, (3/8) Kasus Covid-19 di Kota Jayapura, Papua, terus meningkat. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupation rate (BOR) di tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 pun telah mencapai 100 persen pada tanggal 13 Juli 2021.
Kondisi ini dapat menjadi semakin parah karena masih banyak masyarakat yang bersikap tak acuh terhadap situasi pandemi Covid-19 dan fasilitas "Adaptasi Keadaan Baru" atau sering disebut "Now Normal" tidak tersedia secara merata.
Menyikapi kondisi yang ada, Mahasiswa dari Universitas Diponegoro, Galih Satrio Nugroho dan Muhammad Barhan Fazabih, dalam Program KKN TIM II berinisiatif untuk memberikan solusi dalam skala kecil dengan manfaat yang besar. Dari hasil observasi, di sekitar tempat tingal mahasiswa tepatnya di Kelurahan Awiyo, Kecamatan Abepura, Kota Jayapura, terdapat pusat pelayanan publik skala desa yaitu Kantor Kelurahan Awiyo. Masyarakat yang datang ke Kantor Kelurahan Awiyo per harinya bisa mencapai 100 orang dari jam pelayanan yang buka pukul 09.00 WIT hingga 12.00 WIT pada hari Senin hingga Kamis, dan pukul 09.00 WIT hingga 11.00 WIT pada hari Jumat.
Berdasarkan pengamatan lapangan ketika mahasiswa mengajukan perizinan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata, di Kantor Kelurahan Awiyo belum terdapat fasilitas cuci tangan untuk menunjang program 5M dari pemerintah yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan dan Membatasi Mobilisasi Interaksi. Sehingga program 'M' yang kedua yaitu Mencuci Tangan tidak terpenuhi. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat banyaknya masyarakat yang mengajukan pelayanan per harinya, serta aktifitas dasar manusia menggunakan tangan. Mengingat kondisi tersebut, untuk mencegah dan meminmalisir kemungkinan penularan virus Covid-19 melalui tangan, mahasiwa berinisiatif untuk menyediakan tempat cuci tangan atau wastafel menggunakan metode pedal kaki.
Wastafel metode pedal dipilih karena semakin meminimalisir kemungkinan penyebaran virus Covid-19 yang tertinggal pada kran jika menggunakan wastafel kran, dengan sedikit modifikasi, manfaat yang akan didapatkan jauh lebih besar serta risiko yang terjadi akan semakin kecil.
Program ini dimulai dengan pembuatan desain rangka wastafel menggunakan besi, mahasiswa bekerjasama dengan bengkel las di sekitar Kelurahan Awiyo, selain dekat dan mudah dalam pendistribusiannya, hal ini juga agar UMKM setempat mendapatkan pemasukan. Bersamaan dengan pembuatan rangka, mahasiswa membeli peralatan rumah tangga seperti baskom, drum, selang, kran, dan sabun cuci tangan sebagai peralatan penunjang wastafel pedal.
Bapak Maranata Siregar menerima wastafel pedal tersebut dan langsung dilakukan pengisian air menggunakan air PDAM dari Kantor Kelurahan Awiyo, setelah itu dilakukan uji coba di Kantor Kelurahan Awiyo untuk dipastikan kualitasnya.
Penulis : Galih Satrio Nugroho
Dosen Pembimbing : Rabith Jihan Amaruli, S.S., M.Hum.