Mohon tunggu...
Galih Rudyto
Galih Rudyto Mohon Tunggu... lainnya -

Hanyalah "Wong Cilik". Pernah bekerja di BUMN penerbangan tapi terpaksa mendarat darurat akibat "Bad Weather"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri Mahapatih Majapahit (1)

17 Februari 2014   17:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

** Sangat mengherankan, figur seorang Patih (setara PM) di Majapahit yang sangat terkenal tersebut, hingga saat ini  masih menjadi misteri **

Siapakah Gajah Mada?

Sambil mengacungkan kerisnya yang bernama Surya Panuluh (Sebelumnya adalah milik Dyah Kertarajasa Jayawardhana alias Raden Wijaya, Pendiri Majapahit), Gajah Mada, Mahapatih Majapahit yang sangat terkenal itu mengucapkan “Sumpah Palapa” yang berbunyi :

“Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada, Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Sumpah Palapa merupakan pengumuman resmi program politik kerajaan Majapahit yang akan dijalankan oleh Patih Gajah Mada dibawah kepemimpinan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Sumpah yang diucapkannya kemungkinan dilatarbelakangi oleh datangnya ancaman dari utara (Mongol) pasca serangan mendadak yang dilakukan oleh Raden Wijaya untuk mengusir pasukan Mongol yang telah membantunya mengalahkan Jayakatwang, Raja Gelang Gelang dari Kediri. Gajah Mada memperkirakan bahwa tentara Mongol akan kembali membawa pasukannya dan menyerbu Majapahit dengan kekuatan yang lebih besar lagi.

Peristiwa sebelumnya membuktikan, saat utusan Kubilai Khan yang bernama Meng Khi dipotong telinganya dan digunduli kepalanya, karena meminta Raja Kertanegara untuk mengakui kekuasaan Kubilai Khan dan diwajibkan mengirim upeti ke Mongol setiap tahunnya. Akibat penolakan tersebut, Kubilai Khan pada tahun 1292, mengirim 20.000 tentara yang dipimpin oleh Shi Bi/Shih Pi (Suku Mongol) dibantu kedua asistennya, Ike Mese/Yikomusu (Suku Uighur) dan Kau Hsing/Gao Xing (Suku Cina) untuk menghukum Kertanegara.

Pada relief Garudeya di Candi Kidal yang dibangun oleh Raja Singasari, Kertanegara (+/- 20 km dari kota Malang), menurut para sejarawan, ke-3 (tiga) relief tersebut seakan memberikan wasiat bahwa rakyat Nusantara (yang digambarkan dengan burung Garuda), harus waspada dan berhati-hati terhadap para perusuh/penjajah dari utara/Mongol (yang digambarkan dengan binatang Naga).

Menurut Gajah Mada, jika tidak ingin tunduk dibawah Dinasti Yuan (Mongol), jalan satu satunya adalah harus bersatu untuk menghadapi serangan pasukan Mongol. Dalam rangka menyatukan Nusantara dibawah bendera Majapahit, maka kerajaan-kerajaan diseluruh wilayah Nusantara diminta untuk bergabung. Langkah yang umum dilakukan adalah dengan perkawinan politik, yaitu mengawinkan antar pangeran atau putri kerajaan. Bagi yang menolak kalau perlu harus diancam atau terpaksa diserang dan ditaklukkan. Secara politis dan kenegaraan (saat itu), sah-sah saja, meski terkesan memaksakan kehendak.

Dugaan Gajah Mada sepintas memang ada benarnya. Pasukan Mongol dikenal ahli berperang, sangat kejam dan pantang menyerah. Kievan Rus, Rusia berhasil ditaklukkan. Pasukan gabungan Eropa yang terdiri dari Hungaria, Polandia, dan Jerman (Kekaisaran Suci Romawi) yang terdiri dari pasukan Teutonik dibantai habis dalam perang di Leignitz. Khalifah Abbasiyah di Baghdad ditaklukkan termasukPersia, Kaukasus dan Asia Kecil. Tentara Mongol tercatat menyerbu Korea 3 x, Jepang 2x, Vietnam Utara 3x dan Burma 2x. Pasukan Mongol tidak akan pernah berhenti menyerang jika belum menyatakan takluk atau tanpa adanya perjanjian damai.

Kekejaman tentara Mongol dalam menyerbu dan menjarah kerajaan-kerajaan yang di kalahkannya telah meninggalkan jejak yang kelam berupa kehancuran moralitas dan kemanusiaan. Serangan Mongol ke Baghdad, juga berdampak besar pada kemunduran politik dan peradaban Islam.

Namun sayang, figur Gajah Mada yang terkenal tersebut (disebutkan lahir pada tahun 1299 M), masih menjadi misteri hingga saat ini.

Berikut adalah beberapa hipotesa seputar asal usul Gajah Mada, yaitu :


  • Berdasarkan Folklore masyarakat Buton dan Liya, Gajah Mada berasal dari Buton. Ayahnya bernama Si Jawangkati pendatang asal Johor/Melayu dan ibunya Lailan Manggraini, keturunan Raden Wijaya (Menantu Kertanegara yang kemudian menjadi raja Majapahit).
  • Gajah Mada berasal dari Sumatera, dengan asumsi bahwa kata Mada itu di Minangkabau berarti bandel, sementara di Jawa tidak ada kata Mada dalam kosa kata bahasanya. Selain itu gelar Gajah juga diambil dari asal nama binatang yang berada di pulau Andalas itu. Asumsi ini diperkuat dengan kedekatan hubungan antara Gajah Mada dan Adityawarman (pendiri kerajaan Pagaruyung), seorang pangeran Majapahit berdarah Sumatera, kemungkinan Adityawarman lah yang membawa Gajah Mada ke Majapahit.
  • Gajah Mada berasal dari Bali. Masyarakat Bali mempercayai cerita turun temurun yang menyebutkan bahwa, ibu Gajah Mada berasal dari Bali. Sumber lain, seperti babad dan prasasti menyebutkan bahwa, ayah Gajah Mada adalah Menak Madang, atau cucu Begawan Sukerti (Gajah Mada Wetboek), kemudian istri Gajah Mada, Ken Bebed dan Ni Luh Ayu Sekarini, ibunya Aria bebed. (Prasasti Aria Bebed), juga Gajah Mada hubungannya dengan Raja Bali Bedhamuka (Babad Pungakan Timbul), serta Gajah Mada hubungannya dengan Hyang Kepakisan (Babad Triwangsa).
  • Ada juga yang mengatakan Gajah Mada berasal dari Bima. Sebagian warga dusun Ncuhi percaya mereka mempunyai silsilah darah dengan Patih Gajah Mada.
  • Pendapat lain mengatakanbahwa, Gajah Mada berasal dari suku Dayak Krio di Kalimantan Barat. Hal ini merujuk pada kisah nenek moyang suku Krio yang menceritakan tentang seorang Panglima besar Dayak bernama Jaga Mada yang diutus ke Jawa Dwipa untuk menguasai tanah Jawa.
  • Kemudian yang sedikit mengejutkan adalah ada yang menyatakan bahwa Gajah Mada berasal dari Mongol. Gajah Mada disebutkan sebagai utusan Raja Kubilai Khan yang dikastrasi dengan gelar Gajah Mada. Kerajaan Majapahit muncul bersamaan dengan munculnya Patih Gajah Mada. Hilangnya Patih Gajah Mada juga bersamaan dengan hilangnya kerajaan Majapahit.Dikatakan bahwa Gajah Mada adalah Patih yang memperbudak Raja-nya untuk kekuasaan kerajaan Cina dibawah Kubilai Khan.

Pertanyaannya adalah, kenapa banyak sekali wilayah menginginkan sebagai tempat asal Gajah Mada? Kedua, apakah benar Gajah Mada berniat menyatukan Nusantara dalam rangka membendung serangan pasukan Mongol? Terlepas apa alasannya dan dimana sebenarnya asal muasal Gajah Mada, idealnya kita rehat kopi dulu sebelum lanjut membahasnya.................

Artikel selanjutnya : Misteri Mahapatih majapahit (2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun