Mohon tunggu...
galihridho
galihridho Mohon Tunggu... -

nama saya galih asli gunungkidul. saya seorang penggemar berat MU dan menyukai dunia Broadcasting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gempa Kembali Guncang Yogyakarta

25 September 2015   22:40 Diperbarui: 25 September 2015   22:48 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa bumi kembali mengguncang daerah Yogyakarta, tepatnya pada tanggal 25 September 2015 pada pukul 20:28. Dengan kekuatan getaran 4,6 skala richter. Selama 5 detik gempa dirasakan oleh seluruh masyarakat Yogyakarta. Sontak hal itu langsung membuat masyarakat segera berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri sambil berterikak, “lindu, lindu, lindu” dengan harapan jika ada masyarakat yang tertidur, mereka segera keluar dan menyelamatkan diri guna menghindari kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan dari gempa tersebut. Kadang juga ada yang menabuh kenthongan sebagai isyarat kepada masyarakat bahwa telah terjadi gempa dan dihimbau berhati-hati dan segera keluar dari rumah.

Adapun pusat gempa ini sendiri berada di posisi 7,95 Lintang selatan atau 110,52 bujur timur atau sekitar 12 kilometer arah barat laut gunungkidul, DIY. Adapun kedalaman gempa berada di 10 KM. Belum ada kabar resmi dari BMKG,namun masyarakat tetap dihimbau waspada dan siaga karena ditakutkan akan adanya gempa susulan maupun peringatan berpotensi tsunami. Terlebih terhadap masyarakat yang berdomisili di kawasan wisata pantai yang tersebar di daerah Yogyakarta. Untuk itu masyarakat diharapkan terus mengikuti kabar terbaru dari BMKG dan menghiraukan isu-isu yang bermunculan di masyarakat. Diharapkan masyarakat tetap dan tidak panik serta khawatir dalam menanggapi  

Gempa bumi memang selalu terjadi di indonesia. Baik faktor tektonik maupun vulkanik. Adapun gempa tektonik terjadi karena pergeseran lempeng bumi. Hal ini tidak terlepas dari kondisi geologis Indonesia sendiri yang diampit oleh 3 lempeng samudera. Yaitu lempeng indo hindia australia di bagian selatan, lempeng pasific di bagian timur laut serta lempeng eurasia di bagian utara. Lempeng indo australia bertubrukan dengan lempeng eurasia di lepas pantau sumatera, jawa dan nusa tenggara. Dan berubrukan dengan lempeng pasific di utara irian dan maluku utara. Sedangkan gempa vulkanis sendiri merupakan gempa yang disebabkan aktivitas gunung berapi yang masih aktif ataupun bisa aktif kembali. Karena menjadi jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga banyak menghasilkan rangkaian gunung api. Selain itu juga karena dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu sirkum pasific dan sirkum mediterania.

Sebagai tempat yang berdekatan dengan salah satu lempeng tektonik, di yogyakarta memang sering terjadi gempa bumi. Dan Salah satu peristiwa gempa besar yang cukup dahsyat pernah terjadi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa Gempa Bumi Yang Meluluh-lantahkan Yogyakarta dan sekitarnya memang selalu diingat oleh masyarakat Yogyakarta. Mengapa tidak, gempa bumi dengan kekuatan getaran 5,9 SR terjadi pagi hari kurang lebih jam 05.55 pagi WIB selama 55 detik. Gempa ini telah membuat bebarapa bangunan rusak dan ada juga yang rata dengan tanah. Candi Borobudur, Prambanan, sampai salah satu bangsal di Keraton Yogyakarta pun tak luput dari kerusakan. Selain bangunan yang rusak, banyak korban jiwa yang terluka maupun meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan. Adapun kondisi paling parah terjadi di kabupaten bantul, baik itu kerusakan bangunan sampai korban jiwa yang tewas akibat gempa dahsyat ini. Hampir seluruh bangunan di bantul rusak parah dan rata dengan tanah.

Seorang yang sudah mengalami trauma akan sesuatu hal tentu akan sulit menghilangkannya. Apalagi ditambah jika hal yang ditraumakan itu sering terjadi tentu akan selalu teringat dalam memori setiap manusia. Itulah yang terjadi di masyarakat Yogyakarta. Tentunya masyarakat berharap peristiwa dahysat 9 tahun lalu tak terulang kembali dan semoga Yogyakarta dapat terus bangkit dan perlahan melupakan tragedi kelam tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun