Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19. Kasus Covid-19 ini pertama kali diumumkan pada Senin (2/3/2020) oleh Presiden RI, Joko Widodo. Covid-19 ini tidak hanya menyerang kesehatan manusia, virus ini pun menyerang perekonomian Indonesia. Menurut penuturan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu (1/4/2020), pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan penaksiran Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen. Prediksi terburuk yang akan terjadi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai minus 0,4 persen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sektor-sektor industri yang mengalami kerugian hari demi hari bahkan sampai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap karyawannya.
Dengan adanya penerapan physical distancing dan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah sektor industri khususnya sektor industri halal mengalami kerugian. Sektor industri halal yang mengalami kerugian besar adalah sektor pariwisata. Hal ini disebabkan sektor pariwisata adalah sebuah industri yang hasil pendapatannya tergantung kepada jumlah masyarakat atau wisatawan yang berkunjung. Di satu sisi, pemerintah melarang adanya orang berkerumun dalam jumlah banyak dalam satu tempat agar dapat mencegah penyebaran Covid-19. Maka industri pariwisata adalah salah satu industri yang mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19 ini. Dengan meruginya industri pariwisata, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun bisa menurun karena sektor industri pariwisata merupakan sektor paling efektif untuk mendongkrak devisa Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, Indonesia menyajikan wisata khususnya wisata halal yang menarik untuk dikunjungi.
Namun dengan adanya pandemi Covid-19 ini, ada juga beberapa industri halal yang berpotensi mendapatkan keuntungan. Industri tersebut terdiri dari industri makanan, minuman, dan farmasi. Di kondisi seperti ini, sudah jelas makanan dan minuman tidak akan mengalami kerugian yang besar karena manusia setiap harinya membutuhkan makanan dan minuman. Walaupun ada penerapan physical distancing atau aturan dari pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar yang mengakibatkan masyarakat dianjurkan untuk diam di rumah, ada beberapa jasa seperti ojek daring yang siap mengantarkan makanan dan minuman tanpa harus keluar rumah. Namun, kafe dan restoran harus menyusun kembali strategi penjualan karena kafe dan restoran hanya bisa menjual dengan sistem take away atau pesan antar yang difasilitasi beberapa perusahaan jasa. Jadi, industri makanan dan minuman akan tetap berjalan dengan hambatan yang kecil.
Selain itu ada industri farmasi yang juga berpotensi mendapatkan keuntungan. Virus Covid-19 ini sudah banyak menyerang masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dipastikan penjualan obat-obatan atau hal apapun terkait industri farmasi akan sangat dibutuhkan agar dapat menolong masyarakat yang terkena Covid-19 ini.
Presiden RI, Joko Widodo, dalam wawancara acara Mata Najwa (22/4/2020) menjelaskan sebenarnya ekonomi dan kesehatan merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan. Apakah bisa menyelesaikan ekonomi yang sedang menurun dan penuntasan kasus Covid-19 ini secara bersamaan? Jawabannya adalah bisa, namun dibutuhkan waktu yang lama. Semakin lama penanganan dalam menuntaskan pandemi Covid-19 di Indonesia, semakin banyak juga korban yang kehilangan nyawanya. Dalam ekonomi, manusia menjadi pelaku utama dalam pertumbuhan ekonomi. Berkurangnya sumber daya manusia sama dengan menjatuhkan pertumbuhan ekonomi. Jadi, sebenarnya yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan manusia karena jika manusia mati tidak bisa bangkit lagi namun perekonomian yang mati dapat dibangkitkan kembali.
Lalu, bagaimana cara menjaga perekonomian Indonesia di tengah pandemi ini? Agar tetap menjaga perekonomian tidak turun secara drastis, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah fokus terhadap penanganan kesehatan masyarakat dan membuat regulasi yang tepat agar sektor industri seperti makanan, minuman, dan farmasi yang diuntungkan dalam pandemi ini bisa terus hidup. Masyarakat yang tidak terlalu terdampak bahkan tidak terdampak sama sekali secara finansial bisa turut andil dengan cara membeli produk-produk UMKM, melakuan sedekah atau berbagi dalam bentuk uang maupun barang. Dengan cara ini, uang akan terus mengalir, UMKM akan tetap hidup, dan masyarakat yang lain pun tetap bisa hidup. Bisa juga masyarakat beralih profesi sementara dan masuk ke ranah sektor industri makanan atau minuman. Negara kita terkenal dengan gotong royongnya. Jika masyarakat sadar dan mau untuk saling bantu membantu, bahkan jika bisa memertahankan industri halal seperti makanan dan minuman, perekonomian bangsa ini tidak akan terlalu jatuh.Â
Percayalah, pandemi ini tidak akan selamanya terjadi. Dari kasus-kasus pandemi sebelumnya pun, negeri ini dapat bangkit kembali dan aktivitas pun kembali seperti normal. Namun, kondisi perekonomian pasca pandemi pun mengkhawatirkan. Agar bisa memulihkan ekonomi bangsa ini, dibutuhkannya reformasi ekonomi atau perubahan secara drastis untuk perbaikan ekonomi di Indonesia. Â Pengembangan industri halal adalah salah satu upaya reformasi ekonomi, agar ekonomi Indonesia dapat kembali sehat bahkan dapat menunjukkan trend positif.
Sektor industri halal yang harus diperhatikan salah satunya adalah industri pariwisata halal. Ketika pandemi ini selesai, masyarakat yang sudah berhari-hari bahkan sudah sangat lelah berada di rumah akan keluar dan mencari tempat wisata untuk meluapkan rasa kesal dan bosannya selama di rumah. Bahkan pasca pandemi, tempat-tempat wisata akan membeludak dipenuhi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Selain itu, Indonesia pada tahun 2019 telah menempati posisi pertama menurut Global Muslim Travel Index (GMTI). Â Pengembangan pariwisata halal ini dalam berbagai aspek, ada pengembangan aspek sumber daya manusia untuk bisa melayani wisatawan dan ada pengembangan sistem dan informasi agar wisatawan yang datang merasa nyaman.
Selain industri pariwisata halal, pengembangan industri makanan dan minuman halal harus dioptimalkan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia, maka sektor industri makanan dan minuman halal pun perlu dikembangkan. Untuk dalam negeri, sosialisasi akan pentingnya konsumsi produk halal khususnya makanan dan minuman harus ditingkatkan lagi. Dengan banyaknya penduduk muslim di Indonesia, pengembangan industri halal harus diperkuat lagi karena bukan hanya konsumen dalam negeri yang tertarik dan membeli produk halal, negara-negara yang mayoritas penduduknya non-muslim pun tertarik dan ingin membeli produk-produk halal. Hal ini merupakan kesempatan ekonomi Indonesia untuk bisa kembali sehat.
Namun di balik itu semua, tentunya harus ada peran pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Untuk menjadi pusat pasar halah dunia, pemerintah harus mendukung pengembangan industri halal dan mencoba untuk mencanangkan sebagai program nasional. Masyarakat harus membantu program pemerintah dan mengembangkan produk halal agar bisa dijual ke konsumen dalam negeri maupun diekspor keluar negeri. Bangun dari mimpi buruk dan bangkit untuk menggapai impian merupakan semua keinginan manusia. Untuk membangun negeri, berbenahlah dari diri sendiri dan berusaha untuk memprioritaskan kepentingan di jalan kebenaran.