Mohon tunggu...
Galih Permana Putra
Galih Permana Putra Mohon Tunggu... logistik di PT. Tunas Mekar Gemilang -

Warga Kota Ciamis | Alumni Universitas Siliwangi Tasikmalaya | Public Health | Bukan sempurna | Hanya bagian dari sempurna | Menyempurnakan dan disempurnakan | \r\n\r\n--www.tulisanrunyam.blogspot.com--

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Naik, Jangan Putus Sekolah

15 Juni 2013   12:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13712755351639934173

Berita kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi masalah perekonomian di Indonesia telah menjadi buah bibir masyarakat saat ini. Berbagi stasiun televisi pun gencar menayangkan berita seputar kenaikan harga BBM. Mulai dari keluhan masyarakat, pedagang, partai politik yang saat ini tengah naik daun karena penolakan rencana kenaikan harga BBM, aksi-aksi mahasiswa yang turun ke jalan dan berbagai liputan lainnya seputar rencana kenaikan harga BBM. Tadi pagi, pada acara berita pagi di salah satu stasiun televisi swasta nasional memberikan liputan yang sangat menarik tentang tanggapan masyarakat mengenai rencana kenaikan harga BBM. Liputan pertama menampilkan aksi mahasiswa yang menyuarakan aspirasinya agar rencana kenaikan harga BBM tidak dilaksanakan di salah satu kota besar di Indonesia yang berakhir dengan bentrokan. Saya sering kurang paham dengan apa yang dilakukan mahasiswa atas kejadian bentrok saat melakukan demonstrasi, entah karena bentrok itu mereka anggap sebagai suatu cara agar suara mereka di dengar, atau karena hanya tersulut emosinya saja. Saya juga mahasiswa, dan saya pernah mengikuti aksi-aksi demonstrasi seperti itu. Kemudian saya bertanya kepada orang yang termasuk penanggung jawab aksi mahasiswa tersebut. "Bang, memangnya demo itu harus seperti ini ya? Dorong-dorongan dengan polisi, bakar-bakar ban dan meneriakkan ancaman-ancaman untuk pejabat pemerintahan?" Lalu, beliau menjawab "Ya, jika tidak begini suara kita tidak akan di dengar oleh pemerintah. Ini merupakan langkah terakhir kita setelah beberapa kali mengadakan audiensi dengan pemerintah namun belum ada hasil yang memuaskan." Pertanyaan saya yang tidak saya utarakan adalah apa memang benar hal ini merupakan jalan terakhir agar suara kita di dengar?  Apakah memang yang menjadi sasaran dari mahasiswa itu adalah pemerintahan saja? sehingga setiap kali pemerintah mengeluarkan kebijakan selalu ada saja aksi penolakan dari mahasiswa? Apa benar yang disuarakan mahasiswa ini sama seperti yang diinginkan masyarakat Indonesia? Ataukah ini hanya untuk mengejar eksistensi mahasiswa agar di anggap 'ada' oleh masyarakat? Memang setelah kejadian Mei 1998 saat mahasiswa menurunkan Penguasa Orde Baru, aksi-aksi demonstrasi penolakan begitu sering terjadi. Tapi, kenapa hanya aksi penolakan saja? Kenapa mahasiswa tidak pernah terlihat melakukan aksi untuk mendukung kebijakan pemerintah? Sesuatu yang berbeda saya saksikan di liputan berita selanjutnya. Aksi yang dilakukan oleh siswa SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka tidak menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM, tapi mereka memberikan motivasi kepada masyarakat dan teman-teman mereka yang ketakutan akan dampak dari kenaikan harga BBM, menggunakan layang-layang sebagai media aspirasi mereka. Tulisan-tulisan motivasi khas anak-anak SMP terpampang di badan layang-layang seperti 'Harga BBM naik, jangan putus sekolah'. Pandangan optimis siswa/siswi SMP mengenai kenaikan harga BBM sangat membedakan aksi-aksi mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM. [caption id="attachment_267969" align="aligncenter" width="600" caption="Layang-layang anti putus sekolah"][/caption] Tidak salah memang melakukan penolakan kenaikan harga BBM, tapi tolong lakukan penyampaian aspirasi itu dengan cara yang lebih baik. Tanpa kekerasan, dan tanpa emosi. Tetap menghargai pemerintah. Jika memang kenaikan harga BBM nanti tetap terjadi, tolong tingkatkan motivasi masyarakat jika kenaikan harga BBM bukanlah akhir dari dunia ini, ubah pandangan masyarakat agar tidak memandang kenaikan harga BBM sebagai bencana. Mahasiswa adalah tumpuan masyarakat, lakukan apa yang seharusnya dilakukan. Hidup Mahasiswa !!! Hidup Rakyat Indonesia !!!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun