Film sex edukasi memang terdengar tabu, seperti halnya film dua garis biru yang rilis 2019 lalu. Film yang mengisahkan pasangan muda di masa SMA yang melakukan hubungan pasutri hingga terjadi hamil di luar nikah.Â
Bima dan Dara adalah gambaran pasangan yang belum sah dan melakukan tindakan melawan norma. Meski begitu, film ini tak seperti ekspektasi yang digambarkan, isi dari film ini menggambarkan dampak yang terjadi dari perlakuan tersebut.
Pertama, film ini sangat menggambarkan betapa kejamnya lingkungan kehidupan dan hukuman sosial bagi pasangan yang nekat melakukan hubungan pasutri diluar nikah. Tergambar saat Dara hamil, seluruh temannya disekolah seperti menjauhi mereka, terlebih saat mereka datang di keluarga Bima, tetangga sekitar menggunjingkan mereka. Ini adalah gambaran dari hukuman sosial yang nyata terjadi di lingkungan.
Kedua, film ini sangat bermanfaat karena dapat menyampaikan rasa takut kepada kaula muda agar tidak melakukan hubungan pasutri diluar nikah. Film ini juga memberikan edukasi agar sebaiknya anak dan orang tua dapat lebih dekat untuk membicarakan seks edukasi, agar kelak mereka tidak nekat melakukan hal tersebut. Seks edukasi memang terdengar hal yang tabu, namun di era modern ini harus lebih dipertimbangkan, karena saat ini seks edukasi harus diberikan kepada kaula muda terlebih sarana informasi dan komunikasi sudah sangat mudah dijangkau yang memungkinkan akses konten fornografi mudah pula terjangkau.
Kritik film ini ditujukan pada orang tua, tergambar kedua orang tua Dara sangat sibuk. Meski, orang tua Bima sangat melarang anaknya untuk berpacaran, namun kesempatan itu ada ketika Bima berkunjung kerumah Dara. Orang tua disini harus lebih memperhatikan anaknya, kedekatan orang tua dan anak perlu dijalin agar anak tak merasa kurang kasih sayang yang dapat menimbulkan tindakan asusila seperti film ini.
Meski film ini bagus tapi tak pernah lekang dari kekurangan, kekurangannya adalah film ini dari segi penokohan, karakter Bima menurut kami kurang menjiwai, dari segi mimik wajah pun Bima kurang nampak sedih.
    Â
Kesimpulannya adalah film ini cocok ditonton untuk kalangan remaja maupun dewasa, agar mereka mengerti dampak dari perlakuanny itu dan membatasi hubungan dengan kekasihnya agar tidak terlalu dekat.
Penyusun :
Ahmad Khoirul Huda
Cheasya Devina
Chintya Tania
Daniar Asyari
Galih Noviandi
Salwa Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H