Waktu aku kelas 5 sd ada sebuah acara perlombaan sekecamatan mrebet yang diadakan setahun sekali. Acara tersebut menghadirkan banyak sekali jenis perlombaan yaitu menggambar batik, melukis, paduan suara dan termasuk juga lomba pantomim.
Saat itu aku pada awalnya tidak tertarik untuk mengikuti salah satu perlombaan tersebut, sampai suatu ketika saya yang saat itu sedang dalam proses kegiatan belajar mengajar ditunjuk oleh guru yang sedang mengajar saat itu untuk ikut menjadi peserta dalam lomba pantomim. Untungnya yang ditunjuk waktu itu bukan hanya saya tetapi teman saya satu lagi juga ditunjuk untuk ikut lomba pantomim tersebut sebagai tim. Tentu saat itu saya dan teman saya sempat terkejut tapi kami mengiyakan hal tersebut.
Acara perlombaan tersebut dilaksanakan 2 minggu terhitung setelah kami dipilih untuk mengikuti lomba tersebut. Kami di persiapkan dan difasilitasi semua untuk perlombaan kami. Awalnya kami sempat kesulitan ketika berlatih karena tidak ada mentor yang melatih kami dan pantomim ini adalah hal yang baru bagi kami berdua. Kami juga sempat kesulitan untuk memilih tema apa yang cocok untuk kami peragakan di perlombaan nanti karena kami masih memiliki rasa kurang percaya diri. Sampai suatu hari kami meminta bantuan kepada kakak kelas kami yang ternyata mereka ada yang pernah mengikuti lomba pantomim sebelumnya. Kakak kelas kami ini sudah tidak bisa berpartisipasi dalam lomba karena fokus untuk ujian sekolah.
Kami dilatih bagaimana caranya terlihat sempurna ketika sedang memperagakan sebuah gerakan. Kami berlatih selama kurang lebih 2 minggu setiap pulang sekolah sampai sore. Karena pantomim ini bajunya khusus kami juga meminjam baju dari mereka. Latihan di hentikan dan kami diistirahatkan sehari sebelum perlombaan. Perlombaan ini di selenggarakan di desa karangturi kecamatan mrebet dan di ikuti kurang lebih sekitar 18 sekolah tingkat dasar. Kami berangkat sekitar jam 7 pagi bersama teman-teman yang mengikuti jenis lomba yang lain dan didampingi oleh guru-guru kami. Setelah sampai disana kami mengambil nomor urut untuk tampil secara bergantian dan kami mendapatkan nomor urut 8 dari 18 peserta.
Karena mendapat nomor urut 8 kami waktu itu menunggu sambil sesekali aku melihat temanku yang lain yang sedang melukis batik agar aku tidak terlalu merasa gugup. Ketika giliran waktunya kami dipanggil untuk tampil aku sangat merasa gugup karena aku dan temanku baru pertama kali mengikuti lomba dan kami disuruh tampil dihadapan juri serta khalayak penonton ditambah juga peserta dari sekolah lain. Akhirnya kami maju tampil dengan durasi kurang lebih sekitar 7 menit. Setelah tampil kami diberi makan siang berupa nasi kotak terlebih dahulu sebelum akhirnya kami pulang bersama-sama. Kemudian esoknya aku dan temanku diberi kabar oleh guru yang mendampingiku bahwa kami mendapat peringkat 5 besar dari 18 peserta lomba pantomim tersebut. Berita tersebut membuat saya bangga sekaligus terharu karena awalnya aku ragu-ragu dan tidak mempunyai ekspektasi masuk peringkat 5 besar, tapi pada akhirnya hasil menjawab semuanya membuat semua latihan dan usaha tidak menjadi sia-sia dan merubah cara berfikir saya bahwa berusahalah dulu jangan takut gagal karena hasil tidak akan mengkhianati sebuah usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H