Matematika: Siswa yang sudah menguasai materi dapat mengerjakan soal-soal yang lebih kompleks, sementara siswa yang masih kesulitan dapat diberikan soal-soal yang lebih sederhana.
Bahasa Indonesia: Siswa yang suka menulis dapat membuat cerita pendek, sedangkan siswa yang lebih suka berbicara dapat melakukan presentasi.
Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi:
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
3. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
4. Membuat suasana kelas lebih inklusif dan menyenangkan.
Pembelajaran berdiferensiasi didasari oleh beberapa teori pembelajaran yang mengakui keberagaman individu. Berikut adalah beberapa teori utama yang mendukung pendekatan ini:Â
- Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences Theory) oleh Howard Gardner: Teori ini menyatakan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Pembelajaran diferensiasi mengakui keberagaman kecerdasan ini dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatan mereka.
- Teori Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development - ZPD) oleh Lev Vygotsky: ZPD mengacu pada jarak antara apa yang dapat dilakukan oleh seorang siswa sendiri dan apa yang dapat dilakukannya dengan bantuan orang lain. Pembelajaran diferensiasi memberikan dukungan yang tepat kepada siswa sehingga mereka dapat melampaui zona perkembangan proksimal mereka.
- Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura: Teori ini menekankan pentingnya peran model dalam proses belajar. Dalam pembelajaran diferensiasi, guru dapat menjadi model yang baik bagi siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari teman sebaya yang memiliki kemampuan berbeda.
- Teori Konstruktivisme: Teori ini memandang siswa sebagai pembangun aktif pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran diferensiasi memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun pengetahuan mereka melalui pengalaman langsung dan refleksi.
Pembelajaran berdiferensiasi semakin relevan di era disrupsi teknologi saat ini. Mengapa demikian?
1. Keberagaman Gaya Belajar:
Teknologi sebagai Penunjang: Teknologi menawarkan beragam alat dan platform yang dapat disesuaikan dengan berbagai gaya belajar. Misalnya, siswa visual dapat belajar melalui infografis, siswa auditori melalui podcast, dan siswa kinestetik melalui simulasi.
Individualisasi Pembelajaran: Dengan teknologi, guru dapat memberikan tugas dan materi yang lebih personal, sesuai dengan minat dan kecepatan belajar masing-masing siswa.
2. Perkembangan Pesat Teknologi:
Keterampilan Abad 21: Pembelajaran berdiferensiasi membantu siswa mengembangkan keterampilan abad 21 seperti kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi yang sangat dibutuhkan di era digital.
Adaptasi Terhadap Perubahan: Dunia kerja terus berubah dengan cepat. Pembelajaran berdiferensiasi mempersiapkan siswa untuk menghadapi perubahan tersebut dengan membekali mereka kemampuan untuk belajar mandiri dan beradaptasi dengan situasi baru.
Kesimpulannya adalah pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya sekadar tren, tetapi merupakan kebutuhan mendesak di era disrupsi teknologi. Dengan menerapkan pendekatan ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, relevan, dan efektif, sehingga siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka.
Sumber:
Tomlinson, C. A., & Moon, J. S. (2013). Differentiating instruction in the college classroom. ASCD.
Gardner, H. (1983). Frames of mind: The theory of multiple intelligences. Basic Books.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.
Bandura, A. (1977). Social learning theory. Prentice-Hall.
Nama Anggota Kelompok:
Alimatus Asryah (248070104)