Seperti yang diketahui bersama bahwa dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi. Adapun yang dimaksud dengan era globalisasi adalah sebuah era atau zaman dimana dunia saling terbuka dan terhubung satu sama lain. Hubungan antar negara dan antar manusia tidak lagi ada sekat tembok yang menghalangi. Semua hal tersebut dapat terjadi karena adanya sebuah proses dan kemajuan daripada sains dan teknologi.
Kemajuan daripada sains dan teknologi memberikan dampak yang begitu terasa dalam segala sektor kehidupan secara holistik. Kehidupan yang sebelum tereksplor dari adanya teknologi masih tergolong tradisional dan sederhana dan membuat interaksi sosial dan perkembangan tidak secepat kilat seperti saat ini.
Sejarah perkembangan zaman dimulai pada masa society 1.0. Disaat dunia masih berada pada masa society 1.0, ditandai dengan kegiatan manusia pada saat itu masih terfokus sebagai pemburu dan pengumpul (Hunting & Gathering). Setelah melalui berbagai proses dan dinamika di zaman tersebut, dunia telah melewati beberapa tahapan era society lainnya. Masuk di era society 2.0 (Agricultural), dunia mulai masuk pada masa bercocok tanam atau agraria. Kemudian setelah melewati era tersebut, dunia mulai masuk ke tahap era society 3.0. Era ini dicirikan atau ditandai dengan adanya revolusi dibidang industri. Dengan adanya revolusi industri, kegiatan produksi akan kebutuhan daripada barang dan jasa semakin meningkat, dimana berakibat terhadap meningkatnya perekonomian.
Setelah melewati ketiga fase tersebut, dunia mulai memasuki era baru yaitu era society 4.0 (Information). Era ini dicirikan dengan adanya tranformasi yang lebih berkembang dan maju, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi daya topang dari era ini. Akan tetapi adanya revolusi 4.0 yang dicirikan dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak terlepas dari sebuah permasalahan di dalamnya. Adapun salah satu masalahnya adalah mendegradasi peran manusia dalam sebuah kehidupan. Akibat permasalahan tersebut, kini dunia termasuk juga Indonesia sedang mencoba untuk memasuki sebuah fase atau era sociey 5.0.
Society 5.0 hadir di tengah peradaban dunia saat ini dengan usaha untuk bisa menyelesaikan segala masalah dan problematika kehidupan yang ada pada masa revolusi industri 4.0. Society 5.0 hadir dengan konsep untuk menggunakan keunggulan dari sains dan teknologi untuk mecari jalan keluar dari problematika sosial serta kesejahteraan manusia itu sendiri. Jadi, konsep yang ditawarkan dari era ini adalah konsep yang lebih humanis. Peran dari manusia di era ini tidak tergerus oleh kemajuan teknologi tetapi di era ini manusia dapat berkolaborasi dengan sains dan teknologi.
Atas penjelasan di atas, dapat kita tarik garis tengah bahwa segala permasalahan dan segala problematika yang timbul di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini dapat diselesaikan dengan adanya kolaborasi antara manusia dengan sains dan teknologi.
Oleh sebab itu, dunia termasuk Indonesia sangat perlu untuk mempersiapkan diri untuk menyongsong era society 5.0 dengan usah-usaha untuk mendukung pengembangan daripada sains dan teknologi. Kerja sama dengan perguruan tinggi dalam pengembangan riset terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi harus terus digerakkan dan dimassifkan, dengan harapan hasil dari riset keilmuan tersebut nantinya dapat digunakan untuk keperluan memecahkan masalah-masalah sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia juga harus dilakukan. Utamanya untuk para generasi muda Indonesia. Kita tahu bahwa pada tahun 2045 tepat 100 tahun Indonesia merdeka, negara ini akan mendapatkan bonus demografi. Dimana nantinya orang dengan usia produktif lebih banyak dari yang tidak produktif. Maka dengan adanya bonus demografi ini perlu adanya sebuah pembekalan terhadap generasi muda atau generasi emas Indonesia untuk lebih banyak lagi belajar mengenai sains dan teknologi serta mencoba untuk berkolobarasi dengan hal tersebut.
Anak-anak muda harus benani tampil. Anak-anak muda harus berani belajar. Anak-anak muda khususnya generasi zilenial harus berani beradaptasi dengan perkembangan zaman. Harus dan fardhu ain hukumnya untuk para anak muda agar haus dan gandrung akan ilmu pengetahuan. Gandrung untuk mencoba segala hal yang sesuai bakat dan bidangnya.
Untuk menyiapkan dan menciptakan generasi emas Indonesia dalam hal ini para anak muda bangsa, perlu juga adanya penyiapan para guru atau calon pendidik yang bermutu dan kompeten. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan pepatah bahwa "Untuk melihat kualitas pendidikan, lihatlah kualitas gurunya dan untuk melihat kualitas guru, lihatlah pula kualitas calon pendidiknya". Para pendidik nantinya perlu dibekali dengan scientific literacy. Adapun yang dimaksud scientific literacy adalah sebuah pemahaman akan sains dalam kegiatan sehari-hari. Dimana dengan pemahaman akan sains tersebut nantinya dapat bermanfaat untuk usaha-usaha penyelesaian problematika sosial di tengah kehidupan masyarakat.