Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Dua Pemuda Indonesia Lulusan Universitas Ternama Memulai Revolusi Minat Baca dengan Bercanda

4 Oktober 2016   09:59 Diperbarui: 4 Oktober 2016   10:15 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan akses terhadap internet di indonesia kian hari kian cepat. Kini, hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki gadget yang bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya. Namun demikian, terdapat suatu anomali yang terjadi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University dengan judul “Most Littered Nation In the World” yang diadakan pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minat baca. Jika demikian, lalu apa yang selama ini masyarakat Indonesia konsumsi di internet? Apakah konten dalam bentuk tekstual yang tersebar di dunia maya masih belum mampu menggoda selera publik?

Berbekal dua pertanyaan tersebut, dua anak muda Indonesia yakni Steven Wongsoredjo (23) dan Stephanie Wongsoredjo (22) memiliki inisiatif untuk membuat sebuah revolusi terhadap minat baca di Indonesia dengan membangun media humor untuk anak muda Indonesia yang bernama Yukepo.com.

Steven yang lulus Master dengan IPK 3.98 dari Universitas Columbia di New York City, Amerika Serikat dan Stephanie yang berkuliah di UC Berkeley, Amerika Serikat memiliki gagasan untuk mengemas berita, event, atau isu yang terjadi di seluruh dunia melalui perspektif humor. Mereka yakin bahwa humor memiliki daya tarik untuk menumbuhkan minat baca anak muda di Indonesia.

“Anak muda sudah lelah dengan kemacetan dan tuntutan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka cenderung menghindari berita yang dikemas dengan cara yang serius dan kaku. Mereka butuh hiburan yang memiliki nilai informatif, dan itu termasuk fungsi dan peran media dalam masyarakat, to entertain dan to educate,” ujar Steven CEO YuKepo.com.

Nama Yukepo diambil dari kata “kepo” yang berarti penasaran atau ingin tahu. Dengan nama tersebut, Yukepo mengajak para pembaca untuk menjadi filsuf yang memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap segala hal. Steven pun mengatakan bahwa segmentasi pasar yang dituju adalah generasi millenials. Pada generasi itu masa-masa transisi terjadi dan menyebabkan tekanan psikologis di dalam diri generasi tersebut. Sebagai digital native, generasi ini memiliki karakter yang dinamis.

Oleh karena itu, pemilihan format new media memungkinkan keintiman bisa dibangun di antara user dan perusahaan. Hadirnya Yukepo.com diharapkan mampu menjadi tempat untuk berekspresi dan untuk melupakan tekanan-tekanan di dalam diri generasi millineal dalam bentuk humor.

Berjalan dua bulan setelah peluncurannya, Yukepo.com mendapatkan respon yang sangat positif dari pembaca. Hal itu dapat dilihat dari jumlah Monthly Unique Users sebanyak 250.000 dengan lebih dari 1 juta pageviews. Saat ini, sudah terdapat 14 kategori yang dapat di eksplorasi oleh pembaca seperti funny news, fun fact, olahraga, cinta, film, fashion, inspirasi, dll.

“Ke depannya, kami akan mengembangkan beberapa fitur baru untuk meningkatkan user experience, seperti KepoTV dan fitur untuk posting gambar di website Yukepo.com, sehingga para user tidak bersifat pasif, tetapi aktif,” Stephanie Co-Founder YuKepo.com menambahkan.

Secara tidak langsung, Yukepo.com memberikan suatu kesadaran baru untuk publik bahwa hal-hal yang tidak kita anggap penting, nyatanya memiliki manfaat tersendiri yakni sebagai hiburan atau sebuah renungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun