Mohon tunggu...
Galih Dwi Wantoko
Galih Dwi Wantoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030105 UIN Sunan Kalijaga

Saya adalah seorang mahasiswa semester 2

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kultur Punk yang Mengekspresikan Diri sebagai Cara Menikmati Hidup

23 Juni 2024   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2024   04:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iheart.com (sex pistols) 

Penampilan mencolok dan stereotipe negatif melekat pada kelompok Punk. Secara historis Punk merupakan sebuah subkultur yang muncul pada pertengahan hingga akhir tahun 1970-an di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

 Seringkali Punk dihubung- hubungkan dengan ideologi anti kemapanan yang seolah- olah membuat punk semakin liar. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui gaya hidup mereka yang sebenarnya sederhana. Hanya saja kesederhanaan tersebut berlawanan dengan dandanan kaum Punk yang terkesan awur- awuran.

"Black Coat, White Shoes, Black hat Cadilac", potongan lirik grup band rancid yang menjadi identitas kelompok Punk. Berjaket kulit, bercelana jeans, bersepatu boots, dan bergaya rambut mencolok menjadi ciri khas style kelompok Punk.

Wikipedia menjelaskan bahwa awal Punk di Inggris mengekspresikan pandangan nihilistik dan anarkis dengan slogan No Future , yang berasal dari lagu grub band Sex Pistols yang berjudul "God Save the Queen". Berbeda dengan Amerika Serikat, Punk memiliki pendekatan berbeda terhadap nihilisme yang kurang anarkis dibandingkan Punk di Inggris.

Nihilisme merupakan sebuah filosofi yang menolak atau meragukan keberadaan makna, nilai, dan tujuan dalam hidup. Nihilisme dalam Punk diekspresikan dalam penggunaan "zat yang lebih keras, lebih merusak diri sendiri, dan menghilangkan kesadaran seperti heroin, atau metamfetamin". Dan hal ini lah yang membuat Punk terlabel buruk di hadapan masyarakat normal.

Ideologi anti kemapanan tersebut juga tercermin pada genre musik mereka. Dengan cadas, keras, dan penuh sarkas, genre Punk banyak mengkritik permasalahan kehidupan yang hanya sementara. Ketidak becusan pemerintahan menjadi salah satu hal yang menjadi tujuan kritik musik Punk. Selain pemerintahan, musik Punk juga nengkritik kapitalis serta kemapanan pada sebuah institusi.

Dengan ideologinya yang seperti itu, Punk sering dikaitkan dengan ideologi nazi yang menentang kapitalisme. Namun hal tersebut tertepiskan dengan beberapa insiden yang melibatkan tokoh Punk. 

Wikipedia memberi Dua contoh yaitu insiden saat American Music Awards 2016, di mana band Green Day meneriakkan pesan-pesan anti-rasis dan anti-fasis. Kemudian insiden di pertunjukan Dropkick Murphys, Ken Casey melakukan menekel seseorang yang memberikan hormat ala Nazi dan kemudian menyatakan bahwa Nazi tidak diterima di acara Dropkick Murphys. Anggota band Tim Brennan kemudian menegaskan kembali sentimen ini.

Walaupun begitu, menurut Wikipedia Punk merupakan sebuah arah hidup yang menjadi rel kehidupan kelompok Punk. Sebuah wadah yang dapat menampung ekspresi diri secara bebas dan lepas. Sehingga Punk bukan hanya sekedar tampilan namun juga attitude.

Jejak sejarah Punk yang terwariskan hingga kini, meninggalkan pengaruh pada beberapa karya seni di dunia. Banyak dari kalangan seniman terispirasi dari gaya kehidupan punk yang sangat kontras dengan kehidupan normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun