Mohon tunggu...
Galih Dwi Wantoko
Galih Dwi Wantoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030105 UIN Sunan Kalijaga

Saya adalah seorang mahasiswa semester 2

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

WAMUMA: Lokal Brand Rintisan yang Mengekspresikan Sedih-Bahagianya Kehidupan Kawula Muda

23 Juni 2024   14:18 Diperbarui: 23 Juni 2024   14:48 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri kreatif menjadi sekian dari banyaknya sektor UMKM yang membantu perekonomian Indonesia. Belakangan ini tren persandangan sedang menjadi perbincangan kaum manusia, khususnya para kawula muda. Berbagai inovasi pakaian dengan konsep yang berbeda- beda menghiasi pasar domestik. Mulai dari merk lokal hingga merk manca negara.

Dapat dibuktikan melalui banyak beredarnya informasi mengenai persandangan yang berlalu lalang di internet, terutama media sosial. Mulai dari bagaimana kita mengkombinasikan pakaian, informasi merek asli atau palsu, hingga sejarah sebuah merek pakaian muncul. Di sela- sela fenomena persandangan tersebut, terdapat usaha yang memanfaatkan trent ini.

WAMUMA, Sebuah merek apparel lokal dari Yogyakarta City yang menjadi salah satu pemeran industri kreatif di ranah lokal.

Salah satu merk lokal yang terlahir di sudut kota Yogyakarta, tepatnya di Warungboto. Bergerak di bidang persandangan dengan artikel- artikel kaosnya yang beragam konsepnya. Membawakan konsep seni yang dikombinasikan dengan budaya dan isu- isu kehidupan seperti mental health. Wamuma merupakan perwujudan usaha dari seorang pemuda yang berasal dari bagian timur Indonesia, Jayapura. Syams adalah seorang yang merintis dan menginisiasi lahirnya Wamuma sejak awal berdirinya.

Dokumen Pribadi (Ahmad Syams, Pengembang Wamuma Apparel)
Dokumen Pribadi (Ahmad Syams, Pengembang Wamuma Apparel)

Memulai usaha dengan merilis sebuah artikel karya berupa kaos di tahun 2018. Disambut dengan antusiasme pasar, membuat Wamuma percaya diri meneruskan karyanya. Mengusung konsep seni yang diekspresikan ke dalam kaos, Wamuma sukses konsisten hingga sekarang ini. Wamuma menjadi salah satu merek apparel yang tak asing oleh teman- teman Melanesian (Skena Kultur dari Indonesia Timur).

Pada awalnya, Syams memfasilitasi temannya yang berhasil membuat karya design. Namun Syams malah ikut tertular temannya dalam dunia design dan akhirnya mengembangkan Wamuma Apparel. Menurutnya, "Wamuma merupakan Gold from East". Maksudnya, Wamuma merupakan sebuah karya yang dilahirkan dari seorang yang berasal dari Indonsia Timur dan karyanya dapat diterima khalayak luas.

Membangun dan menumbuhkan sebuah brand tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Syams melewati berbagai rintangan dalam membangun Wamuma. Bertemu dengan berbagai masalah dalam menumbuhkan Wamuma, mulai dari persaingan pasar hingga tertipu oleh vendor. Namun, Wamuma dapat melewati kondisi- kondisi tersebut. Syams membagi kalimat penyemangatnya bahwa "The Thought Shall Pass", yang berarti bahwa segala kebahagiaan ataupun kesedihan akan berlalu.


Dalam mengelola usahanya, Syams menjelaskan bahwa terdapat beberapa fase tahapan khusus yang dilakukan dalam mengembangkan Wamuma.

Pertama, Mengidentifikasi segmen pasar dan menargetkan khalayak konsumen. Identifikasi berarti menganalisis produk bagaimana yang menjadi kesukaan konsumen. Kemudian setelah mengidentifikasi, dilakukan penentuan target yang ingin dituju dalam memperkenalkan produknya. Wamuma sendiri menargetkan khalayak muda untuk target konsumen. Sehingga katalog yang dikeluarkan Wamuma relevan dengan kehidupan anak muda yang "complicated".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun