Mohon tunggu...
Galih Ayu Palupi
Galih Ayu Palupi Mohon Tunggu... Lainnya - Humas PTPN I Regional 4

Tertarik untuk menulis perihal isu perempuan dan studi komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Hari Kartini: WEWAW Upayakan Perempuan Indonesia Miliki Resiliensi

21 April 2024   09:40 Diperbarui: 21 April 2024   09:48 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
18 Mentor WEWAW Mentorship

"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya." - R. A. Kartini.

Raden Ajeng Kartini menjadi sosok penting bagi pergerakan dan perjuangan kesetaraan perempuan Indonesia. Putri keluarga bangsawan Jawa yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara ini telah memberikan kontribusi pemikiran yang revolusioner serta futuristis. Melalui pemikiran yang ia torehkan pada tiap suratnya mengantarkan perempuan masa kini dapat memiliki kesempatan lebih baik.

Meski demikian, tantangan yang dihadapi perempuan Indonesia tidak lantas menjadi nihil. Tantangan demi tantangan masih terus dihadapi oleh perempuan Indonesia seiring dengan perkembangan zaman melalui bentuk yang berbeda dan bisa jadi lebih kompleks. Salah satunya, potensi dan tantangan perempuan Indonesia dalam dunia kerja yang seringkali dibenturkan dengan beragam stereotip. Beberapa penelitian masih mengungkapkan bahwa perempuan di Indonesia masih mengalami berbagai tantangan. Sebagaimana Sigiro (2021) dalam Jurnal Perempuan yang mengungkapkan bahwa tantangan perempuan pekerja merupakan glass ceiling effect yang kemudian dapat menghambat perjalanan karier perempuan di dunia kerja.

Terdapat pandangan bahwa dunia kerja masih memiliki karakteristik maskulin, sehingga terjadi diferensiasi bidang pekerjaan bagi perempuan dan laki-laki. Bidang-bidang pekerjaan seperti Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika masih identik dengan profesi laki-laki. Sementara bidang-bidang lain seperti Sosial, Humaniora, dan Pendidikan identik dengan profesi perempuan. Bahkan, sebuah penelitian Fernando et al. (2018) mengungkapkan bahwa 40% wanita yang memperoleh gelar teknik pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan profesinya. Demikian halnya Milner (2018) juga menyatakan bahwa perempuan yang bekerja di lingkungan dominan laki-laki menderita tingkat stress yang berbahaya akibat adanya isolasi sosial, pelecehan seksual dan rendahnya dukungan dari rekan kerja.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik di tahun 2022 juga masih menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi perempuan pekerja di dunia industri yakni masih berada di angka 52,74 juta atau setara dengan 38,98% dari total pekerja di Indonesia. Dari angka tersebut, hanya ada 0,78% perempuan yang memiliki kesempatan berada di level kepemimpinan dan ketatalaksanaan.

Hal ini yang kemudian membawa api semangat bagi banyak perempuan Indonesia untuk saling menguatkan dan memberdayakan tidak pernah padam. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi perempuan khususnya dalam dunia kerja, justru membuat perempuan harus terus berupaya untuk resilien dan menaklukan setiap tantangan. Api semangat tersebut turut tumbuh melalui WEWAW (Women Empower Women At Work) Indonesia. Sebuah komunitas sosial yang berkomitmen untuk memberikan referensi, edukasi dan pendampingan bagi perempuan Indonesia dalam bekerja baik berkarir maupun berbisnis melalui online platform.

Melalui visinya, WEWAW percaya, perempuan muda Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan kesempatan yang setara dalam dunia kerja. Bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjadi pribadi dan pemimpin yang berkualitas, bertumbuh secara kapasitas maupun kapabilitas. Visi tersebut kemudian tertuang dalam berbagai program yang ditujukan bagi perempuan Indonesia usia produktif seperti WEWAW Mentorship, WEWAW Community Program dan WEWAW Collaboration. Dalam program WEWAW Mentorship misalnya, perempuan Indonesia usia produktif dengan berbagai latar belakang yang selanjutnya disebut sebagai WAW Girls mendapatkan kesempatan secara gratis untuk bertemu, bertumbuh dan mengembangkan potensinya bersama dengan mentor perempuan terbaik di seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang kompetensi dan karir. Mulai dari tenaga pendidik, praktisi komunikasi, pemasaran, pengusaha, industri kreatif, hingga konsultan bisnis.

Selama empat bulan, para mentees atau WAW Girls memiliki kesempatan secara intensif dan eksklusif untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman serta tantangan yang dapat memperkaya kualitas, kapasitas dan kapabilitas diri. Bergabung pada periode angkatan keempat dari WEWAW Mentorship yang mengusung tema "Resilience in Disruption", daya tahan atau resiliensi dalam menjalani setiap sesi dan tantangannya memang seraya diuji.

Kemampuan manajemen diri dan waktu serta komitmen terhadap setiap tantangan yang diberikan hingga akhir masa mentoring merupakan satu capaian tersendiri bagi para mentees. Hal ini tentu sekaligus bentuk penghargaan terhadap diri yang telah memilih untuk terus berada pada lingkungan yang suportif dan mendorong kepada perkembangan diri. Selama empat bulan, para mentees dibekali berbagai hal, baik secara keilmuan, hard skill maupun soft skill yang sangat berguna di dunia kerja. Bekal-bekal tersebut dikemas secara menarik dan menantang di setiap sesi pertemuan kelompok. Tidak hanya itu, mentees juga berkesempatan untuk melakukan mentoring secara personal dengan satu mentor pilihan yang ahli di bidangnya dan telah disesuaikan dengan kebutuhan mentees.

Setelah menjalani dan mengikuti setiap proses yang diberikan dalam program WEWAW Mentoring, sangat disadari bahwa WEWAW telah turut andil dalam upaya membangun resiliensi pada perempuan Indonesia sehingga dapat mengatasi tantangan melalui potensi dan kompetensi yang lebih unggul. Di tengah dinamika yang terus berjalan dalam sosial masyarakat, perempuan tentu merupakan kelompok yang membutuhkan dukungan dan pembinaan untuk terus menjadi agen perubahan yang kuat dan berdaya tahan. Melalui perwujudan upaya-upaya terhadap kemajuan perempuan Indonesia, maka akan terus hidup pula visi dan buah pikiran Kartini bagi emansipasi perempuan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun