Mohon tunggu...
Galih
Galih Mohon Tunggu... -

berkibar walau tanpa angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

kemarin.....sekarang.....nanti

4 Juni 2012   20:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

didalam sunyi nya malam...

1000 kenangan merajah....

1000 tanya  menggoda...

1000 misteri menghantui.....

rengkuhan ruang waktu tanpa batas

harapan dan cita tergenggam

renungan dalam hening gelap malam

terangkum dalam hasrat dan jiwa

kemarin....sekarang....nanti....

mengapa aku ada....?

untuk apa aku ada...?

sampai kapan aku ada....?

benci....kesal...kecewa...

bila harus mengingat masa kelam ku...

bimbang...gundah...risau...

bila harus menyadari apa yg sedang terjadi pada ku....

pusing....ribet....panik...

bila harus memikirkan apa yg akan ku alami nanti

kadang.....smua yg mereka lihat tidak seindah kenyataannya

kadang....smua yg mereka dengar tidak semerdu nyanyian nya

kadang....smua yg mereka rasakan adalah semu....!!!!!

topeng ini akan melekat dan slalu melekat di wajah ku

peran ini akan slalu menjadi karakter ku

dan sandiwara ini akan slalu menjadi skenario hidup ku...

andai kan ada seseorang yg bisa mengerti apa yg ku harapkan

andai ada sebuah kata yg bisa menjelas kan hidup ku

andai ada waktu yg bisa mendewasakan diri ku...

kemarin.....sekarang.....nanti....

akan slalu sama...

tak ada yg berubah....

kemana bidadari ku pergi....?

seharusnya sudah dari tadi dia berada di sini

malaikat di jiwa terbelnggu...

setan di otak tertawa.....

dan akal sehat ku pun mati.....!!!!!!!!!!

kemarin....sekarang....nanti.....

PERSETAN DENGAN ITU SEMUA........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun