Mohon tunggu...
Galih Ardin
Galih Ardin Mohon Tunggu... Administrasi - Master Student GRIPS, Japan

Hanya Manusia Biasa yang Hobi Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ingin Melihat Peradaban Jepang di Masa Lampau? Ke Kamakura Saja

3 September 2020   13:01 Diperbarui: 3 September 2020   12:55 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang sangat kaya akan peninggalan sejarah dan budaya. Salah satu yang terkenal adalah peninggalan berupa bangunan kuil. Pada dasarnya ada dua jenis kuil di Jepang yaitu kuil Buddha dan Kuil Shinto. Kuil - kuil tersebut umumnya dibuat pada zaman pertengahan, yaitu pada abad 11 sampai 13. Untuk melihat peninggalan - peninggalan bersejarah tersebut tak perlu pergi jauh ke Kyoto maupun Osaka.

Kita dapat menemukan berbagai bangunan yang menggambarkan peradaban negeri Jepang pada abad pertengahan tersebut di Kota Kamakura, sebuah kota sederhana yang tidak jauh dari Tokyo. Sebelum Ibukota Jepang berpindah ke Kyoto dan Tokyo, Kamakura telah terlebih dahulu menjadi pusat peradaban Jepang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita berkunjung ke kota tersebut, kita akan disuguhi berbagai peninggalan bersejarah.

Kota ini berjarak kurang lebih 50 kilometer dari Tokyo. Untuk mencapainya, kita dapat menggunakan kereta listrik selama kurang lebih satu jam dari stasiun Shimbashi. Kereta yang dapat digunakan untuk mencapai kota ini adalah Yokosuka Line yang dioperasikan oleh Japan Railway (JR). Perjalanan dengan menggunakan Yokosuka Line akan melewati 10 pemberhentian sebelum akhirnya berhenti di stasiun Kita-Kamakura. Biaya yang diperlukan untuk melakukan sekali perjalanan ke stasiun Kita-Kamakura tersebut adalah sebesar 1.200 yen atau sebesar 163 ribu rupiah.

Dengan berjalan kaki selama 10 menit dari stasiun Kita-Kamakura, kita sudah sampai di tujuan kita yang pertama yaitu kuil Engakuji. Kuil Engakuji adalah sebuah kuil Buddha yang dibangun pada periode Kamakura kedua (tahun 1282 Masehi). Nama Engakuji sendiri diambil dari kitab Buddha Mahayana.

Saat pertama datang ke kuil ini, kesan yang pertama kali muncul adalah suasana sejuk dan asri. Hal ini dikarenakan kuil ini masih dikelilingi oleh puluhan pohon besar berusia ratusan tahun. Meskipun kuil ini pernah mengalami kebakaran pada zaman Muromachi, kita masih dapat menikmati kegagahan dan keanggunan kuil yang telah berusia 800 tahun ini.
Dengan berjalan kaki kurang lebih sejauh 500 meter, kita beranjak ke tujuan kedua kita, Kuil Tokeji. Kuil Tokeji adalah sebuah kuil Buddha yang dibangun pada tahun 1285. Diceritakan bahwa pada zaman feodal dahulu, para istri tidak diperkenankan untuk bercerai dengan suaminya. Oleh karenanya, Kuil ini dibangun untuk menyelamatkan para istri yang ingin bercerai (https://tokeiji.com/about/history/).

Oleh karena itu, kesan feminim dan lembut dapat kita jumpai di Kuil ini. Di kuil ini, kita bisa melihat berbagai macam bunga, bangunan, patung Buddha dan patung Dewi Kwan Im. Hawa udara nya yang sejuk dan hening karena diselimuti pohon-pohon besar membuat kita ingin berlama - lama tinggal di sini.

Sumber gambar: dok. pribadi
Sumber gambar: dok. pribadi
Tujuan kita yang ketiga adalah sebuah kuil Budha yang bernama Kenchoji. Kuil ini didirikan pada tahun 1255 sebagai tempat untuk berlatih para biksu. Di dalam kuil ini, kita dapat menjumpai beberapa bangunan yang sangat unik. Sehingga, tidak salah jika kuil ini sangat tepat untuk mengabadikan moment bersama sahabat maupun pasangan. Jika anda merindukan suasana hening, tenang dan damai, tempat ini sangat tepat untuk anda jumpai. Harum semerbak dupa khas jepang juga semakin menambah kesan kedamaian di komplek kuil ini.

Sumber gambar: dok. pribadi
Sumber gambar: dok. pribadi
Setelah berkeliling di beberapa komplek kuil Buddha, sampailah kita di tujuan terakhir kita, Kuil Tsurugaoka Hachimangu. Kuil ini dibangun oleh Minamoto Yoriyoshi pada tahun 1063. Berbeda dengan Kuil yang kita kunjungi sebelumnya, kuil ini adalah sebuah kuil Shinto. Di komplek kuil ini kita dapat menjumpai sebuah bangunan besar berwarna orange yang dilengkapi dengan puluhan gerbang tori berwarna orange.

Di dekat kuil ini kita dapat menjumpai banyak kedai yang menjajakan snack maupun makanan berat. Bahkan, kita dapat menjumpai kedai es krim halal di dekat kuil ini. Selain itu, kita juga dapat menyewa Yukkata (pakaian adat Jepang) untuk berfoto ria di sekitar kuil ini, menarik bukan?

Sumber gambar: dok. pribadi
Sumber gambar: dok. pribadi
Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Peribahasa ini agaknya tepat untuk menggambarkan bagaimana kita bersikap di kuil - kuil tersebut. Untuk memasuki kuil tersebut kita diharuskan untuk melepas alas kaki dan tidak diperkenankan untuk bersuara keras. Sebelum memasuki komplek kuil pun kita disarankan untuk membasuh tangan kita melalui tempat - tempat yang telah disediakan.

Waktu terbaik untuk menikmati keindahan Kota Kamakura adalah pada saat musim gugur yaitu antara bulan semptember sampai dengan desember tiap tahunnya. Pada musim gugur, dedaunan yang menutupi komplek kuil akan berubah warna menjadi kuning, orange, merah bahkan cokelat. Perpaduan warna yang unik tersebut semakin menambah syahdunya suasana Kota kecil nan eksotis ini. Selain itu, pada musim gugur, suhu udara juga sangat nyaman dan sejuk untuk melakukan aktifitas luar ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun