Mohon tunggu...
Galih Restu Pratama
Galih Restu Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa di IPB University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggugat Paradigma Pendidikan: Pelajar di Persimpangan Jalan Perubahan atau Kepatuhan Bisu

30 November 2024   12:36 Diperbarui: 30 November 2024   12:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelajar, sebagai salah satu kelompok yang diamanahi tanggung jawab besar sebagai penerus kelangsungan hidup bangsa dan tanah air, terkadang melupakan hal-hal fundamental dalam memahami dan memaknai esensi pendidikan. 

Sejatinya, pendidikan tidak sesederhana memahami angka, mengejar nilai rapor, atau menuntaskan kurikulum. Jauh dari pada itu, pendidikan menjadi sebuah media perjuangan untuk membiasakan serta membangun kepekaan sosial, keberanian intelektual, dan tanggung jawab moral. 

Ironis sekali ketika menyadari bahwa banyak sekali pelajar yang terjebak dalam pemikiran, pola pikir, dan anggapan pragmatis yang menjadikan pendidikan sebagai media untuk mengejar status sosial dan ekonomi.

Kealpaan terhadap hakikat sebenarnya dari tujuan dan makna pendidikan tidak hanya merugikan perseorangan. Lebih dari itu juga akan menyebabkan semakin melebarnya ketimpangan sosial yang telah terjadi. Pelajar yang berasal dari berbagai latar belakang, gagal memahami bahwa pendidikan adalah hak kolektif yang mestinya dapat menciptakan suasana solidaritas untuk menuju dan menyongsong perubahan struktural. Jika hal ini terus terjadi, pendidikan hanya akan menjadi sebuah pabrik usang yang hanya mencetak tenaga kerja, daripada insan-insan visioner. 

Refleksi kritis terhadap sistem pendidikan pun saya rasa saat ini masih sangat kurang terjadi, sehingga tidak berjalan dengan optimal.  Sistem yang seharusnya mampu memerdekakan pemikiran dan pola pikir pelajar, justru menjadi alat hegemoni yang mengekang kebebasan berpikir. 

Saat ini, pelajar diindoktrinasi pada sebuah kenyataan; menerima tanpa mempertanyakan dan mematuhi tanpa memahami. Jika kenyataan tersebut terus berlangsung, maka cepat atau lambat, kita akan menciptakan dan melahirkan generasi-generasi yang dibuai dengan kenyamanan stagnasi dan apatis. 

Saat ini, saya mengajak anda sekalian sebagai orang yang telah/sedang/akan berperan sebagai seorang pelajar untuk memahami bahwa anda semua bukan hanya sekadar penggerak roda ekonomi, melainkan pengubah nasib bangsa dan tanah air. 

Tantangan dan isu yang teramat besar, dan telah turun menurun terjadi, seperti korupsi, krisis lingkungan, hingga ketimpangan ekonomi memerlukan suara yang lantang, serta tindakan yang nyata dari generasi muda seperti anda sekalian.

Sebagai generasi muda yang berani melawan keadilan, anda semua harus mempunyai 3 pilar utama yang sangat penting dan nantinya akan menjadi tuntunan langkah, yakni refleksi kritis, keberanian intelekual, dan komitmen terhadap perubahan. Pelajar adalah kelompok di mana masa depan bangsa bertumpu, dan sejarah tidak akan pernah memaafkan saya dan anda sekalian, yang memilih diam di tengah arus dan carut-marut ketidakadilan.


Dengan segala hormat,

Galih Restu Pratama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun