pengelolahan sampah yang kurang maksimal, misalnya sampah yang tercampur antara organik dengan anorganik, sampah yang berserakan di lingkungan, dan lain-lain.
Produksi limbah organik semakin meningkat seiringan dengan bertambahnya jumlah SDM di semua kalangan masyarakat. Bisa kita lihat disekitar, mayoritas semua kalangan yang ada di masyarakat setiap hari nya menghasilkan limbah organik maupun di dalam ataupun di luar tempat tinggal mereka. Upaya pemerintah dalam menangani jumlah sampah yang semakin meningkat sudah dilakukan seperti, menyediakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) secara merata, mengarahkan petugas untuk mengelolah sampah, dan lain-lain. Akan tetapi, dalam upaya tersebut mayoritas tidak terlaksana dengan baik. Masih banyak dampak yang terjadi karenaKondisi tersebut juga terjadi pada lingkungan Kantin UPNVJT. Saat tim melakukan survey ke lokasi kejadian, terlihat sampah yang berserakan dimana-mana. Mulai darimeja,stand, hingga lantai kantin. Kondisi yang sama pun juga terjadi di tempat pembuangan sampah Kantin UPNVJT. Terlihat sampah yang tercampur dan tidak terkelola dengan baik antara sampah organik dengan anorganik. Kejadian tersebut juga didukung dengan pelanggan Kantin yang jumlah nya tidak kondusif, sehingga jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tidak terkontrol. Kejadian ini juga didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh pemilik stand Kantin dan petugas pengelolah sampah Kantin. Mayoritas beranggapan, bahwa pengelolahan sampah yang ada di Kantin UPNVJT tidak dikelolah dengan baik dan teratur.
Tim dari Komunitas Gerakan Lingkungan Lestari tergerak untuk menanggulangi permasalahan ini dengan melakukan pemanfaatan kembali pada limbah tersebut. Langkah yang diambil oleh tim dalam merealisasikan aksi ini adalah dengan melakukan pengolahan limbah menjadi kompos organik dengan memanfaatkan Maggot. Mengapa tim memilih metode dengan bantuan Maggot? Maggot atau larva serangga memiliki kemampuan dalam mendaur sampah dengan mengurangi massa sampah sebanyak 52%-56%, sekaligus mengeluarkan energi dari sisa makanan, bangkai hewan, sisa sayuran, dan sampah organik lainnya. Karena itu, maggot bisa menjadi mikroorganisme yang tepat untuk pengolahan sampah organik.
Dengan dilakukannya pengolahan hasil dari aksi tim 3 Gerakan Lingkungan Lestari ini, limbah organik yang menumpuk pada kantin UPNVJT cukup mengalami pengurangan kuantitas penumpukan limbah dan metode pengolahan ini dapat dilakukan secara berulang untuk memanfaatkan limbah organik yang menumpuk menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H