Tape merupakan kudapan dari singkong yang telah difermentasi. Tape merupakan produk bioteknologi konvensional. Para guru biologi seringkali menugaskan muridnya tatkala mengajar tentang materi bioteknologi. Selain caranya mudah, bahan-bahan yang diperlukan cukup mudah.
Oleh sebab itu, tape sudah tidak asing lagi di telinga generasi muda kita. Tak cukup kenal, harapan saya, mereka juga menyukai makanan yang satu ini. Apalagi di saat puasa, banyak pedagang yang menjajakan kudapan ini. Hitung-hitung melestarikan budaya lokal, sekaligus juga menghidupkan ekonomi pedagang kecil di pasar.
Selama Ramadan, tape merupakan makanan yang sering menghiasi menu berbuka. Tape dapat digunakan untuk buat kolak, tape goreng, atau dimakan begitu saja. Kalau di Grobogan disebut dengan Rondo royal. Rondo royal istilah untuk tape goreng. Saat dibuat kolak, tape akan dikombinasikan dengan pisang, cendol hijau, cincau, dan durian.
Tape memiliki rasa berbeda dengan bahan aslinya. Tape memiliki warna putih atau kuning. Rasa manis sedikit asam. Beraroma alkohol. Rasa manis yang ditimbulkan tape akibat pemecahan karbohidrat menjadi gula yang lebih sederhana.
Tape bisa dibuat dari singkong atau beras ketan. Tape yang dibuat dari singkong disebut tape singkong. Orang Bandung menyebut dengan istilah peuyeum. Mereka sama-sama makanan fermentasi, tapi sebenarnya berbeda. Melansir dari kompas.com, peuyeum lebih tahan lama dibandingkan tape singkong. Tape akan lebih cepat sekali berair. Ditinjau dari segi rasa manis, tentu saja tape lebih manis dibandingkan peuyeum.
Melansir dari hellosehat.com, tape mengandung kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Senyawa itu antara lain kalori: 173 gram, protein: 0,5 gram, lemak: 0,1 gram, karbohidrat: 42, 5 gram, kalsium: 30 gram, fosfor: 30 miligram, dan air: 56 gram.
Berbukalah dengan yang manis. Sebuah hadits yang sering kita dengar. Tape sebagai makanan tradisional Indonesia bisa jadi alternatif bapak ibu mencari variasi lain untuk berbuka. Makanan fermentasi sangat baik untuk pencernaan karena mengandung prebiotik sebagai bakteri baik. Melansir dari greatedu.co.id, tape dapat meningkatkan kadar vitamin B1 hingga tiga kali lipat, itu dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan pencernaan.
Segala sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik. Kecuali kelebihan pahala. Begitu juga dengan mengkonsumsi tape. Hal ini karena tape merupakan produk fermentasi yang mengandung alkahol. Tape tidak direkomendasikan dikonsumsi untuk balita dan manula karena dapat mengganggu sistem imun dalam tubuh.
Wasana kata, tape adalah camilan tradisional milik kita. Rasanya yang manis, membuat buka puasa jadi lebih bahagia.
Yogyakarta, 19 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H