Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Toilet Training" Itu Penting

23 Februari 2018   08:55 Diperbarui: 23 Februari 2018   09:14 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Baby Activities Center

Ngethur merupakan terminologi Jawa yang barangkali tidak asing di telinga kita. Khususnya bagi orang tua yang punya anak umuran di bawah lima tahun (balita). Pencarian lewat media daring, ngethur disepadankan dengan istilah toilet training. Kalau ditranslate ke bahasa indonesia, kurang lebih jadi pelatihan toilet.

Toilet training merupakan upaya orang tua di rumah dalam mengarahkan dan mendampingi si kecil agar BAB atau atau BAK di kamar mandi. Fase kehidupan ini biasanya berlangsung pada anak usia 18 bulan. Bahkan kasus-kasus tertentu ada yang lebih 3 tahun sehingga mengalami keterlambatan toilet training pun tak terelakan.

Resep keberhasilam toilet training terletak pada ketelatenan dan kesabaran pihak orang tua. Upaya menebar benih pemahaman untuk seumuran mereka butuh waktu cukup lama. Disinilah tantangan kita. Sebab mereka belum mafhum konsep kebersihan badan. Apa yang menarik di bola matanya sekalipun tembelek ayam mungkin ia akan raih dengan jemarinya. 

Apalagi diminta untuk sekadar menahan otot kantung kemihnya agar tidak pipis sembarangan. Mudah bagi kita sebagai orang dewasa dan tidak mudah buat mereka. Atau masih ada yang suka ngompol di antara kita?

Aktivitas macam toilet training akan selalu dialami oleh orang tua yang lagi punya balita. Seperti saya ini. Dua bocah saya, yang sulung umur tiga tahun 11 bulan. Yang bungsu menginjak 1 tahun 5 bulan.  Secara bersamaan ia sedang berproses menyesuaikan jam sikardian agar tidak buang pipis dan hajat sembarangan. Butuh extra tenaga untuk membantu tugas perkembangannya. Bertolak dari sinilah saya tertarik mencari referensi toilet training dan menuliskan kembali dalam sebuah tulisan.

Toilet training menurutku persoalan susah-susah gampang. Kadang ada anak yang diarahkan sekali-dua kali sudah terbentuk pola BAB dan BAK di toilet. Ada juga sampai diingatkan ratusan kali masih saja ngompol atau pub di celana.

Anak yang belum menemukan pola BAB dan BAK baik waktu dan tempat akan menimbulkan banyak persoalan. Rumah kurang steril. Kasur bau pesing. Lantai tidak suci. Kondisi ini pasti akan menguras energi kesabaran orangtua dan bawaannya pingin uring-uringan pada anak.

Adakalanya orang tua tidak ingin direpotkan hal ini. Mereka pakaian pampers terbaik anti bocor. Namun ada anggapan dibalik kehebatan pampers, rupanya menimbulkan persoalan baru pada anak.

Temuan ilmiah Lukitasari (2016), sebuah research menunjukkan dari 32 responden hampir setengahnya 15 (46,9%) responden memakai pampers selama 12-24 jam/hari dan setengahnya 16 (50%) responden mengalami keterlambatan toilet training berat. Dan ada hubungan antara pemakaian pampers dengan keterlambatan toilet training pada anak usia 2-3 tahun. 

Anak yang terbiasa memakai pampers selama 12-24 jam/hari maka akan mengalami keterlambatan toilet training berat. Selain itu juga terrdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler 18-36 bulan di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Pati (Uyun, Siti Arifah, & Dian Nur W, 2016).

Untung saja dua anak saya tidak pakai pampers sepanjang hari. Bukan berarti kami alergi terhadap pampers. Justru pampers sangat membantu saat momen tertentu misal saat hendak bertamu atau sedang dalam perjalanan. Kamipun pakaikan walaupun kadang anak menolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun