Mohon tunggu...
Galen Ardhani
Galen Ardhani Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

May Allah ease your hardships, bring you happiness

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kenapa Ganjar Menolak Israel?

25 Maret 2023   17:08 Diperbarui: 25 Maret 2023   17:24 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: Football Asosiation Israel

Pertarungan opini tentang penolakan vs dukungan terhadap Timnas Israel di Piala Dunia U20 semakin kencang. Bagi para penolak, argumen yang dibangun adalah amanat konstitusi yang menyebutkan Indonesia tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sebelum mereka memerdekakan Palestina. Sementara yang mendukung kehadiran Timnas Israel, mereka menolak dihubung-hubungkan antara politik dan olahraga. Di tengah pertarungan itu, tiba-tiba hadir Ganjar Pranowo dan memberikan statemen menolak kehadiran Timnas Israel. Karena biasanya cuma ngomentari soal Manchester United, Ganjar Pranowo akhirnya jadi omomgan banyak orang karena ngomentari Timnas Israel.

Banyak orang yang kaget dengan pernyataan Ganjar itu. Apalagi pernyataan itu sangat jelas bertentangan dengan Pemerintah Pusat yang menghendaki event Piala Dunia U20 nanti berlangsung sukses. Tentu keinginan Presiden Jokowi adalah ingin mengulang kesuksesan gelaran Asian Games tahun 2018 silam. Maka demi kelancaran Piala Dunia U20 semua pembangunan infrastruktur dioptimalkan, persiapan teknis dan non teknis secepat mungkin diselesaikan. Selain itu 6 kota juga disiapkan untuk menyambut 24 Timnas dari benua Eropa, Asia, Afrika sampai Amerika.

Tapi siapa sangka dalam daftar peserta Piala Dunia usia muda itu ada nama Israel di sana. Salah satu negara yang bertentangan dengan amanat konstitusi kita karena masih menjalankan penjajahan atas rakyat Palestina. Dan sejak proklamasi kemerdekaan tahun 1945, posisi Indonesia sudah jelas yakni berada di pihak Palestina agar rakyatnya meraih kemerdekaan.

Saya jadi membayangkan jika dua kubu itu, antara pendukung dan penolak Israel bertemu satu meja. Bagi pendukung Israel mungkin mereka bisa saja bilang "ah urusan sepakbola beda dengan urusan politik. Maka harus dibedakan. Apalagi banyak event internasional dengan kehadiran Israel. Masak kita mau olak semua." Nah menedengar ucapan seperti itu, para penolak langsung menyambar, "Ok ok saja kita bedakan urusan sepakbola dengan politik, tapi ketika ngomong soal Israel berarti kita ngomong soal kejahatan kemanusiaan. Dan siapapun yang mendukung aktivitas penjahat, berarti mengakui eksistensi kejahatan itu. Padahal itulah yang sedang mereka cari."

Jika ditelusuri, kejadian penolakan Israel ini memang unik. Karena pada ruang inilah PDIP bisa satu suara dengan PKS. Kalau PDIP akar penolakan mereka adalah sikap Soekarno yang mendukung kemerdekaan Palestina. Tapi kalau PKS lebih memilih isu sentimen keagamaan dan sifatnya lebih eksklusif. Tentu pergerakan penolakan kedua partai itu akhirnya melahirkan pergerakan yang berbeda. PDIP secara struktural mengeluarkan statemen resmi, sementara PKS pergerakannya sangat massive di pendukung akar rumput mereka. Bahkan pergerakan di sosial media yang mengarah kepada pergerakan offline juga sudah mulai terbentuk. Padahal dengan pergerakan offline seperti itu, kemungkinan munculnya kerusuhan semakin besar. Dengan perkembangan opini seperti itu, gesekan 212 jilid dua mungkin saja terjadi.

Terkadang tahu tentang banyak hal memang melelahkan. Apalagi jika yang menyelesaikan mesti kita sendiri. Setidaknya seperti itulah yang saya baca dari pernyataan Ganjar. Ketika Ganjar tahu perkembangan situasi di pemerintah pusat, di internal PDIP dan perkembangan media sosial terkait opini Timnas Israel, maka dia mesti mengeluarkan sikap dengan cepat. Dan yang dipilih Ganjar adalah memegang teguh komitmen sebagaimana yang dilakukan para founding father, yakni menolak Israel. Apakah itu salah? Bagi sebagian orang mungkin itu langkah keliru. Tapi sekali lagi, itulah sikap yang ditunjukkan Ganjar kepada kita. Dan mestinya kita bersyukur, karena cuma Ganjar lah yang berani mengeluarkan sikap terkait isu-isu sensitif semacam itu. Bukan dalam rangka mencari perhatian, tapi dalam rangka mengingatkan kita mana yang mesti dipilih dalam kondisi terjepit.

Apakah kamu kira Ganjar tidak merasa terjepit antara kepentingan Presiden Jokowi dan PDIP? Dan pada kondisi susah seperti itu, Ganjar menunjukkan bahwa konstitusi mesti dijunjung lebih tinggi. Caranya? Ya ayo dipikir bareng. Makanya dalam statemennya Ganjar mengatakan "Terkait rencana perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia, saya berharap agar diupayakan langkah-langkah terobosan bersama, tanpa kehadiran Israel. Sehingga penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa dilakukan tanpa mengorbankan komitmen panjang kita untuk mewujudkan Palestina merdeka. Serta, tetap menjaga kedamaian sosial-politik di dalam negeri Indonesia." Jika ungkapannya demikian, maka jalur diplomasi yang harus diutamakan. Golnya adalah Piala Dunia U20 tetap kita selenggarakan, dan timnas Israel tidak menginjakkan kaki di Indonesia.

Kalau saat ini banyak orang yang nyerang, mungkin Ganjar akan jawab ah tidak apa-apa. Bukankah lebih baik dibully satu hari karena mempertahankan negeri dibanding menjual harga diri demi eksistensi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun