Mohon tunggu...
Galuh C
Galuh C Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

hallo wellcome

Selanjutnya

Tutup

Trip

Naiknya Tiket Candi Borobudur, Akankah Mampu Menjaga Kelestariannya?

21 Juni 2022   15:46 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Baru-baru ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan adanya kenaikan harga tiket Candi Borobudur. Hal ini menimbulkan perdebatan dan protes dari masyarakat. Harga tiket yang awalnya Rp50.000 untuk dewasa dan untuk anak-anak/pelajar sebesar Rp25.000 naik menjadi Rp750.000. Sedangkan untuk pengunjung dari mancanegara yang awalnya dikenai biaya tiket sebesar 25 USD untuk dewasa/umum dan 15 USD untuk anak-anak/pelajar naik menjadi 100 USD atau sekitar 1,45 juta rupiah. Alasan kenaikan tersebut adalah untuk menjaga kawasan budaya Candi Borobudur.

Termasuk dalam tujuh keajaiban dunia

Sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan termasuk candi Budha terbesar di dunia, kelestarian Candi Borobudur perlu dijaga karena merupakan warisan kebudayaan dunia (world heritage). Candi yang terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah pada masa pemerintahan wangsa Syailendra sekitar tahun 800-an. Sebagai situs warisan dunia, Candi Borobudur memiliki daya tarik dari warga lokal hingga mancanegara untuk mengunjungi dan melihat wujud dari candi ini. Apalagi pada saat festival Hari Waisak yang digelar setiap tahun sebagai peringatan atas kelahiran, pencapaian penerangan Agung dan menjadi Buddha, dan meninggalnya Budha (Siddharta Gautama) yang semuanya terjadi pada bulan Veskha.

Candi dengan relief Budha terlengkap di dunia

Candi Borobudur memiliki relief Budha terlengkap di dunia dengan stupa utama terbesar terletak di tengah sebagai mahkota bangunan yang dikelilingi tiga barisan melingkar dengan 72 (tujuh puluh dua) stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Budha yang sedang duduk bersila di tengah dengan sikap tangan memutar roda dharma (dharmacakra). Bangunan Candi Borobudur mencerminkan kepercayaan alam semesta dalam kepercayaan Budha. Struktur bangunannya berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan lingkaran sebagai titik pusat. Candi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia dan alam nirwana. Alam dunia terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona kamadhatu (alam manusia saat ini), zona rupadhatu (alam peralihan, manusia bebas dari urusan dunia), dan zona arapadhatu (alam tertinggi, rumah Tuhan). Sedangkan alam nirwana berada di bagian pusat.

Naiknya harga tiket dan terbatasnya wisatawan

Harga tiket masuk Candi Borobudur bagi wisatawan domestik dewasa/umum sebesar Rp50.000 dan Rp25.000 untuk anak-anak/pelajar. Sedangkan untuk wisatawan dari sebesar 25 USD untuk dewasa/umum dan 15 USD untuk anak-anak/pelajar. Namun, harga tiket tersebut naik menjadi Rp750.000 untuk wisatawan domestik dan 100 USD atau sekitar 1,45 juta rupiah untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket sebesar Rp750.000 itu dikhususkan kepada wisatawan yang ingin naik ke area stupa Candi Borobudur. Selain itu, wisatawan mancanegara yang datang ke Candi Borobudur harus menggunakan guide lokal dari warga sekitar Candi Borobudur dan kapasitas untuk naik ke Candi Borobudur dibatasi 1.200 orang setiap harinya.

Alasan pemerintah menaikkan harga tiket dan membatasi kapasitas pengunjung yang naik ke Candi Borobudur karena untuk menjaga kelestarian dan kesucian candi. Hal ini disebabkan selain sebagai warisan kebudayaan dunia, Candi Borobudur termasuk juga tempat pemujaan Sang Budha sehingga dianggap suci. Oleh karena itu, orang yang berkunjung naik ke atas candi hanya orang yang berkepentingan dan memang serius ingin naik ke candi. Sedangkan mereka yang hanya ingin berfoto-foto maka cukup di halaman atau pelataran candi saja.

Menaikkan harga tiket dengan tujuan melestarikan cagar budaya sebagai upaya konservatif merupakan hal yang bagus. Hal ini untuk menghindari terjadinya kerusakan pada warisan tersebut. Selain itu, Candi Borobudur juga mulai mengalami pengikisan akibat beban berat dari banyaknya pengunjung yang naik ke candi. Dan tidak jarang pulang tangan-tangan jail pengunjung yang menyebabkan kerusakan pada bangunan Candi Borobudur. Melalui langkah tersebut semoga pemerintah dapat menjaga Candi Borobudur tanpa menurunkan perekonomian warga sekitar yang selama ini bergantung kepada pengunjung Candi Borobudur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun