Mohon tunggu...
Galbert
Galbert Mohon Tunggu... Pengangguran -

Mengisi waktu dengan mendeskripsikan situasi Pemerintahan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejak Perencanaan, Terminal Bangkalan Tipe A Disinyalir Cacat Mutu (Part-2)

10 Desember 2015   17:06 Diperbarui: 10 Desember 2015   17:44 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“jikalau benar apa yang dikatakan oleh pengawas, berarti bukan salah pengawas nya bapak Galbert... tetapi kemungkinan itu dikarenakan perencanaan dan pelaksanaan nya yang gak bener tuh. ngapain ppk nerima pekerjaan kalo seperti itu???” kompasianer-ryannugroz

Melanjutkan topik sebelumnya mengenai pengawasan pembangunan terminal bangkalan tipe A yang disinyalir tidak efektif sehingga merugikan keuangan Negara. Diketahui, proyek Pembangunan Terminal Tipe A di Bangkalan telah menelan anggaran kurang lebih sebesar Rp 31,8 Miliar sejak tahun 2012 dan berada dalam tahap ke IV pada tahun 2015.

Berikut adalah dokumentasi foto hasil pekerjaan dan kutipan dari tanggapan pengawas proyek yang telah dibahas dalam tulisan sebelumnya.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Tanggapan Pengawas : “waktu itu ada yang bocor, atap itu, kalau setahu saya, yang sekarang dibongkar, setahu saya lho,  itu pake seng, padahal iklim disana seperti itu, kemarin saya minta ke pemborong untuk memperbaiki, pemborong yang sekarang, tak suruh memperbaiki diganti galvalum, ternyata setelah diperbaiki, belum selesai hujan, jadi memang sengnya pake seng, jadi seng itu kalo musuh iklim disana mas ya, hancur ndak umur lama.”

Tanggapan Pengawas : “loh, itu gini, karna itu nanti memang kalau dari ded-nya dipersiapkan pake precast, gitu lo mas, kolom precast itu nanti dimasukkan 80 centi kedalam pasangan pondasi itu, makanya pondasi itu nggak diisi cor, karena nanti dimasukkan ke dalam, ketika dislot, dicor, baru pake panel, gitu, makanya gak pake bekisting cuman gitu tok, makanya saya juga kaget kok seperti itu. ”

Tanggapan Pengawas : “kesannya masangnya jelek, itu saya jelaskan, karna memang di rab itu untuk oskop nggak ada, oskop pinggiran, na oskop itu keluar biaya sendiri, kalo itu nggak ada, saya masangnya gak bisa, kadang saya masang, yang segi empat tak suruh motong-motong.”

Tanggapan Pengawas : “kalau saluran ini, menurut saya lo mas, saya jawab sederhana saja, ini karena satu peristiwa alam, karna gini, posisi urugan ini kan belum stabil, memang kalo kita lihat di rab nya, gak ada pemadatan, wes cukup diurug gitu tok, gak ada pemadatan, nah kemudian saluran ini, menyusul pekerjaannya, jadi urugan belum sempurna, ini nyusul, sehingga ketika dilewati truk-truk yang melakukan pengurugan itu, mesti ada pengaruhnya, walupun secara kasat mata ya, kalo kita liat kasat mata gak ada pengaruh, sebenarnya itu ada, tekanan tanah itu ada, karena memang belum distabilkan.”

Tanggapan Pengawas : “Ini karena dilewati truk-truk itu, Ini nanti mas, sebenarnya sifatnya gak struktur banget, karena nanti ditutup tanah, itu kemarin gini mas, jadi masyarakat minta saluran crossing, jadi saya minta pemborongnya untuk membuat saluran crossing ini, sebenarnya diluar ded yang ini, jadi ini nanti diurug tanah.

Mengenai hasil pengamatan dan klarifikasi kompasianer bersama Pengawas Pekerjaan Proyek Ini, Nugroho selaku anggota tim pengawas independen angkat bicara, “Dari foto kondisi proyek yang anda tunjukkan melalui artikel sebelumnya saya rasa sudah jelas ya, umur teknis dari pekerjaan tersebut sangatlah singkat dan tidak masuk akal, kualitasnyapun dapat saya katakan jelek, itu salurannya baru selesai dikerjakan, belum lagi tiang tiang dan atapnya, apalagi pondasinya yang tanpa bekisting,  saya yakin jika dalam perencanaan, spesifikasi dan juga umur teknis konstruksi tidak mungkin menghasilkan pekerjaan seperti itu. Saya juga merasa aneh dengan tanggapan pengawasnya,

Pertama, penggunaan seng yang katanya tidak tahan lama, sekarang saya tanyakan, seng apa yang baru dipasang dua atau tiga tahun sudah bocor?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun