Wacana merupakan bagian dari masyarakat. Meskipun waktu berlalu dan zaman berubah, hubungan antara wacana dan masyarakat tetap sama.
Perlu diingat lagi, wujud wacana ada empat macam. Pertama, teks. Kedua, ucapan. Ketiga, lakon. Kemudian bentuk yang terakhir adalah artefak.
Abad 21 adalah era digital. Akses terhadap informasi dan komunikasi memang sangat mudah. Ketika teknologi belum maju sepesat ini saja, wacana dapat ditemukan di mana-mana. Apalagi di masa sekarang.
Banyak hal bisa dijadikan bahan kajian tentang analisis wacana. Objek-objek yang sering kita temukan, seperti papan reklame, spanduk, dan poster promosi dapat dianalisis; baik dari struktur tekstual maupun kontekstualnya. Bahkan sebatas percakapan atau dialog pun bisa dikaji.
Kalau bahan kajian di abad 21 sih jangan ditanya. Banyak contohnya.
Para pengguna media sosial misalnya. Mereka bisa mengamati postingan-postingan yang diunggah orang lain, seperti foto dan video, cuitan Twitter atau X (kalau belum diblokir), caption Instagram ataupun Facebook, serta komentar-komentar warga internet (mau yang baik atau yang julid).
Atau para konsumen yang berlangganan layanan streaming, seperti Netflix, Disney+ Hotstar, HBO, dan Amazon Prime. Film-film jadul sampai yang baru rilis maupun series-series produksi dari dalam negeri maupun mancanegara.
Drakor, drachin, dorama, sampai western bisa dianalisis juga. Penonton setia aplikasi Chrunchyroll dan Bstation dapat memanfaatkan berbagai judul anime sebagai bahan kajian.
Iklan, siaran radio, podcast ... dan masih banyak lagi.
Tinggal pilih saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H