Jika hendak membahas tentang analisis wacana tekstual berarti kita membicarakan dua aspek, yakni aspek gramatikal dan aspek leksikal. Apabila dijabarkan lagi, aspek gramatikal mempunyai empat elemen, yaitu pelesapan atau penghilangan (ellipsis), perangkaian (konjungsi), pengacuan (referensi), dan penyulihan (substitusi). Sedangkan aspek leksikalnya mencakup lawan kata (antonimi), kesepadanan kata (ekuivalensi), hiponimi, sanding kata (kolokasi), pengulangan (repetisi), dan padanan kata (sinonimi).
Banyak sekali yang bisa dibahas pada poin pertama ini, tapi kita persingkat saja dengan mengambil beberapa contoh.
"Aku serahkan sisanya pada kalian, ya!"
Kata 'aku' mengacu pada diri sendiri sebagai kata ganti orang pertama bentuk tunggal. Kata 'kalian' mengacu pada orang lain yang menjadi lawan bicara sebagai kata ganti orang kedua bentuk jamak.
"Mau menang atau tidak, aku tidak ada niatan untuk kalah."
Kata 'menang' dan 'kalah' termasuk ke dalam contoh antonimi atau lawan kata.
"Perkara itu terlalu rumit untuk dipikirkan. Aku tidak suka sesuatu yang ruwet, benar-benar merepotkan."
Kata 'rumit' dan 'ruwet' termasuk ke dalam jenis sinonimi atau padanan kata.
Mari berpindah ke poin selanjutnya!
Analisis wacana kontekstual meliputi konteks kondisi atau situasi serta konteks budaya selama peristiwa sedang terjadi. Pada intinya, analisis ini berisi segala sesuatu yang tergolong dalam konteks di luar bahasa, tetapi sangat berpengaruh terhadap wacana.
Misalnya saja seseorang berkata, "Aku sudah menunggu dari tadi sejak mentari belum menampakkan dirinya."