Pernyataan tiba-tiba dari Ketua PB NU Said Aqil Siradj pagi tadi tentang dukungan pribadinya kepada Capres Prabowo membuat jidat ane berkerut sedikit.Seperti halnya dengan idiom dari Syahrini, ini pasti ada sesuatu dibalik itu. Atau juga bisa dikatakan itu pasti ada sesuatu dibalik ini. Hehehe. Maap kebiasaan ane kalau nulis sambil makan siang kesorean memang begini.
Lanjut. Sebelumnya ane sampaikan bahwa ane bukan pembenci Prabowo.Bahkan pada tahun 2012 sebelum Jokowi jadi gubernur DKI ane sempat berpikir Prabowolah yang mungkin paling pantas jadi Presiden berikutnya.Alasannya waktu itu adalah diantara tokoh-tokoh yang ada hampir semuanya memiliki ‘dosa’ dan tidak ada seorangpun yang punya kualitas kepemimpinan dan tidak ada satupun yang memiliki integritas. Ada satu nama yaitu, Mahfud MD yang saat itu menjabat Ketua MK.
Sedikit bercerita, pada waktu itu ane sempat menempatkan Prabowo dan Mahfud pada tempat teratas dari tokoh yang ane harapkan bisa menjadi pemimpin berikutnya. Dan ane lebih memilih Prabowo daripada Mahfud karena Prabowo berasal dari Militer dan Prabowo terlihat konsisten dimana sebagai partai oposisi selalu mengumandangkan Ekonomi pro rakyat. Mahfud sendiri terlalu ‘pendiam’ dan kurang komunikatif.
Saat itu ane dan bahkan hampir mayoritas masyarakat sedang kecewa terhadap SBY dimana sebagai tokoh dari militer dan berpangkat Jendral ternyata SBY sama sekali tidak tegas. Dan ane dan mungkin banyak orang menganggap bahwa kelihatannya Prabowo memiliki ketegasan yang jauh lebih baik dari SBY sehingga mungkin pantas menjadi Presiden berikutnya.
Penilaian itu sebenarnya juga mempertimbangkan 1-2 hal yang penting. Pertama mengenai kasus Penculikan tahun 1998, tetapi ane berpikir positif bahwa sejak tahun 1999 hingga 2009 kasus ini tidak pernah sampai pengadilan sehingga pikiran ane menyimpulkan bahwa mungkin kurang cukup bukti untuk dapat menyalahkan Prabowo dalam kasus ini. Dan yang kedua adalah ada pertanyaan mengapa Prabowo harus ke Yordania sekian tahun dan pulang-pulang langsung muncul dengan kekayaan bernilai Trilyunan rupiah. Untuk masalah ini ane tidak pernah mendapatkan jawaban sama sekali meskipun sudah mencoba mencari tahu, membrowsing dan lain-lain.
Jadi sampai dengan tahun 2012 ane masih menempatkan Prabowo sebagai tokoh yang ane sukai. Sayangnya pada akhir tahun 2012 munculah Jokowi dari kota kecil Solo. Dan setelah memperhatikan sepak terjangnya dalam 2 tahun terakhir, dan mencari tahu apa-apa yang pernah dilakukannya sebelumnya , ane akhirnya lebih tertarik kepada pola kepemimpinan Jokowi dibanding Prabowo.
Jokowi lebih nyata di mata ane.2 tahun terakhir ini, ane dan banyak orang melihat sendiri apa yang mampu dikerjakan oleh Jokowi. Semua orang bisa melihat komitmennya untuk melakukan pekerjaannya dan tanggung-jawabnya.Sementara Prabowo meskipun dikatakan tidak punya dosa, banyak orang menyangsikan prestasinya karena Prabowo menjadi besar dan terkenal karena didukung oleh Keluarga Cendana. Meskipun demikian nama Prabowo masih tetap berharga di mata ane sampai dengan bulan Maret 2014.
Hingga tiba akhirnya bulan Maret 2014 lalu, ketika Jokowi tiba-tiba ditetapkan menjadi Capres oleh PDIP, ane dan semua orang melihat reaksi yang sangat berlebihan dari Prabowo. Prabowo menjadi murka karena hal tersebut.Tak lama kemudian dengan kemarahan yang sangat tinggi dan mata berkaca-kaca, Prabowo mengungkit-ungkit Perjanjian Batu Tulis.Saat itu juga respek ane kepada Prabowo langsung runtuh. Ternyata hanya sampai disini mental seorang Jendral menurut ane dalam hati. Ternyata Prabowo tidak lebih perkasa dari SBY, bahkan mungkin lebih hebat SBY dalam menghadapi situasi yang menyulitkan pribadi/ kepentingannya.
Selanjutnya yang kita lihat pada kampanye-kampanye Pemilu Legislatif, keluarlah kata-kata dari Prabowo tentang Presiden Boneka, Pemimpin Penipu, Pemimpin Ingkar Janji dan sebagainya.Ditambah lagisang Pujangga membuat puisi-puisi murahan menyambung serangan sang Jendral.Benar-benar hilang sudah respek dan simpati ane kepada Prabowo dan Gerindra.
Kronologis Plin-Plannya Prabowo Yang Bisa Memicu Konflik Eksternal.
Selanjutnya, dua hari sebelum Pileg digelar, saat itu Prabowo baru pulang dari Malaysia untuk membantu seorang TKI disana. Ketika ditanya oleh wartawan setelah tanggal 9 april nanti ke arah manaGerindra akan berkoalisi?Prabowo menjawabnya dengan pernyataan bahwa Gerindra akan membangun Koalisi dengan setiap partai yang ada. Bahkan ketika wartawan menanyakan adanya kemungkinan berkoalisi dengan PDIP? Prabowo menjawabnya dengan kata, Insya Allah.Mak jeb, ane langsung bingung dengan tokoh yang satu ini. Entah hanya lips service atau sungguhan yang jelas Prabowo terlihat plin-plan dalam hal tersebut.Sempat ane buat sebuah tulisan tentang kejadian tersebut. [link ada dibawah].
Dan lebih lanjut lagi kita lihat selama 4 minggu ini bagaimana Prabowo dan Gerindranyamengambil langkah-langkan dalam membangun koalisinya ;
1.Mendekati PPP dengancara mendekati pucuk pimpinannya saja yaitu Suryadharma Ali. Dan ternyata cara tersebut terlalu sederhana dan tidak mengakar yang akhirnya menyebabkan konflik hebat di internal PPP.
2.Meminta bantuan Amien Rais untuk membangun koalisi partai-partai Islam plus Gerindra [Koalisi Indonesia Raya].Ini adalah strategi yang sembrono. Prabowo terlihat ingin tahu beres dengan hanya mengandalkan seorang Amien Rais. Dan akhirnya semua orang bisa melihat rencana koalisi ini gagal total. Sampai disini Prabowo mulai panik.
3.Kepanikan Prabowo semakin menjadi ketika Demokrat tak kunjung juga memberi kesempatan untuk bertemu dengan SBY disusul ditariknya dukungan PPP oleh internalnya.Ini membuat Prabowo dan Gerindra menjadi Galau.PPP lepas, Demokrat tidak pasti. Partai tengah tinggal tersisa PKS dan PAN yang sebenarnya harus diperebutkannya dengan Golkar. Dan itu yang membuat Prabowo nekat mendatangi PKS dengan berbagai penawaran menariknya termasuk posisi Cawapres yang masih lowong. Tentu saja tawaran ini tidak disia-siakan oleh PKS dan PKS langsung menyatakan setuju dan mengusulkan 3 nama kadernya untuk dipilih Gerindra untuk menjadi Cawapres Prabowo.
4.Setelah mendapatkan dukungan dari PKS ternyata Prabowo tidak mencoba langsung menarik dukungan PAN untuk menggenapkan angka Presidential Tresholdnya. Malah di titik inilah terjadi perubahan yang luar biasa di kubu Gerindra. Prabowo tiba-tiba datang ke ARB dan mengajak Golkar untuk berkoalisi. Ini mengejutkan semua orang termasuk Golkar sendiri, karena sebelumnya semua orang yakin sekali bahwaARB tetap keukeuh dengan pencapresannya. Bisa jadi langkah panik ini ditempuh Prabowo karena posisiPPP sedangkacau dan sementara PAN masih terlalu dekat dengan Demokrat sehingga Prabowo melakukan spekulasi ini.Dan ternyata disambut hangat oleh ARB karena sebenarnya ARB juga kebingungan mencari rekan koalisi. Golkar pun sedang bingung dengan sikap Demokrat yang acuh tak acuh sehingga kedatangan Prabowo dianggap suatu solusi bagi Golkar juga. Bahkan ARB menindak-lanjuti kunjungan Prabowo dengan kunjungan balasan ditambah bonus bahwa ARB akan mempertimbangkan jadi Cawapres Prabowo.Bravo ! , Koalisi Helikopter terbentuk, Prabowo dapat poin penuh
5.Tapi ternyata setelah itu Prabowo bingung sendiri karena elektabilitas ARB terlalu rendah bagaimana mau melawan Jokowi? Jangan-jangan sudah berkoalisi dengan Golkar dan PKS masih tetap kalah dari Jokowi. Akhirnya Prabowo mencoba kontak lagi dengan PAN dan ternyata disambut dengan baik. PAN juga sudah lelah menunggu Demokrat, apalagi Prabowo juga menawarkan posisi Cawapres yang masih lowong sehingga PAN langsung menyatakan OK.
6.Sampai disini Prabowo menjadi pusing sendiri karena terlalu banyak rekan koalisi. Apalagi tiba-tiba PPP kembali mendekat. Entah apa yang sudah dijanjikan Prabowo kepada PPP sehingga akhirnya PPP secara bulat menyatakan berkoalisi dengan Gerindra. Disisi lain Prabowo harus berusaha‘mengusir’ Golkar dan akhirnya Hasyim Djojohadikusumo yang diberikan tugas untuk itu. Golkarpun menerimanya dengan hati yang sangat dongkol.
7.Selanjutnya setelah Golkar berhasil ‘disingkirkan’, Prabowo mulai dikejar waktu untuk menentukan Cawapresnya dan pilihannya akhirnya jatuh ke Hatta Rajasa dimana Prabowo langsung mengabarkannya ke PAN dan ditindak-lanjuti dengan pengunduran diri Hatta Rajasa sebagai Menko Perekonomian.Tetapi ternyata keputusan Prabowo mengangkat Hatta sebagai Cawapres tanpa sepengetahuan PPP dan PKS. Prabowo sendiri merasa yakin bahwa PKS akan menerima hal itu.Perhitungan Prabowo adalah meskipun kecewa PKS dapat menerima Hatta karena Hatta adalah warga Muhammadiyah dan Anis Matta juga masih tercatat warga Muhammadiyah. Disisi lain PKS dengan waktu tersisa tidak akan mungkin dapat berkoalisi dengan yang lain.Tetapi kita semua lihat ternyata PKS meresponnya dengan negative dan mengancam akan berhitung kembali soal Koalisi dengan Gerindra. Begitu juga dengan PPP yang terlihat sangat kecewa dan marah. Bahkan 2 hari yang lalu Ketua DPP PPP Habil Marati memprotes karena seharusnya tokoh NU yang dijadikan Cawapres Prabowo bukannya Hatta Rajasa. Ane sempat menulis juga tentang berita ini. [link terlampir].
8.Dan kemudian, pada pagi hari tadi ada beberapa berita politik tentang itu, yaitu, Pernyataan WaketumGerindra bahwa Hatta Rajasa adalah Calon kuat Cawapres, disusul pernyataan PPP berikutnya tentang keberatan atas Pencawapresan Hatta dan akhirnya Berita tentang Pernyataan Dukungan pribadi dari Said Aqil kepada Prabowo. Rupanya ada sesuatu dibalik pembicaraan Prabowo dengan PPP sehingga Pencawapresan Hatta Rajasa yang berasal dari kalangan Muhammadiyah ditolak PPP. Ini juga akhirnya menimbulkan gejolak di kalangan tokoh NU yang memang masih ada kaitannya dengan PPP juga.
Akhirnya mungkin dapat disimpulkan apakah Said Aqil juga berminat untuk menjadi Cawapres Prabowo?hanya Prabowo yang tahu hal tersebut. Sangat disayangkan bahwa akhirnya Koalisi Tenda Besar ini menjadi penuh konflik dan intrik hingga menjelang pendaftaran Capres-Cawapres nanti.
Salam Blogger.
Sumber,
http://politik.kompasiana.com/2014/04/08/waduh-prabowo-masih-mau-koalisi-dengan-pdip--647339.html
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/16/0911536/Said.Aqil.Dukung.Prabowo
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/16/0954280/PPP.Tak.Ajukan.Cawapres.ke.Prabowo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI