Mohon tunggu...
Galaxi2014 Okepunya
Galaxi2014 Okepunya Mohon Tunggu... -

Galindra Cakra Setiaji , Anak Gunung yang datang ke Ibukota karena ingin melihat Indonesia Lebih Baik Lagi.\r\n\r\nFollow me @Galaxi2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Pilih ARB Sebagai Cawapres, Jokowi Memang Presiden Boneka

19 Mei 2014   03:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ane memang asli 100% pendukung Jokowi. Tapi bukan berarti buta dalam memberikan dukungan. Langkah apapun dari Jokowi yang melenceng dari koridornya, ane siap mengkritisinya.Gitu deh kira-kira ceritanya.

Ketika Jokowi menyatakan ingin membentuk koalisi ramping ane senang sekali mendengarnya.Itu sesuai dengan pernyataan sebelumnya yang mengatakan tidak akan membentuk kabinet dengan bagi-bagi kekuasaan. Dan kemudian hanya Nasdem dan PKB mendekat, ane setuju senang sekali mendengar kabarnya.Kalau hanya 3 partai tersebut yang menjadi partai pemerintah tentu akan banyak sekali rongrongan dari DPR. Bisa jadi mereka-mereka akan mencoba menggoyang Jokowi dengan alasan apapun. Tapi ane percaya bahwa Jokowi akan mampu mengatasinya seperti yang sudah dilakukannya di Pemprov DKI dimana Jokowi dan Ahok yang hanya berasal dari 2 partai mampu bertahan dari gempuran-gempuran DPRD DKI.

Sebenarnya dari awal Jokowi juga sudah mencoba mengajak Golkar untuk berkoalisi. Kita lihat bahwa sehari setelah Pileg digelar Jokowi mendatangi Golkar setelah sebelumnya sudah mendatangi Nasdem dan PKB.Sudah jelas saat itu Jokowi menginginkan ada tokoh Golkar yang bergabung kepada PDIP atau Golkar secara utuh bergabung dengan PDIP. Alasannya tentu memperkuat koalisi pemerintahan agar tidak terlalu banyak gangguan dari Parlemen.

Pada saat itu mungkin Jokowi sudah memprioritaskan Jusuf Kalla sebagai salah satu kandidat Cawapresnya mengingat Nasdem merekomendasikan hal tersebut. Begitu juga kedekatan Megawati pada JK dan kedekatan PKB pada JK membuat Jokowi menempatkan JK sebagai salah satu kandidat Cawapresnya disamping ada namaMahfud MD dan lainnya.

Kemudian perjalanan waktu membuat Jokowi dan kubu PDIP berhitung dan berhitung ulang lagi tentang siapa yang pantas menjadi Capresnya. Rupanya Jokowi tidak kunjung menentukan Capresnya karena PDIP masih menunggu kepastian koalisinya. Apakah Hanura dan Golkar jadi bergabung atau tidak sehingga mereka pun harus dimintai persetujuannya tentang Cawapres yang akan diusung nanti.

Setelah berjalan mendekati waktu pendaftaran Capres-Cawapres di KPU, Jokowi sempat memberi isyarat bahwa Cawapresnya berasal dari Makassar. Dan kemarin juga Jokowi memberi tahu kepada pendukungnya bahwa inisial nama Cawapresnya adalah dia yang bernama J atau A. sampai disini orang menduga bahwa kalau bukan Jusuf Kalla mungkin Abraham Samad.

Dan Jokowi menjanjikan sehari sebelum Pendaftaran Capres-Cawapres ditutup nama Cawapresnya tersebut akan diumumkan. Secara pribadi ane lebih suka bila Abraham Samad yang menjadi Cawapres Jokowi dibanding Jusuf Kalla yang kurang ane percaya kredibilitasnya.

Pertanyaan terbesar ane sejak sebulan terakhir ini, sebenarnya siapa yang sangat berperan untuk menentukan Cawapres Jokowi, apakah 100 % ditentukan oleh Megawati ataukah keputusan bersama antara Megawati dan Jokowi berdasarkan pertimbangan dan masukan elite PDIP dan rekan-rekan koalisinya.

Manuver Golkar dan Gerilya ARB

Golkar adalah partai yang paling senior diantara partai-partai yang ada. Golkar didominasi politisi-politisi yang handal dan mampu menempatkan Golkar di posisi yang terbaik selama puluhan tahun ini. Dan Golkar selalu berhasil menjadi partai pemerintah.

Dalam beberapa tahun terakhir Golkar dikendalikan oleh ARB. Kita semua tahu bahwa ARB berhasil memaksa seluruh jajaran partai ini untuk mendukungnya menjadi Capres Golkar untuk Pilpres 2014. Dan itu sudah ditetapkan oleh Rapimnas Golkarsejak tahun 2012 dan dilanjutkan iklan-iklan yang ditayangkan hingga akhir tahun 2013.

Tetapi faktanya setelah berjalansatu tahun setengah, Elektabilitas ARB tidak kunjung juga membaik. ARB kurang diinginkan oleh masyarakat. ARB dipandang tidak memiliki prestasi yang baik dan dianggap bertanggung-jawab atas Bencana Lapindo.

Mencermati hal tersebut dari internal Golkar menyuarakan pendapat bahwa sebaiknya pencapresan ARB di evaluasi kembali. Tetapi hal tersebut selalu dijawab dengan aksi-aksi ARB yang selalu mengumpulkan DPD-DPD untuk tetap mempertahankan nama ARB sebagai Capres Golkar. ARB tetap ngeyel untuk menjadi Capres Golkar karena ambisinya memang begitu besar.

Akhirnya kemudianketika Pileg selesai digelar, ternyata Golkar sulit sekali mendapatkan rekan koalisi. Semuapartai papan tengah tidak tertarik untuk mengusung ARB menjadi Capres karena diatas kertas ARB sangat sulit untuk dapat menang di Pilpres. ARB pun mulai berpikir ulang untuk itu dan sempat mempertimbangkan diri untuk menjadi Cawapres Prabowo.

Sayangnya oleh Prabowo meskipun ARB sudah menurunkan derajatnya untuk menjadi Cawapresnya, ARB tetap ditolak oleh internal Gerindra. Alasannya sama yaitu Elektabilitas ARB terlalu rendah sementara lawan Prabowo sangat tinggi elektabilitasnya.

Mendapat penolakan begitu ARB menjadi galau sehingga langsung mendekati PDIP. Niatnya cuman satu yaitu membawa Gerbong Golkar untuk berkoalisi tetapi dengan syarat PDIP harus menjadikan dirinya sebagai Cawapres.Sayangnya permintaan ini ditolak PDIP karena sejak awal Jokowi sudah mensyaratkan koalisi yang dibentuk bukanlah bagi-bagi kekuasaan termasuk posisi Cawapres. ARB pun semakin galau jadinya.

Ini yang membuat ARBmenunda koalisinya dengan Demokrat.Disisi lain Demokrat juga kebingungan dimana SBY oleh internal Demokrat didesak untuk membentuk Koalisi.SBY bingung karena hasil konvensi kurang menjanjikan, elektabilitas pesertanya sangat rendah dan Demokratpun hanya memiliki suara 10%.akhirnya Demokrat menawarkan koalisi kepada Golkar dan bersedia mengusung ARB sebagai Capres.

Sampai disini ARB kembalimerasa mendapat angin. Dan akhirnya kepada PDIP dan kepada Demokrat, ARB berjanji memberikan jawaban koalisi Golkar setelah Rapimnas selesai, yaitu hari ini.

Lalu yang kita lihat selanjutnyaadalah ARB berpura-pura tidak ingin menjadi Capres dan Cawapres lagi. Tapi disisi lain ARB tetap mengumpulkan DPD-DPD sebelum Rapimnas di gelar.Dan hasil dari Rapimnas Golkar adalah:

1.ARB adalah satu-satunya Capres atau Cawapres yang diusung Golkar.

2.ARB diberikan mandat penuh untuk berkoalisi dengan partai manapun.

Point pertama artinya adalah, tidak boleh adakader Golkar yang berkoalisi dengan partai lain dengan membawa-bawa nama Golkar, termasuk Jusuf Kalla atau Luhut Panjaitan atau siapapun.Poin ini juga menjelaskan bahwa setiap partai yang berkoalisi dengan Golkar harus menempatkan ARB sebagai Capres atau Cawapresnya. Dan pembicaraan ataupun ketetapan tentang koalisi dengan Golkar cukup dilakukan dengan kesepakatan dengan ARB saja karena dirinya sudah diberikan mandate penuh.

Dan kemudian yang kita lihat adalah, begitu Rapimnas Golkar ditutup saat itu juga ARB meluncur ke kediaman Megawatiuntuk melaporkan hasil Rapimnas hari ini. Ini sebenarnya lucu karena seorang Ketua Umum Golkar malah melaporkan hasil Rapimnas ke Ketua Umum partai lain.

Apa yang bisa kita simpulkan mungkin, ARB akan mengatakan kepada Megawati bahwa Golkar telah melaksanakan Rapimnas hari ini.ARB memohon agar Megawati mengerti bahwa internal Golkar berniat dan menginginkan agar Golkar berkoalisi dengan PDIP tetapi di satu sisi internal Golkar tetap keukeuh meminta ARB yang harus dijadikan Capres atau Cawapres, bukan tokoh yang lain. Lantas ARB pun memperlihatkan Hard Copy hasil keputusan Rapimnas kepada Megawati.

Sampai disini kalau memang kemudian Megawati memanggil Jokowi dan meminta Jokowi agar bersedia menerima ARB untuk menjadi Cawapresnya, maka yang terjadi adalah ane akan Golput dan menyatakan Mungkin benar bahwa Jokowi adalah Presiden Boneka.

Ane malu sama anak, malu sama tetangga dan malu sama teman-teman. Masa’ iya sih Wakil Presiden yang ane pilih bernama ARB dan Presiden ane bisa dikendalikan penuh oleh partainya? Hehehe…

Salam Blogger

Sumber

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/18/170155/2585180/1562/ini-hasil-lengkap-rapimnas-golkar-menuju-pilpres-2014?n991103605

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/18/165123/2585177/1562/usai-rapimnas-golkar-ical-langsung-meluncur-ke-rumah-mega

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun