Hampir setiap Ramadhan selalu ada masalah yang ditimbulkan oleh FPI. Kalau dihitung hitung mungkin sudah 10 X Ramadhan FPI selalu membuat sensasi dan mengakumulasikan bibit-bibit kebencian di mata masyarakat luas.
Siapa sih yang bisa simpati terhadap kelompok massa yang gemar melakukan pengrusakan terhadap asset orang lain? Siapa sih yang suka dengan orang yang selalu membawa nama agama tapi prilakunya seperti tidak beragama?
Dan siapa sih yang bisa membenarkan orang yang bukan penegak hukum tapi beraksi sebagai penegak hukum?
FPI ini sudah terlalu lama dibiarkan berprilaku ngawur. Sudah terlalu lama Polisi mengelus-elus mereka. Dan sudah terlalu lama beberapa pembesar melindungi dan memelihara mereka. Ini membuat mereka semakin merasa benar, semakin menjadi Arogan. Seolah-olah merekalah penjaga negara ini sesungguhnya.
Di benak kepala FPI dan pasukannya negara ini adalah negara Islam jadi peraturan Islam yang harus ditegakkan. Padahal peraturan Islam juga tidak membenarkan prilaku semena-mena terhadap sesama. Entah ajaran Islam mana yang mereka anut sehingga memperbolehkan mengacak-acak kampung orang dan merusak harta orang.
Dan kemarin kejadian di Kendal sudah seharusnya menjadi titik tolak untuk meredam kesewenang-wenangan FPI.
Kejadian di Kendal bermula dari FPI cabang Temanggung yang sok berlagak pahlawan dengan merazia togel dan masuk kawasan hitam di Sukorejo. Tentu saja karena bukan berasal dari kampung sendiri maka FPI Temanggung ini dianggap sebagai orang luar yang tidak sopan dan berlagak pahlawan ingin mengacak-acak Togel dan merazia warung remang-remang.
Kejadiannya berlangsung pada siang hari dimana hanya ada beberapa pengecer togel dan kegiatan di pasar umum yang biasa. (Aktifitas warung remang-remang biasanya pada malam hari). Dan akhirnya beberapa preman dan dibantu warga setempat yang merasa terusik dengan kedatangan orang luar melakukan perlawanan. Mungkin karena kalah jumlah maka FPI pun lari ketakutan kembali ke iring-iringan mobilnya dan tancap gas.
Karena terburu-buru kemudian salah satu mobil menabrak motor warga dan beberapa orang termasuk satu orang polisi. Motor yang ditabrak terseret belasan meter dan penumpangnya seorang Ibu luka parah dan akhirnya meninggal.
Kemudian warga menjadi semakin marah dan mengepung pasukan FPI. Sekitar 48 orang FPI tunggang langgang bersembunyi di masjid dan mobil yang menabrak ibu tersebut dibakar warga. Untung ada polisi yang membantu menjaga anggota FPI didalam masjid sehingga tidak dikeroyok warga yang marah karena ada saudaranya yang menjadi korban disana.
Setelah kejadian menjadi berita nasional maka Presiden SBY pun bersuara dan menyalahkan FPI. Tidak ada yang salah dari pernyataan Presiden karena Presiden mewakili segala unsur masyarakat. Negara ini bukan negara Islam dan FPI bukan penegak hukum. Apalagi akibat kegiataan FPI tersebut timbul bentrokan dan juga korban meninggal akibat lakalantas. Presiden meminta Polisi menegakkan hukum dan mengendalikan FPI.
Tapi apa yang terjadi, Ketua Umum FPI Habib Rizieq tidak terima pihaknya disalahkan presiden. Bahkan Rizieq menghina SBY dan mengeluarkan pernyataan bahwa SBY memfitnah dan SBY hanyalah seorang pecundang.
Tentu saja si Rizieq ini benar-benar ngawur dan telah melakukan pencemaran nama baik dan bisa saja dituntut Pasal 310 KUHAP kalau tidak salah.
Alangkah baiknya bila pemerintah bersikap seiru untuk menuntaskan kasus ini. Mungkin FPI nya tidak perlu dibubarkan tetapi cukup diarahkan saja. Dan agar mereka tidak selalu Arogan dengan merasa dirinya yang paling baik, sebaiknya Ketua Umumnya dihukum saja. Toh dia sudah melakukan penghinaan kepada SBY secara resmi dan sudah pantas dimejahijaukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H