Mohon tunggu...
Galaxi2014 Okepunya
Galaxi2014 Okepunya Mohon Tunggu... -

Galindra Cakra Setiaji , Anak Gunung yang datang ke Ibukota karena ingin melihat Indonesia Lebih Baik Lagi.\r\n\r\nFollow me @Galaxi2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Elektabilitas Capai 43,5% Jokowi Mulai Membuka Diri

8 Januari 2014   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat tahun baru 2014 buat semuanya, semoga sukses buat rekan-rekan di 2014 ini. Sudah sebulan nggak aktif di Kompasiana kali ini ane mulai ikut-ikutan lagi ngomong-ngomong soal politik. Hehee..

Ya, sesuai judul diatas paska Survey yang telah dilakukan oleh Litbang Kompas pada awal 2014 ini yang menempatkan Jokowi di urutan pertama dengan nilai 43,5% dan disusul oleh Prabowo dengan nilai 11,1% sepertinya telah membuat Jokowi mulai memberi isyarat kepada public tentang, apakah dirinya ingin bertarung pada Pilpres 2014 nanti ataukah tidak.

Survey Litbang Kompas yang direlease 8 Januari 2014 menempatkan hasil sebagai berikut :

1. Joko Widodo: 43,5%
2. Prabowo Subianto: 11,1%
3. Aburizal Bakrie: 9,2%
4. Wiranto: 6,3%
5. Megawati Soekarnoputri: 6,1%
6. Jusuf Kalla: 3,1%

Pada urutan ke 7 dan seterusnya ditempati oleh Mahfud MD, Dahlan Iskan, Anis Bawedan, Hatta Rajasa, Pramono EW dan lainnya dengan prosentase dibawah 3%.

Meskipun sebelumnya sudah berkali-kali ditanya puluhan wartawan tentang pencapresannya dan selalu dijawab oleh Jokowi dengan “nggak mikir..nggak mikir”, tetapi bila melihat dan mengukur dari 2 survey sebelumnya yang juga dilakukan oleh Litbang Kompas terlihat Elektabilitas Jokowi memang sangat kuat, sangat stabil dan terus bergerak naik.

Elektabilitas Jokowi pada akhir Desember 2012 hanya sebesar 17,7%, kemudian pada awal Juli 2013 mencapai 32,5% dan akhirnya pada Akhir Desember 2013 mencapai 43,5%.

Dari hasil ketiga survey itu mungkin bisa dikatakan atau bisa disimpulkan bahwa : Sebenarnya saat ini tentang Keputusan Pencapresan Jokowi di 2014 Sebenarnya Berada di Tangan Jokowi Sendiri.

Kenapa ? Karena dengan elektabilitas setinggi itu bisa saja Jokowi bergerak sendiri tanpa PDIP. Itu bisa diartikan bila Jokowi memang berkeinginan menjadi Capres sementara PDIP tidak mencalonkannya maka bisa saja Jokowi berpindah partai kemana saja dengan peluang 99% akan diterima Partai Manapun yang ada.

Jadi tinggal kembali kepada Jokowi sendiri apakah dia berambisi ingin menjadi Presiden atau tidak. Kalau memang berambisi apakah untuk 2014 ini atau nanti 2019 semuanya bisa dikatakan tergantung apa keinginan Jokowi sendiri.

Secara pribadi ane menyimpulkan bahwa sepertinya saat ini Jokowi memang sudah memberi sinyal bahwa dirinya sudah siap secara mental untuk bertarung di Pilpres 2014. Tetapi disisi lain Jokowi tetap tidak akan menyatakan dirinya berniat maju sebagai Capres.

Dan itu artinya Jokowi memang tetap menyerahkan Pencapresan dirinya kepada PDIP dan Megawati meskipun disisi lain bisa dipastikan Jokowi memang cukup yakin bahwa pilihan terbaik untuk PDIP dan Megawati untuk Pilpres 2014 adalah mencalonkan dirinya sebagai Capres 2014 dari PDIP.

Kesimpulan seperti itu berdasar pada wawancara wartawan dengan Jokowi dimana Jokowi terlihat sedikit mengelak dengan mengalihkan pembicaraan tentang masalah Jakarta. Tapi disisi lain Jokowi mulai berfilosofi tentang Air Yang Mengalir Deras.

Berikut ilustrasi wawancara Jokowi seperti yang direportasekan Detiknews :

Wartawan : Elektabilitas pak Jokowi saat ini tembus angka 43,5%. Bagaimana pak Jokowi sudah siap jadi Calon Presiden 2014? (ilustrasi)

Jokowi : waah.. saya masih repot dengan urusan Jakarta ini. Hujannya deras sekali. (Ilustrasi). "Coba kita lihat, depan kita ini apa? Deres nggak hujannya? Deres kan. Jadi ngurusin derasnya hujan aja. Dilihat hujan deres, jadi ngurusnya hujan aja," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2013). Cuaca Jakarta memang hujan sejak pagi. (detiknews).

Wartawan (penasaran) : jadi gimana nih pak tentang Pilpres 2014? Bisa kasih sedikit pernyataan atau komentar tentang hasil survey? (ilustrasi).

Jokowi : "Hahahahhaa. Ini saya mau keluar karena hujan deres, saya mau cek Jakarta,"

Wartawan : ayo dong pak.. kasih sedikit pernyataan supaya kami tidak penasaran.

Jokowi : "Semua air itu ada muaranya, semua hujan itu juga ada alirannya. Artinya hujan deres seperti ini harus tahu alirannya ke mana," (Berfilosofi).

Wartawan : waaah pak.. kata-katanya jangan bersayap dong. (ilustrasi/ merayu).

Jokowi : "Loh, emang iya, hujan itu ada alirannya, ada muaranya," ujar Jokowi sembari tersenyum.

Sampai disini memang Jokowi tidak memberikan jawaban yang pasti. Tapi mungkin bisa kita simpulkan dari yang tersirat tentang filosofi dari Jokowi :

1. Air itu ada Muaranya (Semua hal itu ada sebabnya/ sumbernya).

2. Air itu mengalir. (Semua hal itu ada jalan nya/ semua hal itu ada yang mengatur).

3. Aliran Air yang Deras harus diketahui arahnya kemana. (Nah sampai disini pembaca bisa mengartikan sendiri kira-kira maknanya ya.. hehee).

Demikian, Salam Blogger.

Sumber :

http://news.detik.com/read/2014/01/08/113320/2461412/10/1/elektabilitas-435-jokowi-hujan-deras-harus-tahu-alirannya-ke-mana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun