Semoga yang baca artikel ini tidak kebingungan setelah membaca artikel ini. Hehehe..
Tulisan ini bersumber dari berita di Kompas.com yang barusan ane baca tentang kebingungan seorang Suryadharma Ali kepada Jokowi yang bisa melejit elektabilitasnya diatas yang lain.Hal ini membuat ane jadi tertarik untuk menuliskannya karena bisa saja selain Suryadharma Ali masih banyak juga politisi yang bingung dengan Jokowi. Dan sebenarnya hal yang seperti ini menunjukkan siapa sebenarnya politisi-politisi kita itu.
Dalam berita yang direlease Kompas.com (link terlampir) disebutkan bahwa Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan yang juga merupakan Menteri Agama RI merasa terheran-heran dengan elektabilitas Jokowi yang setinggi itu. (Jokowi mendapatkan 43,5% dan peringkat kedua Prabowo dengan 11,1%).
Suryadharma Ali (SDA) mengatakan biasanya seseorang bisa menjadi sangat terkenal karena 2 (dua) hal yaitu karena Pemikirannya Yang Luar Biasa atau Prestasinya Yang Luar Biasa. Dan itu tergambar pada sosok Gus Dur dan sosok Ali Sadikin. Sementara Jokowi menurutnya belum pernah berbuat apa-apa (belum berprestasi).
Dan statement dari SDA yang direlease Kompas.com kurang lebih seperti ini :
“Nah, kira-kira menurut Anda, Jokowi kenapa dia terkenal? Saya sendiri bertanya-tanya,” ujar Menteri Agama ini saat berbincang dengan Kompas.com, di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (8/1/2014).
Menurut Surya, Jokowi belum mampu mewujudkan sesuatu yang Monumental seperti yang pernah dilakukan Ali Sadikin. Bila saja Jokowi sudah pernah mewujudkan sesuatu yang Monumental maka partainya (PPP) akan berdiri di depan untuk mendukung Jokowi.
Sampai disini tentu saja bisa dikatakan statement itu tidak salah bila yang mengatakan hanyalah seorang rakyat kecil yang mungkin dengan pendidikan yang terbatas, pergaulan yang terbatas hingga wawasan yang terbatas. Tetapi bila statetment seperti itu disampaikan oleh seorang Poltisi yang jugaKetua Umum dari Partai Politik dan juga merupakan seorang Menteri Agama tentu saja membuat rakyat yang mendengarnya/membacanya akan merasa heran dengan pemikiran yang terlalu sederhana untuk level seorang Menteri dan seorang Ketua Umum Partai.
Dan akhirnyapun seperti yang sudah diduga, pada kolom komentar pada berita kompas com tersebut Suryadharma Ali pun menuai puluhan komentar-komentar pedas dari para pembaca atas statement dangkalnya. (mungkin istilahnya di bully).
Ada yang mengatakan : Suryadharma Ali selama ini sudah berbuat apa untuk masyarakat, kok bisa menjadi Menteri?, kemudian ada yang menanyakan : Puluhan tahun PPP berpolitik, apa yang sudah dihasilkan oleh Partai ini untuk masyarakat? Lalu ada yang mengatakan : Seorang Menteri kok sepicik ini piikirannya ?! Dan lain-lainnya kurang lebih sudah puluhan komentar yang menyerang sang Menteri tersebut.
Disisi lain secara pribadi ane paham dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh para pembaca yang rata-rata berkomentar pedas itu. Mereka bukan mesin yang berkomentar kok, mereka manusia. Heheee..
Mungkin saja di mata mereka, seorang Suryadharma Ali tidak bisa membaca apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang para pemimpin-pemimpin yang ada termasuk dirinya.Dan itu identik dengan kesimpulan bahwa Seorang Suryadharma Ali tidak akan mampu berbuat apa-apa untuk rakyatnya karena dia memang tidak mengerti dan tidak pernah paham kepada apa yang diinginkan oleh rakyatnya.
Ketika rakyat tidak menyukai seorang pemimpin karena tidak mau tahu/ tidak mau mendengar dan tidak mau perduli atas aspirasi rakyat maka otomatis rakyat akan membenci pemimpin tersebut. Sebaliknya kalau rakyat yang sudah cerdas ini dapat menilai seorang pemimpin yang mampu menangkap aspirasi rakyat banyak dan terbukti sedang mencoba mewujudkannya meskipun belum berhasil,maka mereka (rakyat) akan menyayangi pemimpin tersebut.
Ini adalah logika yang amat sangat sederhana. Dan kalau logika seperti ini tidak masuk pada benak seorang Menteri Agama maka yang terjadi adalah keheranan di mata masyarakat. Setinggi apa level seorang Menteri kalau membuat statement hanya bisa seperti itu?
Disisi lain mungkin saja SDA (Suryadharma Ali) berspekulasi dengan mencoba berhitung matematis tentang prestasi Jokowi yang kalau dihitung-hitung sangat sedikit menurutnya.Dengan mengumumkan hasil matematis prestasi Jokowi mungkin SDA berharap Calon Presiden lain akan bisa menyaingi elektabilitas Jokowi.
Sayangnya SDA lupa bahwa Elektabilitas seseorang itu sama sekali tidak berhubungan dengan matematis.
Di satu sisi dengan mengeluarkan statement seperti itu Suryadharma Ali sekali lagi membuktikan bahwa dirinya memang tidak paham dengan apa yang dipikirkan oleh masyarakat dan tidak paham dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat. Bagaimana masyarakat sangat mengapresiasikan apa-apa yang sedang dilakukan Jokowi meskipun belum terwujud jelas dan masyarakat juga sangat tidak mengapresiasikan apa-apa yang telah dilakukan para pemimpin lain termasuk dirinya.
Mungkin seorang Suryadharma Ali harus lebih belajar banyak tentang politik. Utamanya adalah belajar mencoba memahami apa yang dirasakan rakyat, apa yang dipikirkan rakyat dan apa yang diinginkan rakyat dari para pemimpinnya.
Semoga yang membaca tidak bingung. Hehehe…
Salam Blogger.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H