Mohon tunggu...
Galaxi2014 Okepunya
Galaxi2014 Okepunya Mohon Tunggu... -

Galindra Cakra Setiaji , Anak Gunung yang datang ke Ibukota karena ingin melihat Indonesia Lebih Baik Lagi.\r\n\r\nFollow me @Galaxi2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertanyaannya, Itu Koalisi Tenda Besar atau Koalisi Bingung?

5 Mei 2014   19:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ane bukan pengamat politik jadi masih bingung dengan kata Koalisi.Belakangan ini kata ini sering disebut-sebut orang. Dan akhirnya ane googling dan ketemu juga defenisinya.

Arti kata Koalisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Kerja sama Antara beberapa partai untuk memperkuat suara atau memperkuatpendapat partai-partai tersebut di Parlemen. Jadi koalisi yang dimaksudhanya berlakuuntuk kepentingan Suara di Parlemen / DPR RI.

Sedangkan menurut Wikipedia arti Koalisi adalah Gabungan dari beberapa unsur (partai) yang masing-masing memiliki kepentingan sendiritetapi ingin bekerja sama dengan suatu tujuan tertentuatau suatu manfaat tertentu. Biasanya koalisi ini hanya bersifat sementara saja.Dan serupa dengan definisi di Kamus Besar Bahasa Indonesia, menurut Wikipedia kata koalisi memang hanya dikenal pada negera yang bersistim Parlementer dan bukan untuk Negara yang bersistim Presidensial.

Negara kita menganut sistim Presidential jadi sebenarnya tidak mengenal istilah Koalisi Partai di Pemerintahan.Mungkin yang paling tepat istilahnya adalah Aliansi Partai dimana beberapa partai bergabung untuk mendukung seorang Presiden/ Calon Presiden berdasarkan syarat Presidential Treshold pada Undang-undang Pemilu.

Tetapi karena sudah terlalu sering disebut dengan kata Koalisi yatidak masalah dan mungkin akan tetapkita sebut sajasebagai Pemerintahan Koalisi.

Hanya perlu diingat bahwaSistim Presidensial sebenarnya tidak mengenal bagi-bagi kekuasaan ataupuntidak mengenal bagi-bagi kursi menteri.Sistim bagi-bagi kursi menteri lazimnya digunakan pada pemerintahan dengan sistim Parlementer dimana kepala negaranya dipilih oleh Parlemen sehingga disitulah terjadi bargaining kekuasaan atau mudahnya disebut akan terjadibagi-bagi kursi menteri sebelum Parlemen memutuskan siapa yang akan ditunjuk untuk menjadi Presiden.

SejatinyaAliansi Partai atau Koalisi Partai pada pemerintahanyang menganut sistim presidensial adalah kerja sama yang erat demi memperjuangkan suatu tujuan yang besar dan bukan sekali-sekali untuk membagi-bagikan kekuasaan.

Dan sesuai dengan momentum Pilpressaat ini maka bisa dikatakan Koalisi yang direncanakan dan yang akan dibentuk oleh PDIP dan Jokowi adalah Koalisi yang benar dan sesuai dengan Sistim Presidensial.Sebagai Presiden (nantinya) Jokowi tidak mungkin digoyang oleh partai-partai di Parlemen karena dengan alasan tidak membagi-bagi kursi menteri.

Presidentidak bisa dijatuhkan oleh Parlemen karena Presiden dipilih langsung oleh Rakyat. Presiden bisa dijatuhkan oleh DPR/ Parlemen apabila Presiden melakukan pengkhianatan pada Negara,melakukan tindakan Kriminal atau Presiden melanggar Konstitusi.

Parleman/ DPR memang bertugas mengawasi Presiden dan bekerja sama untuk membuat kebijaksanaa/ Undang-undang demi kepentingan Negara. Tetapi diluar dari alasan-alasan tersebut, Parlemen/ DPR tidak bisa dan tidak boleh mengganggu Presiden.

Istilah Koalisi Tenda Besar Sebenarnya Membingungkan.

Yang menarik saat ini adalah Koalisi/ Aliansi Partai yang akan dibangun oleh Gerindra dimana dari kubu Gerindra mengatakan akan membangun koalisi dengan berbagi kekuasaan (berbagi kursi menteri).Dan Gerindra menamakan Koalisinya dengan nama Koalisi Tenda Besar.

Kalau kita bertanya kepada Gerindra, apa tujuan Gerindra membuatKoalisi Tenda Besar tersebut tentu Gerindra akan kebingungan menjawabnya. Bisa saja mereka mengatakan alasannya adalah untuk menampung aspirasi partai-partai yang ikut di dalamnya.Tapi kalau itu yang dikatakan tentu saja tidak kuat alasannya karena untuk menampung aspirasi partai kan sudah ada wadahnya di Parlemen.

Yang terbaca oleh masyarakat adalah Gerindra ‘membeli’ dukungan dari partai-partai yang dikumpulkannya dalam tenda besar. Nah disini adalah kesalahan besar karena sudah jelas pada pemerintahan SBY terbukti bahwa membagi-bagi kekuasaan adalah kebijaksanaan yang salah kaprah.SBY tetap tidak didukung oleh rekan-rekan koalisinya. Partai-partai koalisi di SBY malah memanfaatkan posisi di kementerian yang dijabatnya untuk menguras dana kementerian demi kepentingan partainya dan pribadinya. Bahkan salah satu partai koalisinya menusuk dari belakang. Jadi sungguh tragis kalau Prabowo mau mengikuti jejak SBY dengan membangun koalisi besar.

Bagaimana cara mengonrol menteri-menteri dari sejumlah partai yang berbeda? Hal-hal seperti ini tidak akan mampu dijelaskan oleh Prabowo dan Gerindra.Dan yang ditakutkan dari jenis koalisi seperti ini adalah para menteri yang berasal dari partai-partai yang berbeda akan dimanfaatkan oleh rekan-rekan sesame partainya untuk mengeruk dana partai. Dan bilamana Prabowo yang menjadi Presiden mencoba menghentikannya maka rekan-rekannya di Parlemen akan menekan Presiden. Dan bisa jadi juga menteri-menteri tersebut tidak bekerja maksimal dan membuat Presiden yang ada menjadi sangat repot dan mendapatkan nama yang buruk di masyarakat. Mungkin bisa dibilang kondisi seperti ini seperti Lingkaran Setan.

Selanjutnya cara Prabowo mendirikanTenda Besarnya sungguh membingungkan.Semua partai yang diajak berkoalisinya ditawarkan posisi Cawapres untuk mendampinginya. Hal ini tentu membingungkan partai-partai yang akan diajak berkoalisi. Akhirnya partai-partai ini hanya bilang iya dan iya tetapi dalam hatinya mencoba mencari alternative lain. Ini yang menyebabkan koalisi Tenda Besar tidak kunjung-kunjung berdiri juga. Makanya ane sebut pada judul diatas adalah Koalisi Bingung.

Dan akhirnya kalau kita ingin menyimpulkan, bahwasejogjanyaAliansi Politik atau Koalisi Politikuntuk pemerintahan berikutnya, berdasarkan sistim Negara kita yang menganut sistim presidensial dan juga belajar dari pemerintahan SBY saat ini, maka koalisi yang paling tepat adalah Koalisi tanpa bagi-bagi kursi seperti yang akan dilakukan oleh Jokowi.

Salam Blogger

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun