Mohon tunggu...
Galant Mahkota
Galant Mahkota Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahsiswa

saya dipanggil Galant merupakan alumnus Universitas Andalas serta bangga menyebutkan diri sebagai kader HMI..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Re-Build Confidance Pemimpin dalam Kajian NDP

14 November 2022   12:35 Diperbarui: 14 November 2022   12:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Studi kepemimpinan merupakan sebuah term diskusi yang lumrah diperbincangkan disetiap forum-forum kemahasiswaan, banyak pelatihan kepemimpinan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi kemhasiswaan disetiap lapis tinggkatannya. Dalam pelatihan tersebut acap kali kita diperdenggungkan dengan teori-teori kepimpimpinan serta pemahaman manajerial yang sering diceramahkan oleh setiap narasumbernya. Namun kajian tersebut masih belum mengilhami nafas perjuangan mahasiswa dalam bentuk yang lebih konkrit, penulis melihat jiwa kepemimpinan disetiap kader organisasi masih mentah dikarenakannya pemahaman yang hanya sebatas teoritis.

Himpunan mahasiswa Islam sebagai organisasi ke-mahasiswa-an tertua bahkan penulis pikir yang terbesar serta masih aktif dalam berkontribusi dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara sampai hari ini nyatanya masih terdapat krisis kepemimpinan didiri setiap kader. Kerusakan-kerusakan dalam tubuh organisasi yang diciptakan oleh pemimpinannya penulis amati itu karena tidak memahami makna maupun nilai dalam platform ideolgy yang HMI miliki.

NDP sebagai naskah??? NDP hanya menjadi naskah suci yang diagungkan serta disakralkan oleh Kader HMI untuk tidak boleh disentuh, hal ini menjadi sebuah pertanyaan yang sering mengganggu waktu mengopi penulis ketika melihat realitas ini. Kader HMI penulis lihat sudah seperti Zombie (Manusia Hidup Tanpa Ruh). Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti, apakah memang NDP itu hanya boleh dibaca oleh segelintir orang? Apakah NDP se ribet itu untuk memahaminya? Apakah teks NDP tersebut tidak boleh kita anasir secara serampangan dengan hanya modal rasio kita yang terbatas? Apakah harus memiliki literasi keislaman baru bisa kita dapat memahami teks NDP secara Kaffah?. Nah, pertanyaan-pertanyaan serupa masih banyak lagi yang menghantui diri kader untuk tidak membuka teks NDP yang begitu sakral tersebut.

Alhamdulillah semalam beberapa pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah mulai terjawab walaupun pastinya tidak semua pertanyaan tersebut bisa terjawab dikarenakan keterbatasan waktu dan momentum yang memaksa penulis untuk mencari jawaban di luar sana yang gelap gulita dan tak tau arah itu. (semoga saja bisa momentum seperti ini dapat terulang lagi). Dalam pembahasannya abangda MHR Shikka Songge menjelaskan bahwasanya NDP itu merupakan sebuah penemuan yang sangat berarti dalam tinta sejarah HMI. Beliau mengatakan NDP itu memiliki tiga fungsi utama yaitunya sebagai doktrin, sistem berfikir, dan ideoligi.

Dalam pertemuan yang singkat itu saya mendapatkan jawaban apa relevensi taktis NDP sebagai nafas kita (Kader) untuk bergerak. Sistem berfikir akan menghasilkan awarenes- awarenes akan menghasilkan keyakinan utuh untuk terlepas dari belenggu sistem yang menggegang selama ini. Ali Syariat pernah menyatakan penjara-penjara sosial akan menjadi beban untuk menjadikan orang merdeka secara hakiki. Penjara sosial ini dikarenakan kita terkunggung dalam sistem berfikir orang-orang disekitar kita, padahal NDP sudah memberikan penjelasan kepada kita semua untuk berfikir secara hanif dalam melihat realitas secara objektif.

Khalifah fiil Ard merupakan misi kita sebagai manusia dimuka bumi ini hendaknya terealisasi untuk menyiapkan bekal kita di hari akhir nantinya, semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa berada di jalan yang lurus lagi benar. Menterjemahkan makna Khalifah dimuka bumi kita perlu confidence sebagai bentuk pertahanan prinsip kita dari hal-hal yang sifat materiil dan duniawi.

NDP memberikan jawaban atas semua itu yaitunya pemahaman disetiap bab-nya akan mengantarkan kita menjadi manusia yang merdeka dan khaffah, kita harus mengintegrasikan setiap nilai yang ada disetiap bab-nya secara parsial (utuh). Pemaknanaan secara utuh ini akan menjadi confidance kepada setiap kader dalam bergerak dan berjuang tanpa terbelenggu dari intervensi manusia dan lingkungan sekitar.

“tidak ada perjuangan tanpa pengorban, tidak ada pengorbanan tanpa ke-ikhlasan”

Billahi taufik wal hidayah

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakutuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun