Setali tiga uang, hal ini menjadi sebuah pengahrgaan besar untuk Semarang yang dipandang memilik pluralitas yang begitu harmonis dalam kehiduapn bermasyarakat. Berbagai macam perbedaan aspek di dalamnya ternyata tidak memungkiri untuk tetap bersikap toleran dalam beragama.
Hal ini juga seharusnya menjadi dorongan bagi Perguruan Tinggi sekitar turut mampu membangun dinamika yang ada. Sehingga, mampu memberikan suntikan bagi Perguruan Tinggi di Indonesia lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Toleransi beragama di kampus, merupakan gelora sikap kebangsaan mahasiswa. Jadi, sudah saatnya mahasiswa membumikan sikap toleransi beragama di kampus, dengan cara membuka kesadaran untuk membuka diri dan saling menghargai.
Jika sikap tolernasi beragama telah hidup di dalam kampus, hal ini merupakan angin segar bagi negara Indoenesia. Dimana representasi sendi-sendi kehidupan dari berbagai penjuru Indonesi mampu menampilkan sikap tolernasi beragama yang baik. Implikasinya, duta-duta daerah mampu menampilkan perilaku tersebut ketika kembali kedaerah asalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H